Haruskah Susu Selalu Muncul Dalam Menu Anak Sekolah?

Haruskah Susu Selalu Muncul Dalam Menu Anak Sekolah?

Bagikan

Pada awalnya kita mengenal susu sebagai bagian dari 4 sehat 5 sempurna. Tentu saja, harapannya mengkonsumsi susu sekaligus makanan bergizi lainnya dapat memenuhi kebutuhan gizi anak. Namun, kini istilah 4 sehat 5 sempurna sudah tidak lagi digunakan. “Isi piringku” menjadi pengganti yang dianggap lebih ideal. Tidak ada jenis makanan yang memiliki nilai gizi sempurna, sehingga penerapan isi piringku dengan beraneka jenis makanan dan porsinya, dapat memberikan gambaran pemilihan makanan yang beragam dan seimbang. Lantas, apakah susu harus selalu menjadi “gong’” dalam menu anak sekolah?

Apakah susu efektif diberikan pada program makan anak sekolah?

FOTO ARTIKEL WEBSITE-31

Faktanya, susu memiliki kandungan protein, kalsium, vitamin D dan fosfor yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kebutuhan susu di Indonesia masih didapatkan dari hasil impor, karena jumlah produksi susu dalam negri belum mampu memenuhi kebutuhan. (2) Selain itu >80% orang Asia mengalami intoleransi laktosa dan keadaan ini umumnya bersifat genetik. Intoleransi laktosa menyebabkan gangguan pada sistem pencernaan anak seperti diare, mual, dan kembung karena pada dasarnya tidak semua orang dapat menerima keberadaan laktosa dalam susu sapi. (5)

Dampak konsumsi susu bersamaan dengan makanan

Mengkonsumsi susu bersamaan dengan makanan yang mengandung zat besi dapat menyebabkan gangguan penyerapan zat besi. Hal itu terjadi karena kandungan kalsium dalam susu dapat mengikat zat besi sehingga sulit untuk diserap tubuh. (3,4) Bayangkan ketika kita memberikan makanan lengkap berisi karbohidrat, vitamin, mineral, dan protein yang sudah baik justru sulit terserap karena waktu penyajiannya kurang tepat, sayang sekali bukan? Selain itu, pemberian susu pada waktu yang tidak tepat justru dapat memicu rasa kenyang pada anak. Anak memiliki kecenderungan untuk mengkonsumsi susu saja sedangkan makanan lain tidak jadi dikonsumsi karena sudah merasa kenyang. Hal itu dapat menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi anak. Walaupun demikian bukan berarti susu tidak boleh dikonsumsi, tetapi perlu ditempatkan sesuai dengan jenisnya. Susu merupakan protein hewani maka sesuai dengan pedoman isi piringku susu menjadi salah satu jenis protein hewani yang diberikan sesuai dengan porsi dan jeda waktu agar tidak menimbulkan interaksi dengan zat gizi lain.

FOTO ARTIKEL WEBSITE-29

Susu bukan “Si Paling Penting” sehingga dapat digantikan dengan makanan yang sejenis

Pemanfaatan pangan hewani lokal dapat dijadikan pengganti susu sebagai protein hewani bagi anak. Kandungan protein tidak hanya ditemukan pada susu saja tapi dalam bahan makanan lain seperti aneka jenis ikan, telur, unggas, daging, hingga seafood (1). Sehingga dapat dikatakan bahwa susu dan jenis protein hewani yang lain memiliki posisi yang sama namun perlu dikombinasikan dengan zat gizi lain agar menjadi menu yang seimbang.

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Apriyanto M. Pengetahuan Dasar Bahan Pangan. Banten : CV AA Rizky 2022
  2. Badan Pusat Statistik.Produksi Susu Segar (Ton) 2021-2023. Jakarta:2024
  3. Graczykowska, K.; Kaczmarek, J.; Wilczyńska, D.; Łoś-Rycharska, E.; Krogulska, A. The Consequence of Excessive Consumption of Cow’s Milk: Protein-Losing Enteropathy with Anasarca in the Course of Iron Deficiency Anemia—Case Reports and a Literature Review. Nutrients 2021, 13, 828.
  4. Rieny E.G., Sri A., Apoina K. Peran Kalsium dan Vitamin C dalam Absorpsi Zat Besi dan Kaitannya dengan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil:Sebuah Tinjauan Sistematis. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia 2021; 20(6)
  5. Wicaksono Y., Muhammad Z,, & Aji J. Kajian Potensi Pengembangan Produk Susu Bebas Laktosa Bagi Penderita Lactose Intolerance. Jurnal Pangan Halal 2022; 4(1)
No Comments

Post A Comment