17 Des Gizi : Kunci Penanganan Penyakit Menular
Hai, sobat ilmugiziku, gizi memiliki peran penting dalam mencegah penyakit dan mengurangi keparahan dan kematian pada HIV, tuberkulosis, malaria, dan penyakit menular lainnya. (1)
Kebutuhan Gizi Pada Penyakit Menular

Penyakit menular terjadi karena infeksi bakteri, virus, dan lainnya yang menyebabkan gangguan pada sistem kekebalan tubuh secara terus menerus, serta dapat terjadi penurunan asupan makanan yang diakibatkan oleh mual, muntah, dan malabsorpsi. (2) Penderita penyakit yang disebabkan bakteri dan virus seperti tuberkulosis (TB) dan HIV dapat mengalami kekurangan gizi yang memperparah kondisi seseorang. Penyakit parasit seperti cacing Trichuris trichiura menyebabkan hilangnya nafsu makan dan diare sehingga menyebabkan malnutrisi. (3) Kebutuhan energi meningkat pada kondisi infeksi untuk mempertahankan fungsi tubuh yang disebabkan oleh peningkatan laju metabolisme basal (BMR) dan peningkatan suhu tubuh untuk respon imun terhadap infeksi. Namun, seringkali terjadi penurunan asupan makanan karena penurunan nafsu makan dan gangguan gastrointestinal. Pelepasan sitokin sebagai respon adanya infeksi meningkatkan produksi leptin yang bersifat anoreksigenik atau menekan nafsu makan. (4) Bila berkelanjutan, maka dapat terjadi kekurangan gizi yang menyebabkan gangguan fungsi kekebalan karena perubahan interaksi antara makrofag dan limfosit-T. Asupan protein dan energi yang tidak mencukupi dapat menghambat fungsi beberapa mekanisme pertahanan tubuh yang penting untuk pemulihan penyakit. (2) Penyakit menular dan penurunan status gizi selalu berkaitan erat dan membentuk lingkaran setan. Fungsi kekebalan tubuh makin melemah pada keadaan kekurangan gizi, sehingga risiko infeksi dan peningkatan keparahan cenderung lebih tinggi, dan masa pengobatan semakin lama. Infeksi yang terjadi juga menyebabkan kehilangan nafsu makan, perubahan metabolisme, hingga malabsorpsi yang memperburuk kondisi penyakit dan status gizi seseorang. (3) Kemampuan tubuh melawan infeksi akan optimal bila dibarengi dengan mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. (2) Namun, pertahanan tubuh terhadap penyakit menular juga akan menurun karena kekurangan energi dan protein atau defisiensi mikronutrien. Contohnya seng d vitamin A yang berperan penting dalam menjaga sistem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kerentanan terhadap penyakit menular. (3)
Penerapan Pola Makan Saat Mengalami Penyakit Menular
Pola makan yang sehat dapat membantu penderita penyakit menular dalam memulihkan gejala dengan lebih baik, memaksimalkan manfaat pengobatan, dan meningkatkan kualitas hidup (1). Prinsip yang diterapkan dalam kondisi mengalami penyakit menular atau infeksi adalah diet tinggi kalori tinggi protein. Perhatian utama diet pada penyakit menular adalah menghindari adanya masalah gizi seperti defisiensi zat gizi dan penurunan berat badan yang disebabkan oleh berbagai faktor fisiologis terkait kondisi infeksi(5). Asupan oral berupa karbohidrat, protein, lemak seringkali tidak mencukupi karena penurunan nafsu makan dan metabolisme tubuh yang meningkat. Peningkatan proteolisis yang terjadi menyebabkan kebutuhan protein meningkat untuk pergantian sel-sel yang rusak atau mati, memperbaiki jaringan yang rusak akibat inflamasi, dan melawan infeksi. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani seperti ayam, telur, daging, dan susu, protein nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Pemenuhan asupan vitamin C juga sangat penting untuk menjaga kekebalan tubuh dan mencegah penyakit infeksi. Sumber vitamin C dapat diperoleh melalui buah-buahan seperti pepaya, jeruk, mangga, jambu dan sayur-sayuran seperti kangkung dan bayam (5)

Beberapa strategi yang dapat diterapkan pada kondisi mual dan mengalami penurunan nafsu makan untuk tetap memenuhi kebutuhan gizi seperti :
- Makan dalam porsi kecil dengan frekuensi lebih sering
- Mengonsumsi makanan yang lebih hambar, lembut, dan mudah dicerna
- Mengonsumsi ayam atau kacang-kacangan dibanding daging merah
- Menghindari makanan dengan aroma yang terlalu kuat, terlalu manis, terlalu berlemak, atau digoreng
- Makan dalam ruangan yang sejuk dan tidak terlalu hangat
- Berkumur sebelum dan setelah makan untuk mengurangi rasa tidak enak di mulut
- Duduk atau berbaring dengan kepala terangkat minimal satu jam setelah makan pada kondisi perlu istirahat total (6)
Pemenuhan gizi menjadi kunci penanganan penyakit menular untuk meningkatkan kemampuan tubuh melawan infeksi yang dialami.
Editor : Aldera, S.Tr.Gz
Referensi
- Food and Nutrition Technical Assistance. Nutrition and Infectious Diseases. USAID. 2018. [cited 2024 Des 8]. Available from: https://www.fantaproject.org/focus-areas/infectious-diseases
- Dhanny, D.R., Sefriantina, S. Hubungan Asupan Energi, Asupan Protein dan Status Gizi terhadap Kejadian Tuberkulosis pada Anak. Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science, 2021; 2(2)
- Japan International Cooperation Agency (JICA). Infectious Diseases and Nutrition. JICA. 2019. [cited 2024 Des 8]. Available from: https://www.jica.go.jp/Resource/english/our_work/thematic_issues/health/c8h0vm000 0f7k4bf-att/infection_and_nutrition_e.pdf
- Krapić, Mia, et al. Immunological Mechanisms of Sickness Behavior in Viral Infection. Viruses, 2021; 13(11): 2245.
- Abigail, J.J.C., Sari, D.P. Pemberian Diet Tinggi Kalori Tinggi Protein Pada Pasien Anak Dengan Bronkopneumonia. Jurnal Kesehatan Tambusai, 2024; 5(3)
- Loyola University Chicago. Low Appetite/Nausea. Loyola University Chicago. No date [cited 2024 Des 8]. Available from: https://luc.edu/media/lucedu/wellness/nutrition/Low%20Appetite,%20Nausea.pdf
No Comments