Kenali Tubuhmu Lebih Dalam: Yuk, Periksa Status Gizi!

Kenali Tubuhmu Lebih Dalam: Yuk, Periksa Status Gizi!

Bagikan

Status gizi adalah salah satu kunci utama dalam menjaga kesehatan jangka panjang. Deteksi dini status gizi dapat mencegah berbagai masalah kesehatan sejak dini, dari stunting pada anak hingga penyakit kronis pada dewasa. Pemeriksaan sederhana dapat menjadi langkah besar untuk hidup lebih sehat.

Apa Itu Status Gizi?

FOTO ARTIKEL WEBSITE-83

Status gizi adalah keadaan yang tercipta dari keseimbangan antara asupan zat gizi dan kebutuhan tubuh. Jika keduanya seimbang, maka akan menghasilkan status gizi yang baik. Orang yang mempunyai status gizi baik tidak mudah terkena penyakit infeksi maupun degeneratif. Pada dasarnya, masalah gizi merupakan cerminan dari asupan zat gizi yang belum sesuai dengan kebutuhan tubuh. Asupan gizi yang kurang dapat menyebabkan kasus kekurangan gizi, dan sebaliknya orang yang asupan gizinya berlebih akan menderita gizi lebih. Jadi, status gizi adalah gambaran individu sebagai akibat dari asupan gizi sehari-hari.

Cara Mengukur Status Gizi

Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran beberapa metode, kemudian hasil pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar atau rujukan. Berikut beberapa metode yang umum digunakan:

1. Antropometri

Metode ini paling umum dan mudah dilakukan. Antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh manusia, misalnya berat badan, tinggi badan, ukuran lingkar kepala, ukuran lingkar dada, ukuran lingkar lengan atas, dan lainnya. Hasil ukuran antropometri kemudian dirujuk sesuai umur dan jenis kelamin. Salah satu indikator yang paling sering digunakan pada orang dewasa adalah Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dihitung dari berat badan (dalam kg) dibagi tinggi badan kuadrat (dalam meter) seperti pada rumus berikut.

FOTO ARTIKEL WEBSITE-84
2. Biokimia

Tes biokimia mengukur zat gizi dalam cairan tubuh, jaringan tubuh, atau ekskresi urine. Contohnya adalah mengukur status yodium dengan memeriksa urine, mengukur status hemoglobin dengan pemeriksaan darah dan lainnya.

3. Klinis

Metode ini melibatkan pemeriksaan fisik dan riwayat medis oleh tenaga kesehatan. Pemeriksaan klinis biasanya dilakukan dengan bantuan perabaan, pendengaran, penglihatan, dan lainnya. Contohnya adalah pemeriksaan pembesaran kelenjar gondok akibat kekurangan yodium.

4. Pengukuran Konsumsi Pangan

Kecukupan asupan zat gizi dapat diketahui melalui pengukuran konsumsi pangan (dietary method). Salah satu metode pengukuran asupan zat gizi untuk individu adalah recall 24 jam. Recall 24 jam dilakukan dengan menanyakan makanan yang telah dikonsumsi dalam 24 jam yang lalu. Tujuannya untuk mengetahui asupan zat gizi individu dalam sehari. (1)

Kapan Sebaiknya Memeriksa Status Gizi?

Pemeriksaan status gizi sebaiknya tidak dilakukan saat merasa sakit atau berat badan berubah drastis. Justru, deteksi sejak dini dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan sebelum muncul, Lalu, kapan waktu yang tepat untuk memeriksa status gizi?

  1. Saat masa pertumbuhan: Anak-anak dan remaja mengalami perubahan fisik yang pesat. Pemeriksaan rutin membantu memastikan mereka tumbuh optimal dan mencegah risiko stunting, anemia, atau obesitas sejak dini. (2)
  2. Sebelum dan selama kehamilan: Ibu yang status gizinya baik akan lebih siap menghadapi kehamilan dan mendukung tumbuh kembang janin. (3)
  3. Secara rutin: Balita setiap bulan (minimal 8x/tahun), lansia setahun sekali atau setiap 3 bulan bila berisiko, dan orang dewasa umum minimal setahun sekali. (4–6)

Memeriksa status gizi bukan hanya urusan anak-anak atau orang sakit. Ini adalah langkah yang sederhana dan penting untuk siapa saja yang ingin hidup sehat dan produktif. Yuk, cek status gizimu dan jangan tunggu sampai ada keluhan!

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz., M.K.M

Referensi

  1. Par’i HM. Penilaian Status Gizi: Dilengkapi Proses Asuhan Gizi Terstandar. Cetakan 20. Rezkina E, editor. Jakarta; 2019. 1–194 hal.
  2. Unicef Uganda. Key practice: Monitoring Growth and Development of the Child [Internet]. [dikutip 14 April 2025]. Tersedia pada: https://www.unicef.org/uganda/key-practice-monitoring-growth-and- development-child
  3. World Health Organization. WHO Recommendations on Antenatal Care for a Positive Pregnancy Experience [Internet]. WHO Library Cataloguing. Luxemburg; 2016 [dikutip 14 April 2025]. 105 hal. Tersedia pada: https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/250796/9789241549912- eng.pdf;sequence=1
  4. Fajarsari D, Utami LR, Ratifah. Pengaruh Kehadiran Bidan terhadap Partisipasi Ibu Balita di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas I Sokaraja Kabupaten Banyumas Tahun 2012. e-Journal Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan YLPP. 2012.
  5. Nestle Nutrition Institute. Nutrition Screening as Easy as MNA: A Guide to Completing the Mini Nutritional Assessment (MNA). 2021. 12 hal.
  6. Academy of Nutrition and Dietetics. Adult Weight Management [Internet]. Evidence Analysis Library; 2015 [dikutip 14 April 2025]. Tersedia pada: https://www.andeal.org/vault/pq130.pdf
No Comments

Post A Comment