Hai, sobat ilmugiziku, kira-kira adakah hubungan puasa saat Ramadan dengan obesitas?
Dampak puasa Ramadan terhadap berat badan berbeda-beda pada setiap individu, mulai
dari penurunan berat badan hingga kenaikan berat badan, tergantung pada apakah asupan
energi pada periode tidak berpuasa cukup atau cukup untuk mengimbangi kekurangan
asupan energi selama periode puasa (1).
Pola Makan dan Perubahan Fisiologis saat Berpuasa
Puasa Ramadan merupakan contoh intermittent diet karena terdapat pembatasan makanan
dalam durasi sekitar 12 jam di Indonesia. Frekuensi makan berkurang dari 3 kali sehari
menjadi 2 kali sehari. Perubahan ini juga berdampak pada jenis dan asupan total makanan
dalam sehari. Banyak studi menunjukkan terjadi peningkatan asupan lemak selama puasa
Ramadan (2).
Berpuasa juga memiliki pengaruh terhadap pengaturan berat badan melalui mekanisme
fisiologi. Puasa memicu proses, peralihan penggunaan glukosa sebagai sumber energi
utama ke pembakaran lemak. Penggunaan lemak sebagai sumber energi dapat
meningkatkan efisiensi penurunan berat badan dan mengurangi akumulasi lemak, Proses
ini juga berpotensi dalam mempengaruhi hormon terkait nafsu makan yang mengatur
konsumsi makanan dan metabolisme (3).
Hubungan Puasa Ramadan dengan Obesitas
Puasa Ramadan menunjukkan penurunan berat badan dan parameter komposisi tubuh
yang lebih baik secara signifikan meliputi massa lemak dan massa bebas lemak. Individu
dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) awal yang besar berkorelasi signifikan dan positif
dengan penurunan berat badan selama puasa Ramadan yang semakin besar juga.
Penurunan berat badan dan persentase lemak lebih besar pada individu dengan kelebihan
berat badan atau obesitas dibandingkan pada individu dengan berat badan normal,
Penurunan persentase lemak signifikan hanya pada orang dengan kelebihan berat badan
atau obesitas. Namun, perubahan berat badan dan komposisi tubuh pada individu
kelebihan berat badan atau obesitas sering kali bersifat sementara dan kembali ke kondisi
awal sebelum Ramadan dalam beberapa minggu setelah berakhirnya puasa Ramadan (1,2).
Efek Yo-yo setelah Berpuasa
Walau berhubungan dengan perbaikan status gizi, berakhirnya puasa Ramadan seringkali
diikuti dengan efek yo-yo, terutama pada individu dengan kelebihan berat badan dan
obesitas. Efek yo-yo adalah fenomena rebound, yaitu terjadi kenaikan berat badan kembali
dalam 2 minggu setelah puasa selesai. Berat badan berkurang secara signifikan pada akhir
Ramadan dan terjadi peningkatan berat badan yang signifikan setelah puasa Ramadan
selesai. Fenomena ini lebih cenderung terjadi pada orang Asia. Penelitian menunjukkan
bahwa kadar hormon leptin dan mikrobiota usus berperan penting terhadap fenomena
perubahan berat badan tersebut (2).
Puasa Ramadan memiliki peluang untuk menurunkan berat badan individu dengan
kelebihan berat badan dan obesitas secara efektif bila dapat diterapkan dan dipertahankan
secara jangka panjang.
Editor : Aldera, S.Tr.Gz., M.K.M
Referensi
Fernando HA, Zibellini J, Harris RA, Seimon RV, Sainsbury A. Effect of Ramadan Fasting on Weight and
Body Composition in Healthy Non-Athlete Adults: A Systematic Review and Meta-Analysis. Nutrients.
2019;11(2):478.
Osman F, Haldar S, Henry CJ. Effects of Time-Restricted Feeding during Ramadan on Dietary Intake,
Body Composition and Metabolic Outcomes. Nutrients.,2020;12(8):2478.
Ramadhanti, A.S., Oktaria, S.N. Pengaruh Berpuasa Untuk Menurunkan Berat Badan dan Menurunkan
Risiko Obesitas. Jurnal Religion: Jurnal Agama, Sosial, dan Budaya, 2023; 1(6): 971-978<
No Comments