Dari Obsesi Menuju Kesadaran: Kenali Mindful Eating untuk Mengatasi Binge Eating!

Dari Obsesi Menuju Kesadaran: Kenali Mindful Eating untuk Mengatasi Binge Eating!

Bagikan

Keadaan pola atau pengaturan makan yang tidak normal dapat menyebabkan gangguan makan atau eating disorder. Binge eating disorder (BED) merupakan kelainan atau gangguan pola makan yang tidak normal dan ditandai dengan memakan makanan dalam jumlah banyak dalam kurun waktu yang singkat, dibandingkan individu pada umumnya [1]. Lantas, apa yang terjadi pada mereka?

Apa yang terjadi pada individu dengan Binge Eating Disorder (BED)?

{"aigc_info":{"aigc_label_type":0,"source_info":"dreamina"},"data":{"os":"web","product":"dreamina","exportType":"generation","pictureId":"0"},"trace_info":{"originItemId":"7555776627528043829"}}

Individu dengan BED atau gangguan pola makan berlebihan pada dasarnya ingin mengendalikan nafsu makannya namun di sisi lain terdapat dorongan untuk makan dalam jumlah banyak dan akhirnya memunculkan konflik psikologis penderita. Studi di Amerika Serikat menyatakan bahwa mood, kecemasan, atau kondisi psikologis melatarbelakangi terjadinya gangguan makan, terutama pada kasus binge eating disorder. Hal ini membuat penderita seringkali menganggap makanan sebagai bentuk pelarian dari kondisi psikologisnya (emotional eating). Akibatnya, penderita akan sulit mengontrol perilaku makannya dan cenderung menjadi kegemukan.

Bagaimana terapi untuk Binge Eating Disorder (BED)?

Beberapa terapi telah diajukan dalam penanganan BED, salah satunya terapi CBT-ED (eating disorder focused cognitive behavioral therapy). Salah satu pendekatannya adalah ‘Mindfulness-based Eating Awareness Training’ (MB-EAT) yang dirancang khusus untuk pengobatan BED dengan perbaikan signifikan yang diamati dalam perilaku makan. Mindfulness-based eating merupakan perasaan untuk memusatkan perhatian penuh atas perilaku makan seseorang. Pendekatan dengan mindful eating (ME) menjadi salah satu penerapan dari mindfulness yang membantu seseorang memperbaiki kebiasaan makan dan lebih sadar akan apa yang mereka konsumsi.

Bagaimana praktik Mindful Eating (ME) yang baik?

Mindfulness menjadi salah satu cara dalam melindungi dari gangguan makan dengan mengurangi perenungan tentang makan, berat badan, dan bentuk tubuh. Mindful eating (ME) adalah pendekatan dimana seseorang memiliki kesadaran penuh atas makanan maupun minuman yang dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh mereka. Perilaku ini akan mempengaruhi pilihan jenis makanan, jumlah dan porsi yang dimakan, perasaan ingin makan, cara makan, dan perasaan saat sedang mengkonsumsi makanan. Memberikan perhatian penuh saat makan bukan hanya soal makanan itu sendiri, tapi juga tentang emosi dan perasaan. Dengan cara ini, kita jadi lebih peka terhadap sinyal tubuh, seperti saat merasa lapar atau sudah kenyang. Tips yang dapat dilakukan meliputi:

  1. Makan lebih lambat dan menghindari makan terburu-buru
  2. Mengunyah dengan saksama
  3. Menghilangkan gangguan dengan cara mematikan TV dan meletakkan ponsel
  4. Fokus pada bagaimana makanan membuat terasa lebih nyaman
  5. Bertanya pada diri sendiri mengapa kita makan, apakah kita benar-benar lapar, dan apakah makanan yang kita pilih sudah bergizi
  6. Makan di tempat yang seharusnya, seperti meja dapur, ruang makan, atau ruang istirahat kerja, hindari berada di meja kerja atau di depan TV

Tujuan di balik Mindful Eating

Sebuah studi tahun 2021 menemukan bahwa terapi kognitif berbasis mindfulness memperbaiki perilaku makan dan meningkatkan pengendalian asupan makanan ketika dibarengi dengan perawatan rutin pada penderita BED dan bulimia nervosa. Sebuah studi kecil yang melibatkan 34 perempuan juga mengemukakan bahwa penerapan perilaku makan melalui mindfulness selama 12 minggu menghasilkan penurunan berat badan rata-rata 1,9 kg diiringi peningkatan self-awareness, self-acceptance, dan self-compassion [6]

.

Mini Corner Mindfulness:

Pada akhirnya, makan bukan hanyalah makan belaka. Melainkan menikmati dan menghargai momen bagaimana makanan diproses oleh tubuh. Ayo belajar memahami sinyal kebutuhan tubuh untuk membentuk keselarasan kesehatan fisik dan mental.

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz., M.K.M

Referensi

  1. American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorder. Edisi ke-5, American Psychiatric Publ. Washington DC.
  2. Goutama, I. dan Chris, A. (2021). Prevalensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya binge eating disorder pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara angkatan 2014. Tarumanagara Medical Journal. 3(2): 323-327.
  3. Goutama, I. (2016). Pendekatan Klinis Binge Eating Disorder. CDK. 43(12):901-904.
  4. Giannopoulou, I., Kotopoulea-Nikolaidi, M., Daskou, S., Martyn, K., & Patel, A. (2020). Mindfulness in eating is inversely related to binge eating and mood disturbances in university students in health-related disciplines. Nutrients, 12(2), 396.
  5. Pradhana, A. dan Handadari, W. (2017). Hubungan Antara Kesadaran Diri Dengan Kecenderungan Gangguan Makan Berlebihan Pada Remaja Dengan Obesitas Di Surabaya. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental.6, 11-21.
  6. Mustakim, M., Sabilla, M., Efendi, R., & Aprillia, T. (2024). Hubungan Mindful Eating (ME) dan Healthy Eating Literacy (HEL) dengan Status Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Remaja di Kota Tangerang Selatan. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 13(1), 66-71.
No Comments

Post A Comment