01 Mar Jangan Sampai Akut, Cegah ISPA dengan Cepat
Penyakit menular masih menjadi permasalahan kesehatan di masyarakat yang dapat menyebabkan angka kematian, kesakitan dan kecacatan yang sangat tinggi. Oleh karena itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan upaya pengendalian dan pemberantasan yang efektif dan efisien. Pemberantasan penyakit menular dapat berperan penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian terkait penyakit menular (Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, n.d.) (7). Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang memerlukan pengobatan secara terus-menerus melalui upaya menciptakan lingkungan dan perilaku yang sehat, karena terjadinya penyakit ini sebenarnya bergantung pada kebiasaan menjaga kesehatan diri dan lingkungan setiap individu.

Tahukah kamu?
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dan terbatas pada struktur-struktur saluran napas termasuk rongga hidung, faring, dan laring (Corwin Eli Zabeth.J, 2000) (6). Infeksi saluran pernapasan akut yang paling umum menyerang bayi dan anak kecil dan paling sering terjadi menyebabkan rasa sakit dan merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan anak kecil (Sjaifoellah Noer, Buku Panduan Ilmu Penyakit Dalam) (6). Penyakit ISPA ditandai dengan kejadian singkat/ muncul secara tiba-tiba dan sangat mudah menular terutama pada kelompok rentan yaitu bayi, balita dan lansia. ISPA merupakan salah satu dari 10 penyakit terbanyak di fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari yang paling ringan seperti rhinitis hingga penyakit-penyakit yang diantaranya dapat menyebabkan wabah atau pandemi, seperti influenza dan yang menyebabkan kematian yaitu pneumonia (5).
Prevalensi ISPA
Menurut World Health Organization (WHO, 2018) menyatakan jumlah kematian balita disebabkan oleh penyakit ISPA di seluruh dunia menduduki urutan paling tinggi (6). Dalam beberapa tahun kematian yang disebabkan oleh penyakit ISPA pada balita sebesar 526.000, 1.400 balita pada setiap harinya, 60 balita pada setiap jam, dan 1 balita pada 36 detiknya Dalam beberapa tahun kematian yang disebabkan oleh penyakit ISPA pada balita sebesar 526.000, 1.400 balita pada setiap harinya, 60 balita pada setiap jam, dan 1 balita pada 36 detiknya. Hal ini akan menyebabkan angka kematian pada balita terlalu tinggi dari infeksi lain di seluruh Negara di dunia (UNICEF, 2016) (7).
Kenali gejala awal ISPA
Gejala awal munculnya ISPA diawali dengan panas disertai gejala seperti tenggorokan terasa sakit atau nyeri saat menelan, pilek, batuk kering dan berdahak (Maulana, 2021) (3). Jenis virus serta usia, fisiologis, dan status kekebalan tubuh seseorang juga mempengaruhi gejala yang muncul. ISPA dapat terjadi tanpa gejala atau bahkan menyebabkan kematian, namun sering kali muncul sebagai penyakit akut yang dapat sembuh dengan sendirinya (3).
Faktor risiko ISPA, patut waspada!

Salah satu faktor yang mempengaruhi munculnya ISPA adalah lingkungan dan perilaku masyarakat. Tiga faktor lingkungan juga dapat menjadi penyebab pencemaran udara dalam ruangan: asap rokok, asap dapur akibat memasak dengan kayu, dan kebiasaan menggunakan obat nyamuk bakar di dalam ruangan. Beberapa perilaku penduduk yang dapat menyebabkan ISPA antara lain meludah sembarangan, membakar sampah, merokok, membuka jendela, dan kebiasaan tidur (3).
Ayo, cegah ISPA mulai sekarang!
Salah satu cara mencegah ISPA adalah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Kebersihan diri dapat dilakukan dengan melakukan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), sedangkan kebersihan lingkungan memperhatikan keadaan lingkungan fisik di rumah korban terutama dalam hal ventilasi, pencahayaan, suhu, kelembaban ruangan dan kualitas udara kamar tidur. Untuk itu upaya menuju pola hidup bersih dan sehat (PHBS) mutlak diperlukan (Rahmawati, Eni, 2012) (5).
Mencuci tangan sangat membantu membunuh kuman di tangan. Tangan yang bersih mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri, tifus, flu burung, atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Dengan mencuci tangan maka tangan akan menjadi bersih dan bebas kuman (Rahmawati, Eni. 2012) (5).
Setidaknya ada beberapa upaya untuk mencegah ISPA, misalnya:
- Cucilah tangan secara teratur, apalagi setelah beraktivitas di tempat umum.
- Menghindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata dengan tangan agar terhindar dari penyebaran virus dan bakteri.
- Menghindari merokok.
- Mengonsumsi makanan kaya serat dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
- Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau tangan ketika bersin untuk mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain.
- Berolahragalah secara teratur untuk membantu meningkatkan kekebalan tubuh (2).
Editor : Aldera, S.Tr.Gz
Referensi
- Ariano, A dkk. (2019). “Hubungan Faktor Lingkungan dan Perilaku Terhadap Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Desa Talok Kecamatan Kresek”. JURNAL KEDOKTERAN YARSI 27(2): 076-083.
- Fadli, R. ISPA. halodoc.com. 2023 [cited 2023 September 23]. Available from: https://www.halodoc.com/kesehatan/ispa
- Lea dkk. (2022). “GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA BALITA (STATUS GIZI DAN STATUS IMUNISASI) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIKUMANA”. JURNAL NURSING UPDATE, 13(4): 67-75.
- Kemenkes RI. RENCANA AKSI KEGIATAN 2020-2024 (REVISI). Jakarta: Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan.
- Marwati, Ni Made dkk. (2019). “Pendampingan Upaya Pencegahan terhadap Gangguan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut di Kecamatan Selemadeg Timur Kabupaten Tabanan”. Jurnal Pengabmas Masyarakat Sehat, 1(2): 120-127.
- Mulat, T.C. & Suprapto. (2018). “STUDI KASUS PADA PASIEN DENGAN MASALAH KESEHATAN ISPA DI KELURAHAN BAROMBONG KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR”. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 6(2): 1384-1387.
- Suhada dkk. (2023). “Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Ispa pada Balita di Puskesmas Cikuya Kabupaten Tangerang Tahun 2022”. Environmental Occupational Health and Safety Journal, 3(2): 115-123.
No Comments