Gratis, Variasi, Pangan Lokal : Cara Jitu Atasi Masalah Gizi Melalui Menu Makanan!

Gratis, Variasi, Pangan Lokal : Cara Jitu Atasi Masalah Gizi Melalui Menu Makanan!

Bagikan

Siapa sih yang tidak tahu makan gratis yang sedang hangat diperbincangkan? Makan gratis atau lebih tepatnya Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dicanangkan oleh presiden dan wakil presiden terpilih yang bertujuan untuk menurunkan angka stunting. Lalu bagaimana menu makan bergizi ini bisa tepat sasaran dan tepat tujuannya? Adakah poin penting untuk mencapai keberhasilan program ini? Mari kita simak penjelasan selanjutnya!

Kenapa Program Ini Difokuskan Untuk Stunting?

FOTO ARTIKEL WEBSITE-30

Anak sekolah rentan mengalami masalah gizi akibat pemenuhan asupan gizi yang tidak optimal. Permasalahan beban gizi ganda yang terdiri dari gizi kurang, gizi lebih, dan stunting masih dihadapi oleh Indonesia sampai saat ini. Masalah gizi yang akhir-akhir ini menarik perhatian berbagai lapisan masyarakat adalah stunting. Stunting merupakan kondisi tumbuh kembang yang kurang pada bayi dibawah usia lima tahun yang dipengaruhi oleh kekurangan asupan gizi dalam kurun waktu yang lama sehingga menimbulkan panjang badan atau tinggi badan tubuh anak tampak terlalu pendek dari anak seusianya (1). Tingginya angka stunting di Indonesia berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yaitu 21,6%, meskipun prevalensi stunting menurun dibanding tahun 2021 yang sebesar 24,4%, angka tersebut masih jauh dari target penurunan stunting tahun 2024 sebesar 14% (2). Maka dari itu, adanya pemberian menu makan sesuai kecukupan gizinya dan diberikan secara gratis dapat membantu sasaran program yang tidak bisa memenuhi kebutuhan gizi karena faktor ekonomi rendah dapat menjadi langkah strategis menurunkan angka stunting di Indonesia.

Lalu Seperti Apa Sih Menu Makan Yang Diberikan?

Menu makan yang diberikan tidak bisa asal-asalan karena berdampak secara langsung terhadap daya terima makanan pada anak sekolah sebagai sasaran. Penyusunan menu makan memerlukan banyak pertimbangan agar sesuai dengan tujuan dari target pelaksanaan program. Maka dari itu, apa saja sih kunci penting susunan menu program MBG?

FOTO ARTIKEL WEBSITE-29

1. Perhatikan Kandungan Gizi

Optimalisasikan gizi dengan cara pemenuhan kebutuhan zat gizi yang tepat menjadi faktor krusial untuk pertumbuhan normal, proses tumbuh kembang,

tingkat kecerdasan, dan kesehatan tubuh secara keseluruhan pada bayi, anak- anak, serta seluruh kelompok umur. Ketidakseimbangan kandungan gizi dari menu makan bergizi dapat mempengaruhi kecukupan gizi yang seharusnya diterima. Komposisi kandungan gizi menu makanan yang seimbang mencakup makronutrien seperti karbohidrat, lemak, protein, lemak, serta mikronutrien yaitu vitamin dan mineral (3). Apakah sulit untuk menyusun menu makan bersamaan dengan memperhatikan kandungan gizinya? Tentu cukup sulit apalagi sasarannya anak sekolah yang memiliki preferensi makan yang berbeda-beda. Namun tenang saja, salah satu cara mudahnya bisa kita lihat pada “Isi Piringku” yang dirancang dengan porsi dan kandungan gizi yang seimbang yaitu berupa 30% makanan pokok, 30% sayuran, 20% lauk, dan 20% buah-buahan atau setara dengan 50% sayur dan buah, 20% protein, dan 30% karbohidrat (3).

2. Penggunaan Bahan Pangan Lokal Dan Bervariasi

Bahan pangan yang digunakan dalam menu makan bergizi gratis tidak hanya mempertimbangkan kandungan gizi tetapi juga bahan pangan lokal dan bervariasi. Seberapa pentingkah variasi dalam menu makanan? Dan kenapa harus pangan lokal?

1) Variasi Menu Makanan

Dalam memenuhi kandungan gizi yang seimbang dalam penyusunan menu erat kaitannya dengan variasi dalam menu makanan. Hal ini dikarenakan setiap bahan makanan mengandung zat gizi yang berbeda-beda. Gizi seimbang bagi anak sekolah mencakup makanan bervariasi dimana memebuhi kebutuhan gizi tiap harinya berdasarkan gender, umur, dan status kesehatan (3). Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhan gizinya perlu konsumsi makanan yang bervariasi baik dari jenis dan jumlahnya sesuai dengan salah satu empat pilar gizi seimbang yaitu beragam pangan. Selain itu dalam pedoman gizi seimbang terdapat 10 pesan gizi seimbang yang terdiri dari 1) syukuri dan nikmati anekaragam jenis makanan, 2) banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan, 3) konsumsi lauk pauk berprotein tinggi, 4) konsumsi aneka ragam makanan pokok, 5) batasi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak, 6) biasakan sarapan pagi sebelum beraktivitas, 7) minum air putih yang cukup dan aman, 8) biasakan baca label pada kemasan makanan, 9) biasakan cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, 10) berolahragalah secara teratur dan jaga berat badan normal (4).

2) Pangan Lokal

Program makan bergizi gratis ini akan dilaksanakan secara berkelanjutan sehingga membutuhkan bahan pangan dalam jumlah yang banyak dan bervariasi. Penggunaan pangan lokal dapat menjadi stategi yang optimal karena akses lebih mudah dan lebih terjangkau dari makanan impor, sesuai dengan budaya setempat, dan tentunya bergizi tinggi (5). Dengan cara pengolahan yang baik dan benar dalam mempertahankan atau meningkatkan kandungan gizinya, inovasi menu makanan dengan pangan lokal dapat mudah diterima oleh sasaran program dan tentunya dapat memenuhi kebutuhan gizinya.

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Priyono. Strategi Percepatan Penurunan Stunting Perdesaan (Studi Kasus Pendampingan Aksi Cegah Stunting di Desa Banyumundu, Kabupaten Pandeglang). Jurnal Good Governance.2020;16(2):150-173.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022. Jakarta;2022
  3. Ikhsanti, L., Candiani, M. A., & Puspita, M. N. I. Sosialisasi Pentingnya Gizi Seimbang Dan Pengenalan Isi Piringku Bersama Bunda Teman Paud. Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia (JPMI). 2024;1(6):149-153.
  4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta; 2014
  5. Solehudin, S., Herliana, I., Koto, Y., Lestari, N. E., & Lannasari, L. Nutrisi Seimbang dan Pengolahan Pangan Lokal Untuk Anak. Fundamentum: Jurnal Pengabdian Multidisiplin. 2024;2(3):01-08.
No Comments

Post A Comment