10 Jan Pentingnya Label Pangan Minuman Franchise
Hai, sobat ilmugiziku, tahukah kamu bahwa masyarakat Indonesia dengan tingkat konsumsi minuman manis lebih dari sekali per hari mencapai 47,5%. Tingkat konsumsi minuman manis yang tinggi juga berhubungan dengan masyarakat yang tidak tahu bahaya dan risiko konsumsi minuman manis berlebihan sehingga adanya label pangan menjadi sangat penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat membatasi konsumsi produk tinggi kandungan gula (1)..
Minuman Franchise & Label Pangan
Usaha makanan dan minuman terutama teh dan kopi menjadi jenis usaha yang paling digemari di Indonesia. Popularitas dan perkembangan usaha franchise minuman juga terus meningkat di Indonesia (2). Bahkan, beberapa franchise minuman memiliki lapak yang sangat banyak dengan jarak yang berdekatan dan memiliki harga jual yang sangat terjangkau bagi seluruh kalangan yang berperan dalam membentuk kebiasaan baru dalam pola konsumsi masyarakat. (3). Tetapi, minuman franchise juga memiliki kandungan gula yang tinggi. Salah satu studi menyebutkan kandungan gula dalam minuman teh dan boba mencapai 47,2 gram (4). Studi lainnya menyebutkan bahwa salah satu UMKM minuman teh membutuhkan 5 ton gula dalam sebulan (5). Minuman franchise biasa memiliki ketentuan untuk wajib membeli bahan baku dari pemilik dan mengikuti standar operasional prosedur (SOP) yang telah ditetapkan agar produk yang dihasilkan konsisten (2). Hal ini menyebabkan pencantuman label pangan pada produk minuman franchise menjadi lebih mudah dan memungkinkan untuk diseragamkan.
Mengapa Label Pangan Penting?
Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan (6). Label juga berisi keterangan rinci tentang isi, jenis, komposisi zat, tanggal kadaluarsa, keterangan penting lain sehingga membantu mengetahui bahan yang terkandung dan memperkirakan bahaya yang mungkin terjadi pada konsumen berisiko tinggi dengan penyakit tertentu (7). Kementerian Kesehatan sejak tahun 2013 telah mewajibkan produksi pangan olahan termasuk minuman untuk memuat informasi kandungan gula, garam, lemak, serta pesan kesehatan yang berhubungan dengan risiko penyakit tidak menular seperti stroke dan diabetes (6). Informasi yang jelas dan benar serta mudah dibaca pada label kemasan pangan akan memudahkan pemilihan produk pangan (8).
Informasi kandungan dalam minuman manis sangat penting karena minuman manis memiliki indeks glikemik sedang hingga tinggi yang memicu lonjakan cepat kadar glukosa dan insulin. Kebiasaan makan dengan beban glikemik tinggi dapat meningkatkan berat badan. Konsumsi minuman manis menyebabkan asupan kalori meningkat, tetapi tidak memberi efek rasa kenyang sehingga berdampak pada risiko kesehatan yang lebih besar meliputi sindrom metabolik, penyakit kardiovaskular, gout artritis, dislipidemia, hingga kanker (9) Konsumsi gula berlebihan juga memengaruhi sistem saraf melalui reaktivitas sumbu hipotalamus-hipofisis-adrenokortikal (HPA) yang berhubungan dengan gangguan
psikologis (10) dan memengaruhi pelepasan hormon serotonin dan dopamin yang berhubungan dengan kecanduan gula (11).Yuk, kita cermati kandungan gula pada minuman yang kita konsumsi untuk Indonesia yang lebih sehat dan produktif !
Editor : Aldera, S.Tr.Gz
Referensi
- Kemenkes RI. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Dalam Angka. Jakarta : Kemenkes RI: 2024. 446-465 pp
- Yunika, E., Cahyani, R.R. Peran Waralaba Terhadap Bisnis Alternatif UMKM Es Teh Jumbo. Maeswara: Jurnal Riset Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan. 2024;2(4):87-94
- Hisyam, C.J. Maraknya Usaha Franchise dalam Perspektif Field dan Habitus (Studi Kasus Tren Perdagangan Es Teh Solo). Jurnal Anggaran : Jurnal Publikasi Ekonomi dan Akuntansi. 2024;2(2):376-387
- Veronica, M. T., Ilmi, I. M. B., Octaria, Y. C. Kandungan Gula Sangat Tinggi dalam Minuman Teh Susu dengan Topping Boba. Amerta Nutrition, 2022; 6(1SP):171-176
- Luthfiana, F.N., Thania, N.A.I. Mengoptimalkan Kinerja Bisnis Es Teh Milenial Melalui Pendekatan Ekonomi Manajerial. BRANDING: Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis. 2023;2(1)
- Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan Siap Saji. Jakarta : Kemenkes RI : 2013
- Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta : Kemenkes RI : 2014
- Devi, V. C., Sartono, A., Isworo, J. T. Praktek Pemilihan Makanan Kemasan Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Tentang Label Produk Makanan Kemasan, Jenis Kelamin, dan Usia Konsumen di Pasar Swalayan ADA Setiabudi Semarang. Jurnal Gizi, 2013; 2(2):1-12
- Malik, V.S., Hu, F.B. The role of sugar-sweetened beverages in the global epidemics of obesity and chronic diseases. Nat Rev Endocrinol. 2022; 18:205-213
- Harrell, C. S., Burgado, J., Kelly, S. D., Johnson, Z. P., & Neigh, G. N. High-fructose diet during periadolescent development increases depressive-like behavior and remodels the hypothalamic transcriptome in male rats. Psychoneuroendocrinology. 2015; 62: 252–264.
- Fawzy, N., El-Deen, D. S. Assessment of Sugar Addiction among Non-Diabetic Patients. International Journal of Novel Research in Healthcare and Nursing, 2018;5(3):560-571
No Comments