Perilaku “CERDIK” Sebagai Upaya Preventif Terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) pada Lansia

Perilaku “CERDIK” Sebagai Upaya Preventif Terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) pada Lansia

Bagikan

Tantangan pembangunan kesehatan pada masa sekarang yaitu perubahan pola penyakit, dimana sebelumnya didominasi oleh penyakit menular menjadi penyakit tidak menular. (1) Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit yang tidak ditularkan oleh individu, namun disebabkan oleh perilaku dan gaya hidup seseorang. (2) Penyakit ini banyak ditemukan di negara-negara dengan pendapatan menengah hingga rendah, salah satunya Indonesia. (3)

Apa Saja Penyakit Tidak Menular (PTM) Pada Lansia?

FOTO ARTIKEL WEBSITE-104

Lansia diartikan sebagai individu berusia 60 tahun ke atas dan sering kali dikaitkan dengan penurunan fisik serta ketidakberdayaan. Seiring bertambahnya usia, fungsi tubuh lansia cenderung menurun akibat terjadi penuaan, sehingga mereka lebih rentan terhadap PTM. (1) Penyakit yang tergolong ke dalam PTM antara lain adalah Penyakit kardiovaskuler (jantung, aterosklerosis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan stroke), diabetes melitus serta kanker. (4) Penyakit tidak menular (PTM), juga dikenal sebagai penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang, PTM memiliki jangka waktu yang panjang dan pada umumnya berkembang secara lambat. (5) Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi PTM di Indonesia menunjukkan angka tertinggi pada kelompok usia tertentu. Misalnya, pada usia 65-74 tahun, prevalensi asma mencapai 3,2%, kanker 3,2%, diabetes melitus 6,7%, penyakit jantung 4,6%, hipertensi 26,1%, stroke 41,3%, dan penyakit ginjal kronis 0,57% pada usia di atas 75 tahun. (6)

Bagaimana pengendalian PTM pada Lansia?

PTM dapat dikelola melalui pencegahan dan deteksi dini (7) Penyakit tidak menular dapat dicegah dengan menghindari faktor resiko antara lain perilaku merokok, pola makan yang tidak seimbang, konsumsi makanan yang mengandung zat adiktif, kurang berolahraga serta kondisi lingkungan yang buruk terhadap kesehatan (8,9) Pendekatan atau pola hidup yang dapat dilakukan untuk mencegah penyakit tidak menular di Indonesia dikenal dengan istilah CERDIK. (10) Program gerakan perilaku CERDIK adalah solusi alternatif sebagai langkah preventif yang dibuat agar lansia sehat, bugar, dan bebas dari penyakit tidak menular (PTM) dan penyakit infeksi. Program ini meliputi Cek kesehatan, Enyahkan pola hidup tidak sehat, Rajin olahraga, Diet yang sehat, Istirahat cukup dan Kelola stres. (11)

FOTO ARTIKEL WEBSITE-103
1. Cek Kesehatan

Pengecekan kesehatan bertujuan untuk mendeteksi adanya penyakit sejak dini. (10) Cek kesehatan meliputi pengukuran tekanan darah, nadi, suhu, glukosa darah, maupun kolesterol. Pengecekan kesehatan dilakukan secara rutin atau teratur, baik di rumah, puskesmas maupun fasilitas kesehatan terdekat. (12) Manfaat melakukan cek kesehatan dapat menghindari penyakit tidak menular seperti serangan jantung. Selain itu, kepatuhan lansia terhadap pengobatan juga sangat penting, sebab tanpa ada kepatuhan dari diri lansia, obat terbaik pun tidak ada hasilnya. (13)

2. Enyahkan asap rokok

Penuaan yang mempengaruhi organ lanjut usia diperburuk oleh perilaku berisiko di masa lalu. Perilaku merokok yang terus menerus dapat mempengaruhi kesehatan sistem saluran pernapasan. (14) Berdasarkan data dari riset kesehatan dasar 2018 bahwa masyarakat pada kelompok umur lanjut usia (60-65+) dengan persentase perilaku merokok setiap hari berada pada kisaran 25 persen, dan 10 persennya adalah mantan perokok (15) Merokok dapat menyebabkan penyakit hipertensi dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung maupun penyakit paru. Selain itu, merokok juga berdampak negatif pada orang lain dan keadaan finansial pun ikut terkena dampak buruk lainnya dari merokok. Maka, berhenti merokok merupakan langkah tepat demi kesehatan dan kehidupan yang lebih baik lagi. (13)

3. Rajin olahraga atau aktivitas fisik

Rajin berolahraga dapat menjaga kesehatan dan mencegah penyakit tidak menular. Berolahragalah atau aktivitas fisik pada lansia setidaknya minimal 10 menit per hari sebanyak 3-5 kali per minggu. (10) Manfaat olahraga teratur, terjadwal, tepat intensitas dan tipenya, tidak hanya ditujukan sebagai tatalaksana penyakit tidak menular, melainkan untuk meningkatkan imunitas tubuh pada lansia. (13)

4. Diet seimbang

Konsumsi makanan yang mengandung zat gizi sangat dibutuhkan oleh tubuh, meliputi karbohidrat; protein; lemak; vitamin; dan mineral. (13) Diet sehat dan seimbang juga membatasi konsumsi gula tak lebih dari 4 sendok makan per hari, garam tak lebih dari 1 sendok teh per orang per hari, lemak atau minyak tak lebih dari 5 sendok makan per hari. Lansia juga perlu mengurangi konsumsi gula putih atau gula merah, sirup serta madu. Batasi konsumsi makanan dengan kandungan garam tinggi seperti keju, buah kering, makanan kemasan, kacang asin dan keripik kentang. Lansia juga mengonsumsi makanan sumber protein seperti daging tanpa lemak, kacang kering, unggas, ikan, dan kacang polong. Kurangi konsumsi daging merah, jeroan, dan telur. Selain itu konsumsi susu yang rendah lemak. (10)

5. Istirahat cukup

Istirahat yang cukup diperlukan untuk menunjang metabolisme tubuh agar dapat berjalan dengan baik. Istirahat bukan hanya tidur, tetapi juga relaksasi pasca beraktifitas seperti menonton maupun membaca buku. Bagi lansia, dianjurkan untuk memiliki waktu tidur 6-8 jam per hari. (12,13)

6. Kelola stres

Lansia dapat mengelola stres dengan melakukan ibadah, yoga, maupun bersosialisasi dengan teman. (12)

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz., M.K.M

Referensi

  1. Khoiriyah H, Rahayu E, Liandani M, Hidayati N, Puspasari I. H. Upaya Peningkatan Pengetahuan Lansia Terhadap PTM (Penyakit Tidak Menular). Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Nusantara. 2024;5(4):6494–6498.
  2. Damasceno A. Noncommunicable disease. Dalam: The Heart of Africa [Internet]. John Wiley & Sons, Ltd; 2016 [dikutip 16 Mei 2025]. hlm. 155–7. Tersedia pada: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/9781119097136.part5
  3. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2018. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2018.
  4. Domili I, Anasiru MA, Igirisa Y, Kumalasari M. Upaya Pencegahan Penyakit Tidak Menular (Ptm) Dan Demonstrasi Makanan Selingan Berbahan Pangan Lokal. JMM J Masy Mandiri [Internet]. 17 Oktober 2022 [dikutip 16 Mei 2025];6(5). Tersedia pada: http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm/article/view/10796
  5. Asmin E, Tahitu R, Que BJ, Astuty E. Penyuluhan Penyakit Tidak Menular Pada Masyarakat. Community Dev Jurnal. 2021;2(3):940–4.
  6. Kemenkes BKPK. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 Dalam Angka. Jakarta: Kementerian Kesehatan Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan; 2023.
  7. Girsang VI, Purba IE, Harefa K. Pendidikan Kesehatan Peningkatan Pengetahuan Tentang Pencegahan Penyakit Tidak Menular. Jurnal Abdimas Mutiara. 2022;3(1):321–6.
  8. Utama F, Rahmiwati A, Alamsari H, Lihwana MA. Gambaran Penyakit Tidak Menular di Universitas Sriwijaya. Jurnal Kesehatan. 2019;11(2):52–64.
  9. Trisnowati H. Pemberdayaan Masyarakat untuk Pencegahan Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular ( Studi pada Pedesaan di Yogyakarta ) Community Empowerment to Prevent Risk Factors of Non Communicable Diseases ( Case in A Rural Communities of Yogyakarta ). Jurnal MKMI. 2018;14(1):17–25.
  10. Kemenkes RI. CERDIK, Rahasia Masa Muda Sehat dan Masa Tua Nikmat! [Internet]. 2022 [dikutip 19 Mei 2025]. Tersedia pada: https://ayosehat.kemkes.go.id/cerdik-rahasia-masa-muda-sehat-dan-masa-tua-nik mat
  11. Susanti Y, Anita A, Santoso DYA. Perilaku Cerdik Penderita Hipertensi Dimasa Pandemi Covid 19. Jurnal Keperawatan [Internet]. 9 Januari 2021 [dikutip 19 Mei 2025];13(1):61–76. Tersedia pada: https://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan/article/view/1116
  12. Puskesmas Janti. LANSIA CERDIK – Puskesmas Janti [Internet]. 2022 [dikutip 19 Mei 2025]. Tersedia pada: https://puskjanti.malangkota.go.id/2022/06/07/lansia-cerdik/
  13. Puskesmas Sukamulya. Penyuluhan Pengendalian Hipertensi dengan Cerdik pada Lansia [Internet]. 2024 [dikutip 19 Mei 2025]. Tersedia pada: https://mail.pkm-sukamulya.ciamiskab.go.id/artikel/penyuluhan-pengendalian-hipe rtensi-dengan-cerdik-pada-lansia
  14. Rouatbi S. Aging, tobacco use and lung damages. 2022;100(4):295–302.
  15. Riskesdas 2018. Laporan Nasional Riskesdas 2018. Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (LPB); 2019.
No Comments

Post A Comment