Perubahan gaya hidup dan pola makan menjadikan negara Indonesia mengalami transisi epidemiologi dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular sudah menjadi penyebab kematian lebih dari 7,03 juta orang setiap tahunnya, atau setara dengan 87,1% dari total kematian di Indonesia. (1) Bukankah ini angka yang sangat fantastis sobat ilmugiziku? mengingat setiap tahun menjadi penyebab kematian terbesar di Indonesia. Berbagai upaya penanganan gizi dilakukan untuk meningkatkan angka harapan hidup, mengontrol gejala penyakit dan menurunkan risiko terjadinya komplikasi. Lalu bagaimana penjelasan detailnya? Yuk, disimak melalui penjelasan berikut ini!

Sebelum sobat ilmugiziku belajar mengenai strategi penanganan gizi penyakit tidak menular. Alangkah baiknya mengetahui terlebih dahulu 3 penyakit tidak menular yang banyak diderita masyarakat Indonesia. Berikut penjelasannya!

1. Stroke

Sobat ilmugiziku, tahukah kalian jika stroke menempati urutan pertama penyakit tidak menular yang paling banyak diderita di Indonesia. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 prevalensi masyarakat Indonesia yang mengalami stroke sebesar 8,3%. (2) Bahkan meningkat sangat pesat pada usia lansia yaitu sebesar 35,4% (65-74 tahun), dan 41,3% (75+ tahun). Jika mengacu pada data BPS, tahun 2023 penduduk Indonesia yang masuk dalam kategori lansia sebanyak 32,7 juta, itu berarti lebih dari 11,5 juta lansia mengalami stroke. (3) Stroke diketahui menjadi penyebab kematian tertinggi kedua di seluruh dunia dan menjadi penyebab ketiga kecacatan pada lansia.

2. Hipertensi

Seseorang dikatakan hipertensi jika mempunyai tekanan darah diastolik sebesar ≥90 mmHg atau tekanan darah sistolik ≥140 mmHg. (4) Hipertensi menempati urutan kedua penyakit tidak menular yang paling banyak diderita di Indonesia. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia tahun 2023 prevalensi hipertensi sebesar 8%. Lagi-lagi meningkat pada usia lansia 23,8% (65-74 tahun), dan 26,1% (75+ tahun). (2) Itu artinya, lebih dari seperempat lansia di Indonesia menderita hipertensi.

FOTO ARTIKEL WEBSITE-41

3. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi yaitu sebesar ≥200 mg/dL pada pemeriksaan gula darah sewaktu. Penyakit ini menempati urutan ketiga penyakit tidak menular yang paling banyak diderita di Indonesia. Data terakhir menyatakan bahwa prevalensi diabetes mellitus sebesar 1,7%. (2) Meningkat 1% jika dibandingkan data pada Riskesdas tahun 2018. (5) Tren makanan dan minuman manis yang terus menerus menyasar berbagai kalangan, menyebabkan peningkatan risiko diabetes mellitus yang lebih tinggi.

Sebenarnya masih ada beberapa penyakit tidak menular yang prevalensinya
cukup tinggi di Indonesia. Penyakit tidak menular tersebut yaitu kanker (1,2%),
jantung (0,85%), dan Ginjal Kronis (0,18%). (2) Namun persentasenya tidak
setinggi penyakit stroke, hipertensi, dan diabetes mellitus.

Lantas Bagaimana Kiat dalam Penanganan Gizi Penyakit Tidak Menular?

Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu mengetahui jenis penyakit tidak menular yang diderita. Ini penting untuk melakukan upaya lebih dalam penanganan gizinya. Misalnya saja penyakit tidak menular gagal ginjal kronis, pada penyakit ini bukan hanya mengurangi konsumsi natrium namun juga harus memperhatikan asupan cairan. Sebab konsumsi cairan yang berlebih pada gagal ginjal kronis akan menyebabkan edema (pembengkakan). Untuk lebih jelasnya, simak upaya penanganan gizi penyakit tidak menular berikut ini!

1. Konsumsi Makanan dengan Gizi Seimbang

Gizi seimbang didefinisikan sebagai susunan pangan sehari-hari dengan jumlah dan jenis yang sesuai dengan kebutuhan. Konsumsi gizi seimbang bukan hanya ditujukan untuk orang-orang sehat namun juga untuk berbagai penyakit tidak menular. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang dapat meningkatkan angka harapan hidup, penelitian yang dilakukan Fadnes (2023) memperoleh hasil masyarakat yang mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang harapan hidupnya meningkat hingga 10 tahun. (6)

2. Batasi Konsumsi GGL (Garam, Gula, dan Lemak)

Pemerintah sebenarnya sudah mengatur batas aman konsumsi gula, garam, dan lemak di Indonesia. Upaya ini terdapat pada peraturan pemerintah No. 28 tahun 2024. Berdasarkan peraturan tersebut, konsumsi gula yang dianjurkan yaitu 50 gram (4 sdm), garam 2.000 mg (1 sdt), dan lemak 67 gram (5 sdm minyak goreng) per hari.(7) Pada penderita penyakit tidak menular, konsumsi GGL harus lebih rendah dibandingkan dengan batas maksimal yang ditetapkan pemerintah. Pada penyakit tidak menular konsumsi GGL yang tidak dibatasi akan memperparah penyakit. Contohnya saja penyakit diabetes, penyakit ini jika mengkonsumsi gula secara berlebihan akan berdampak pada kerusakan saraf, ginjal, bahkan pembuluh darah. Oleh karena itu, upaya penanganan gizi penyakit tidak menular yang tidak boleh di anggap remeh adalah pembatasan GGL.

3. Hindari Konsumsi Ultra Processed Food

Ultra processed food adalah berbagai jenis makanan atau minuman yang diolah industri dengan berbagai tambahan gula, garam, dan lemak dalam jumlah yang tinggi. Makanan atau minuman yang termasuk ultra processed food diantaranya frozen food, mie instan, kue, biskuit, roti, sereal, es krim, minuman soda, ciki-ciki seperti keripik, kentang dan masih banyak yang lainnya. Sobat ilmugiziku, tahu gak kenapa konsumsi ultra processed food harus dihindari dalam penanganan penyakit tidak menular? ya, ini bukan hanya ultra processed food mengandung tinggi gula, garam, dan lemak. Namun ternyata makanan dan minuman ultra processed food dapat menurunkan penyerapan beberapa vitamin dan mineral seperti vitamin B12, vitamin D, vitamin E, niasin, piridoksin, tembaga, magnesium, mangan, dan seng dalam tubuh. (8) Padahal, beberapa vitamin dan mineral tersebut bermanfaat lho untuk mengurangi keparahan penyakit. Jadi, masih mau konsumsi ultra processed food terus-terusan nih?

FOTO ARTIKEL WEBSITE-42
4. Beralih Konsumsi Real Food

Real food adalah makanan yang tidak mengandung tambahan zat aditif dan melalui proses pengolahan yang minim. Makanan yang dikonsumsi dengan pengolahan minim memiliki kandungan gizi yang lebih optimal. Misalnya saja pisang, buah ini jika digoreng vitamin C nya 2,79 mg, namun jika tidak di goreng sebesar 2,84 mg. Penggorengan menyebabkan penurunan vitamin C pada pisang dan ini juga akan terjadi pada beberapa makanan lainnya. (9) Sobat ilmugiziku perlu tahu bahwa vitamin C bermanfaat meningkatkan sistem imun tubuh bahkan membantu menurunkan tekanan darah.(10) Dapat disimpulkan bahwa ketika penderita penyakit tidak menular terus menerus mengkonsumsi makanan yang digoreng, ditambahkan zat aditif lainnya maka konsekuensinya adalah tidak memperoleh kandungan gizi secara maksimal. Oleh karena itu, penting untuk segera beralih dari konsumsi makanan olahan ke konsumsi real food. Selain kandungan gizinya optimal, juga ekonomis dan praktis.

Selain upaya di bidang gizi, upaya lain juga perlu dilakukan. Seperti meningkatkan aktivitas fisik, mengelola stress, tidur yang cukup, mengontrol berat badan dan cek kesehatan secara rutin. Dengan begitu, masyarakat yang menderita penyakit tidak menular dapat minim mengalami komplikasi dan meningkatkan angka harapan hidupnya.

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Santika, Erlina F. Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular Paling Banyak Ditemukan di Indonesia [Internet]. 2020. Databoks. [cited 2024 Dec 24]. Available from: https://databoks.katadata.co.id/layanan-konsumen- kesehatan/statistik/ddc29e2122d0845/kematian-akibat-penyakit-tidak-menular- paling-banyak-ditemukan-di-indonesia.
  2. Kemenkes BKPK. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Dalam Angka. 2023. Jakarta: 2023.
  3. Badan Pusat Statistik. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023. Jakarta: 2023.
  4. World Health Organization. Hypertension [Internet]. 2023. [cited 2024 Dec 22]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension.
  5. Kemenkes RI. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar 2018. 2018. Jakarta: 2018.
  6. Fadness, et al. Life Expectancy Can Increase by up to 10 Years Following Sustained Shifts towards Healthier Diets in the United Kingdom. Nature Food. 2023:4:961-965.
  7. Kemenkes. Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 2024. 2024. Available from: https://indonesia.go.id/kategori/editorial/8489/kebijakan-kesehatan-terbaru-aturan- ketat-gula-garam-lemak-dalam-produk-pangan?lang=1.
  8. Louzada, et al. Impact of Ultra-Processed Foods on Micronutrient Content in the Brazilian Diet. Revista De Saude Publica. 2015:49(45):1-8.
  9. Tetelepta, et al. Pengaruh Cara Pengolahan Terhadap Sifat Fisikokimia Pisang Tongka Langit (Musa troglodytarum). Jurnal Teknologi Pertanian. 2015:4(1):14-18.
  10. Juraschek, et al. Effects of Vitamin C Supplementation on Blood Pressure: a Meta- Analysis of Randomized Controlled Trials. The American Journal of Clinical Nutrition. 2012:95(5):1079-1088.

Dasar utama untuk menciptakan masyarakat yang sehat adalah gizi yang baik. Program gizi di masyarakat memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas hidup dengan memastikan bahwa setiap individu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan seimbang. Program-program ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki status gizi, tetapi juga untuk mengurangi angka malnutrisi, mencegah penyakit terkait gizi, dan meningkatkan kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat. Artikel ini akan membahas berbagai jenis program gizi yang dapat diimplementasikan di tingkat masyarakat dan perannya dalam memperbaiki status gizi masyarakat.

Program Gizi Masyarakat di Indonesia

1. Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT)

Program ini bertujuan untuk memberikan makanan bergizi kepada kelompok rentan seperti ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan anak-anak usia sekolah. Program PMT sering kali dilaksanakan melalui posyandu atau kegiatan bantuan sosial yang dikelola oleh pemerintah daerah. Pemberian makanan tambahan ini membantu mencegah masalah gizi buruk, terutama di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan akses pangan bergizi. (1)

2. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

Posyandu adalah pusat layanan kesehatan yang memberikan layanan kesehatan dasar, termasuk pemantauan status gizi balita, imunisasi, dan edukasi mengenai pola makan sehat kepada ibu dan anak. Melalui posyandu, masyarakat dapat mengakses pelayanan kesehatan yang terjangkau, termasuk pemeriksaan gizi secara berkala. Posyandu memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya ibu dan anak, yakni mencegah peningkatan angka kematian ibu dan bayi, menyediakan pelayanan kesehatan, memberikan imunisasi, memantau tumbuh kembang anak, menyediakan informasi kesehatan, serta menyediakan layanan konsultasi (1)

3. Program Keluarga Harapan (PKH)

Program Keluarga Harapan memberikan bantuan sosial berupa uang tunai dengan syarat tertentu kepada keluarga miskin, terutama yang memiliki anak balita atau ibu hamil. Dalam program ini, penerima manfaat diwajibkan untuk mengikuti pemeriksaan kesehatan dan memenuhi standar gizi tertentu. PKH juga menjadi salah satu instrumen penting untuk memastikan pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat di lapisan ekonomi bawah. (3)

FOTO ARTIKEL WEBSITE-39
4. Program Penurunan Stunting

Stunting menjadi masalah serius yang dihadapi Indonesia, dengan prevalensi yang masih tinggi. Pemerintah Indonesia melalui berbagai kebijakan dan program seperti “Gerakan Nasional Percepatan Penurunan Stunting” berupaya untuk menurunkan angka stunting di Indonesia. Program ini fokus pada peningkatan gizi ibu hamil, pemberian ASI eksklusif, serta makanan pendamping ASI yang bergizi. Stunting dapat berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk: Penurunan kemampuan intelektual, Hambatan kemampuan motorik, Peningkatan risiko penyakit degeneratif di masa mendatang, Kerusakan sel otak. Maka dari itu penurunan angka prevalensi stunting sangat diproritaskan untuk saat ini guna meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan keluarga. (2,4)

5. Diversifikasi Pangan dan Konsumsi Pangan Lokal

Program diversifikasi pangan bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada konsumsi beras sebagai sumber utama karbohidrat dan meningkatkan konsumsi pangan lokal yang bergizi. Diversifikasi konsumsi pangan tidak dimaksudkan untuk mengganti beras, tetapi mengubah pola konsumsi masyarakat sehingga masyarakat akan lebih banyak mengonsumsi jenis pangan dan lebih baik gizinya. Program ini mendorong masyarakat untuk mengonsumsi berbagai jenis makanan yang berasal dari hasil pertanian lokal seperti jagung, ubi, sagu, dan sayur-sayuran yang lebih terjangkau dan bergizi. (6)

6. Kampanye Edukasi Gizi melalui Media dan Sekolah
FOTO ARTIKEL WEBSITE-40

Pemerintah Indonesia juga melaksanakan kampanye edukasi gizi melalui media massa, internet, dan program-program yang ditujukan ke sekolah-sekolah. Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pola makan sehat, pentingnya konsumsi makanan bergizi, dan dampak dari konsumsi makanan tidak sehat (seperti makanan cepat saji dan minuman manis). Di sekolah, program ini sering melibatkan siswa dalam kegiatan penyuluhan tentang pentingnya gizi yang seimbang. (5)

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
  2. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). (2021). Program Nasional Penurunan Stunting 2021. Jakarta: Bappenas.
  3. Kementerian Sosial Republik Indonesia. (2021). Program Keluarga Harapan (PKH) 2021. Jakarta: Kementerian Sosial RI.
  4. World Bank. (2020). Indonesia’s Stunting Reduction Program: Challenges and Opportunities. Washington, DC: World Bank Group.
  5. Sucita Lestari Natalina. Kampanye Sarapan Bergizi Seimbang Melalui Media Instagram dalam Rangka Pekan Sarapan Nasional 2023 di TK Tri Insani Permata Kota Pekanbaru. {Internet]. Madaniya Pustaka. 2024. {cited 2024 Des.] Available from: https://www.madaniya.pustaka.my.id/journals/contents/article/download/874/600/
  6. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. 2024. Mencapai Ketahanan Pangan Melalui Diversifikasi Pangan. Jakarta: Kementerian Pertanian RI.

Pernah mendengar kalau konsumsi protein pasca operasi dilarang karena dianggap bikin luka ga kering, gatal, dan berbagai alasan lainnya? Namun benarkah demikian? Faktanya protein merupakan zat pembangun yang dapat membantu memperbaiki jaringan tubuh loh.

Protein Zat Gizi Penting dalam Penyembuhan Luka

FOTO ARTIKEL WEBSITE-10

Zat gizi memiliki peran penting dalam proses penyembuhan luka. Kondisi malnutrisi dapat menyebabkan gangguan pada tahap penyembuhan luka seperti pemanjangan fase inflamasi, hambatan proliferasi fibroblast, dan menurunnya sintesis kolagen. Selain itu kondisi tersebut dapat memicu infeksi dan hambatan penyembuhan luka (3,5). Seringkali kondisi pasca operasi menyebabkan sebagian orang membatasi makanan yang dikonsumsi termasuk protein. Terdapat banyak referensi yang bersifat turun-temurun dan menyebabkan mereka menghindari makanan yang berasal dari protein hewani (2). Selain memicu kekurangan zat gizi, ternyata menghindari protein setelah operasi bukan merupakan pilihan yang tepat karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Penelitian menyebutkan bahwa protein dapat membantu memperbaiki jaringan, pembaharuan sel, dan penyembuhan luka (6). Asupan protein yang cukup dapat mempercepat penyembuhan dan meminimalkan risiko komplikasi.

Protein Membantu Sintesis Kolagen

Pembentukan jaringan baru memerlukan beberapa tahapan yaitu angiogenesis, pengendapan kolagen, dan epitelisasi, Pada fase ini protein diperlukan untuk membantu proses pembentukan jaringan baru. Kolagen merupakan protein alami berserat dan tak larut yang ada dalam tubuh manusia. Kolagen dapat membantu proses penyembuhan luka dengan menarik sel kulit baru menuju area yang terluka, sehingga jaringan akan cepat pulih dan kuat. Asam amino arginin dapat membantu pembentukan kolagen. Kekurangan protein dapat menyebabkan penurunan perkembangan kolagen sehingga memperlambat penyembuhan luka. Setelah jaringan terbentuk maka akan terjadi proses pematangan dan penguatan jaringan yang memerlukan protein, serta zat gizi lain seperti vitamin c dan seng (4).

FOTO ARTIKEL WEBSITE-17

Protein Membantu Meningkatkan Imunitas

Operasi dapat melemahkan imunitas sehingga diet tinggi kalori tinggi protein dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, Keberadaan asam amino mampu membantu produksi antibodi yang berfungsi dalam mengurangi risiko infeksi dan komplikasi pasca operasi. Makanan yang mengandung protein tinggi seperti telur, ikan, daging, dan unggas. Selain itu protein juga bisa didapatkan dari tempe, tahu, dan kacang-kacangan (1).

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Apriyanto M. Pengetahuan Dasar Bahan Pangan. Banten : CV AA Rizky 2022
  2. Hazaini, Y., Syarifah M., & Cut O. The Correlation Between Food Consumption and Wound Healing Process Among Postpartum Mothers with Post-Op Section Caesarea in Teungku Peukan Regional Hospital of Aceh Barat Daya. Journal of Healthcare Technology and Medicine 2022 8(2)
  3. Nelms M, et al. Nutrition Therapy and Pathopysiology. 2ndedition.International edition. Wadsworth cengange learning 2007
  4. Paul G., Jim I. & Mehtab A. The Role of Nutrition in Wound Healing : An Overview. British Journal of Nursing 2021 30(5)
  5. Rosdiana R., Agussalim B., Nurpudji A., & Mardiana M. Pemberian Protein yang Adekuat Mempercepat Penutupan Burst Abdomen Pada Pasien Geriatri dengan Tumor Kolon. Indonesian Journal of Clinical Nutrition Physician 2018 1(1)
  6. Wang X., Yu Z., Zhou S., Shen S., & Chen W. The Effect a Compound Protein on Wound Healing and Nutritional Status. Evidence Based Complementary and Alternative Medicine: eCAM 2022

Hai, sobat ilmugiziku, gizi memiliki peran penting dalam mencegah penyakit dan mengurangi keparahan dan kematian pada HIV, tuberkulosis, malaria, dan penyakit menular lainnya. (1)

Kebutuhan Gizi Pada Penyakit Menular

FOTO ARTIKEL WEBSITE-38

Penyakit menular terjadi karena infeksi bakteri, virus, dan lainnya yang menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh secara terus menerus, serta dapat terjadi penurunan asupan makanan yang diakibatkan oleh mual, muntah, dan malabsorpsi. (2) Penderita penyakit yang disebabkan bakteri dan virus seperti tuberkulosis (TB) dan HIV dapat mengalami kekurangan gizi yang memperparah kondisi seseorang. Penyakit parasit seperti cacing Trichuris trichiura menyebabkan hilangnya nafsu makan dan diare sehingga menyebabkan malnutrisi. (3) Kebutuhan energi meningkat pada kondisi infeksi untuk mempertahankan fungsi tubuh yang disebabkan oleh peningkatan laju metabolisme basal (BMR) dan peningkatan suhu tubuh untuk respon imun terhadap infeksi. Namun, seringkali terjadi penurunan asupan makanan karena penurunan nafsu makan dan gangguan gastrointestinal. Pelepasan sitokin sebagai respon adanya infeksi meningkatkan produksi leptin yang bersifat anoreksigenik atau menekan nafsu makan. (4) Bila berkelanjutan, maka dapat terjadi kekurangan gizi yang menyebabkan gangguan fungsi kekebalan karena perubahan interaksi antara makrofag dan limfosit-T. Asupan protein dan energi yang tidak mencukupi dapat menghambat fungsi beberapa mekanisme pertahanan tubuh yang penting untuk pemulihan penyakit. (2) Penyakit menular dan penurunan status gizi selalu berkaitan erat dan membentuk lingkaran setan. Fungsi kekebalan tubuh makin melemah pada keadaan kekurangan gizi, sehingga risiko infeksi dan peningkatan keparahan cenderung lebih tinggi, dan masa pengobatan semakin lama. Infeksi yang terjadi juga menyebabkan kehilangan nafsu makan, perubahan metabolisme, hingga malabsorpsi yang memperburuk kondisi penyakit dan status gizi seseorang. (3) Kemampuan tubuh melawan infeksi akan optimal bila dibarengi dengan mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. (2) Namun, pertahanan tubuh terhadap penyakit menular juga akan menurun karena kekurangan energi dan protein atau defisiensi mikronutrien. Contohnya seng d vitamin A yang berperan penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kerentanan terhadap penyakit menular. (3)

Penerapan Pola Makan Saat Mengalami Penyakit Menular

Pola makan yang sehat dapat membantu penderita penyakit menular dalam memulihkan gejala dengan lebih baik, memaksimalkan manfaat pengobatan, dan meningkatkan kualitas hidup (1). Prinsip yang diterapkan dalam kondisi mengalami penyakit menular atau infeksi adalah diet tinggi kalori tinggi protein. Perhatian utama diet pada penyakit menular adalah menghindari adanya masalah gizi seperti defisiensi zat gizi dan penurunan berat badan yang disebabkan oleh berbagai faktor fisiologis terkait kondisi infeksi(5). Asupan oral berupa karbohidrat, protein, lemak seringkali tidak mencukupi karena penurunan nafsu makan dan metabolisme tubuh yang meningkat. Peningkatan proteolisis yang terjadi menyebabkan kebutuhan protein meningkat untuk pergantian sel-sel yang rusak atau mati, memperbaiki jaringan yang rusak akibat inflamasi, dan melawan infeksi. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani seperti ayam, telur, daging, dan susu, protein nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Pemenuhan asupan vitamin C juga sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh dan mencegah penyakit infeksi. Sumber vitamin C dapat diperoleh melalui buah-buahan seperti pepaya, jeruk, mangga, jambu dan sayur-sayuran seperti kangkung dan bayam (5)

FOTO ARTIKEL WEBSITE-4

Beberapa strategi yang dapat diterapkan pada kondisi mual dan mengalami penurunan nafsu makan untuk tetap memenuhi kebutuhan gizi seperti :

  1. Makan dalam porsi kecil dengan frekuensi lebih sering
  2. Mengonsumsi makanan yang lebih hambar, lembut, dan mudah dicerna
  3. Mengonsumsi ayam atau kacang-kacangan dibanding daging merah
  4. Menghindari makanan dengan aroma yang terlalu kuat, terlalu manis, terlalu berlemak, atau digoreng
  5. Makan dalam ruangan yang sejuk dan tidak terlalu hangat
  6. Berkumur sebelum dan setelah makan untuk mengurangi rasa tidak enak di mulut
  7. Duduk atau berbaring dengan kepala terangkat minimal satu jam setelah makan pada kondisi perlu istirahat total (6)

Pemenuhan gizi menjadi kunci penanganan penyakit menular untuk meningkatkan kemampuan tubuh melawan infeksi yang dialami.

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Food and Nutrition Technical Assistance. Nutrition and Infectious Diseases. USAID. 2018. [cited 2024 Des 8]. Available from: https://www.fantaproject.org/focus-areas/infectious-diseases
  2. Dhanny, D.R., Sefriantina, S. Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein dan Status Gizi terhadap Kejadian Tuberkulosis pada Anak. Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science, 2021; 2(2)
  3. Japan International Cooperation Agency (JICA). Infectious Diseases and Nutrition. JICA. 2019. [cited 2024 Des 8]. Available from: https://www.jica.go.jp/Resource/english/our_work/thematic_issues/health/c8h0vm000 0f7k4bf-att/infection_and_nutrition_e.pdf
  4. Krapić, Mia, et al. Immunological Mechanisms of Sickness Behavior in Viral Infection. Viruses, 2021; 13(11): 2245.
  5. Abigail, J.J.C., Sari, D.P. Pemberian Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Pada Pasien Anak Dengan Bronkopneumonia. Jurnal Kesehatan Tambusai, 2024; 5(3)
  6. Loyola University Chicago. Low Appetite/Nausea. Loyola University Chicago. No date [cited 2024 Des 8]. Available from: https://luc.edu/media/lucedu/wellness/nutrition/Low%20Appetite,%20Nausea.pdf

Halo sobat ilmugiziku! Apakah kalian pernah mendengar atau mengetahui salah satu program pemerintah berupa “AKSI BERGIZI”? Lalu, bagaimana program tersebut bisa dikolaborasikan dengan “MAKAN BERGIZI GRATIS”? Yuks temukan jawabannya dalam artikel berikut!

APA ITU AKSI BERGIZI?

Program gizi remaja yang terpadu dan responsif gender untuk mendukung Pemerintah Indonesia dalam mengatasi tiga beban gizi pada remaja perempuan dan laki-laki yaitu gizi kurang, gizi lebih, dan kekurangan zat gizi mikro.(1) Gerakan Aksi Bergizi telah dicanangkan oleh pemerintah sejak Juli 2022 di jenjang SMP/SMA/sederajat oleh Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan UNICEF, Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri.(2) Pelaksanaan program Aksi Bergizi tentunya terintegrasi dengan TRIAS UKS, yaitu edukasi kesehatan, layanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sehat.

Kegiatan Aksi Bergizi dilaksanakan dengan tiga intervensi utama, yaitu:(3)

  1. Sarapan dan Minum Zat Besi bersama di sekolah/madrasah setiap minggu
  2. Edukasi gizi multisektorial untuk mempromosikan pola makan sehat dan aktivitas fisik
  3. Komunikasi untuk perubahan perilaku yang relevan dan komprehensif .

BISAKAH BERKOLABORASI DENGAN PROGRAM MAKAN BERGIZI GRATIS (MBG)?

Tentu saja BISA! dan untuk langkah-langkah kolaborasinya adalah sebagai berikut:

FOTO ARTIKEL WEBSITE-37
  1. Melakukan Sinkronisasi
    Tujuan Aksi Bergizi berperan dalam meningkatkan kesadaran dan perilaku sehat melalui edukasi gizi (konsep gizi seimbang, isi piringku, asupan dan aktivitas fisik, serta anemia dan zat besi).(3) Makan Bergizi Gratis berfokus pada penyediaan makanan sehat secara gratis untuk kelompok tertentu (khususnya remaja berbahan pangan lokal dengan menggait petani sebagai penyedia bahan pangan serta jasa UMKM sebagai pengolah bahan pangan menjadi makanan jadi).(4) Bisa dilihat bahwa kedua program tersebut memiliki visi bersama yaitu “Meningkatkan Sumber Daya Manusia Indonesia” salah satunya Daur Remaja atau Masa SMP dan SMA/sederajat.
  2. Integrasi Program di Lapangan
    Kombinasikan edukasi dari Aksi Bergizi dengan penyediaan makanan sehat dari Makan Bergizi Gratis. Contohnya, mengadakan seminar gizi untuk siswa melalui program Aksi Bergizi, dilanjutkan dengan pemberian makanan bergizi dari program Makan Bergizi Gratis yang tentunya diharapkan sesuai dengan kebutuhan gizi remaja, aman, sehat, bervariasi, dan kaya akan zat gizi. Makanan sumber zat besi juga perlu diperhatikan baik dalam edukasi maupun menu makan bergizi untuk membantu mengatasi masalah anemia pada remaja putri selain pemberian tablet tambah darah (TTD).
  3. Melibatkan stakeholder
    Libatkan pemerintah daerah, sekolah, komunitas, dan organisasi non- pemerintah untuk mendukung pelaksanaan program secara luas.
  4. Pemantauan dan Evaluasi Bersama
    Lakukan survey atau penilaian dampak, seperti perubahan perilaku gizi siswa dan peningkatan status kesehatan mereka.

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Fauzan. Aksi Bergizi Indonesia: UNICEF; 2019 [Available from: https://www.unicef.org/indonesia/id/laporan/aksi-bergizi.
  2. Kemenkes. Aksi Bergizi: Gerakan Sehat untuk Remaja Masa Kini Indonesia2022 [Available from: https://promkes.kemkes.go.id/aksi-bergizi-gerakan-sehat-untuk-remaja-masa-kini.
  3. Kemenkes. Buku Panduan untuk Siswa: Aksi Bergizi, Hidup Sehat Sejak Sekarang Untuk Remaja Kekinian. Jakarta: Kemenkes; 2019.
  4. Kemenko. Program Makan Bergizi Gratis untuk Tingkatkan Kualitas SDM Indonesia Indonesia2024 [Available from: https://www.kemenkopmk.go.id/program-makan-bergizi-gratis-untuk- tingkatkan-kualitas-sdm-indonesia.

Skema makan bergizi gratis diusung oleh pemerintah sebagai komitmen untuk mengatasi serta memperbaiki masalah gizi nasional dengan target prioritas ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia sekolah. Strategi komprehensif dan terintegrasi diperlukan untuk memastikan seluruh kebijakan program tersebut memang berjalan sebagaimana mestinya, terutama penyediaan akses pangan bergizi, layanan kesehatan ibu dan anak, serta edukasi gizi ke masyarakat [1]

Selalu Perhatikan Hal “Ini” dalam Program Makan Bergizi Gratis!
FOTO ARTIKEL WEBSITE-35

1. Anak-anak mudah bosan terhadap sesuatu

Variasikan olahan makanan yang diberikan ke anak sehingga anak menghabiskan seluruh komponen makanan yang diberikan. Misalnya, anak cenderung bosan ketika diberikan olahan telur rebus. Maka cobalah dalam bentuk lain, seperti telur rawis atau telur mata sapi [2]

2. Kesesuaian asupan makanan dengan AKG target sasaran

Perhatikan komposisi, jenis, dan kandungan zat gizi di dalam bahan makanan yang akan diberikan, baik kandungan energi, karbohidrat, protein, lemak, gula, natrium, vitamin, dan mineral lain. Akan percuma jika memberikan makanan tetapi tidak disesuaikan dengan AKG individu tersebut [2] .

3. Proses pengolahan hingga distribusi

Proses pembelian, penyimpanan, pengolahan, hingga distribusi menjadi titik kritis makanan mengalami kontaminasi bakteri. Bahaya bakteri mampu menjadikan suatu hal diluar dugaan, seperti kejadian keracunan. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan kontrol kualitas makanan hingga sampai di tangan target sasaran untuk menjamin keamanan makanan tersebut [2] .

FOTO ARTIKEL WEBSITE-34

4. Diversifikasi pangan lokal

Pemberian makan pada target sasaran dapat disesuaikan dengan karakteristik makanan daerah setempat melalui penggunaan bahan pangan lokal sebagai olahan menu makanan. Hal ini menjadi nilai tambah karena mereka telah mengenal bahan makanan tersebut sehingga makanan dikonsumsi seluruhnya dan tidak ada sisa [2, 3].

Namun, dalam penerapan hal penting tersebut, sangat diperlukan peran ahli gizi utamanya dalam menganalisis kandungan zat gizi sesuai kebutuhan dan AKG, menjamin mutu makanan, membuat standar resep dan standar porsi, serta modifikasi resep seti siklus menu Makan Bergizi Gratis.

Bagaimana Keterlibatan Ahli Gizi?

  1. Pembuatan menu makanan seimbang sesuai dengan AKG target sasaran Lebih dari merencanakan dan membuat menu dengan komposisi zat gizi yang sesuai kebutuhan individu dan AKG target sasaran, ahli gizi memiliki peran penting dalam memodifikasi resep ataupun menemukan formulasi masakan da pangan lokal yang dapat diterima sesuai dengan karakteristik wilayah setempat. Memiliki rasa yang enak di lidah dengan terjaganya nilai dan komposisi zat gizi menjadi perhatian besar untuk meningkatkan asupan makan anak sesuai kebutuhannya [4] .
  2. Penjaminan mutu kualitas makanan melalui Quality Control dan Quality Assurance Quality Control (Kontrol Kualitas) berfokus pada penjaminan kualitas suatu produk sedangkan Quality Assurance (Jaminan Kualitas) berfokus pada penjaminan kualitas dari prosedur pembuatan produk. Hal ini berperan penting dalam pengolahan makanan karena membantu menyajikan makanan dalam keadaan aman, sehat, serta tanpa kontaminasi bakteri mulai dari proses persiapan, pengolahan, produksi, distribusi, hingga konsumsi. Adanya kasus keracunan saat uji coba MBG menjadi poin penting untuk menilik tahapan QC dan QA yang dibantu oleh ahli gizi [5] .
  3. Edukator gizi kepada orang tua siswa, guru, masyarakat, dan pemerintah Ahli gizi melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan program gizi masyarakat, serta merencanakan, melaksanakan, dan mengembangkan usaha berbasis gizi. Pelaksanaan program gizi bukan hanya milik pemerintah atau ahli gizi, namun menjadi perhatian seluruh partisipan yang dekat dengan target individu. Hal ini ditujukan untuk menilai peningkatan asupan target sasaran terhadap status gizinya. Pemberian edukasi terkait gizi dalam daur kehidupan kepada seluruh lapisan terkait untuk memberikan pengertian dan masukan terhadap program menjadi salah satu langkah di dalamnya [6].

Ketersediaan, keterlibatan, dan dukungan ahli gizi sangat diharapkan dapat membantu pemerintah dalam menerapkan undang-undang dan peraturan yang mendorong kebiasaan makan dan gaya hidup sehat hingga akhirnya mampu meningkatkan kualitas dari program Makan Bergizi Gratis pemerintah [6]

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Kristantyo. 2024. Ini Tiga Skema Penyaluran Makan Bergizi Gratis. [online] Portal Informasi Indonesia. Diakses pada 15 November dari https://indonesia.go.id/kategori/editorial/8750/ini-tiga-skema-penyaluran-makan-bergizi-gratis?lan g=1.
  2. Sahal. 2024. Program Makan Bergizi Gratis Dimulai 2 Januari, Pakar Kesehatan UMSurabaya Tekankan 5 Hal Ini. [online] UM Surabaya. Diakses pada 15 November dari https://www.um-surabaya.ac.id/article/program-makan-bergizi-gratis-dimulai-2-januari-pakar-keseh atan-umsurabaya-tekankan-5-hal-ini.
  3. Khomsan. 2024. Ahli Gizi sebut Program Makan Bergizi Gratis dapat Turunkan Stunting. [online] Antara News. Diakses pada 15 November dari https://www.antaranews.com/berita/4445465/ahli-gizi-sebut-program-makan-bergizi-gratis-dapat-t urunkan-stunting.
  4. Sultani. 2024. Program Makan Bergizi Gratis Akan Dikawal Langsung Badan Gizi Nasional. [online] Newscom. Diakses pada 17 November 2024 dari https://newscom.id/2024/10/18/program-makan-bergizi-gratis-akan-dikawal-langsung-badan-gizi- nasional/#:~:text=Tugas%20ahli%20gizi%20di%20sini,masing%20anak%20di%20daerah%20tersebut.
  5. Michael, U. 2018. The Need for Quality Control and Assurance in Local Food Processing. Food Science and Nutrition Technology.
  6. Zulfiani. 2024. PERAN GIZI DAN AHLI GIZI DALAM UPAYA PEMBANGUNAN NASIONAL DI INDONESI JUSINDO, 6(1).