Tertipu Label Gizi? Waspada Klaim yang Menyesatkan

Tertipu Label Gizi? Waspada Klaim yang Menyesatkan

Bagikan

Kita seringkali beranggapan bahwa dengan membaca label gizi, kita telah membuat pilihan makanan yang sehat. Namun, tahukah Anda bahwa banyak produsen makanan yang menggunakan trik-trik tertentu untuk membuat produk mereka terlihat lebih sehat daripada sebenarnya? Mari kita bongkar bersama berbagai klaim menyesatkan pada label gizi yang perlu diwaspadai.

Klaim “Tanpa Gula Tambahan” yang Menipu

FOTO ARTIKEL WEBSITE-3

Pernahkah melihat produk dengan klaim “tanpa gula tambahan”. Kedengarannya sangat sehat, bukan? Namun, perlu diingat bahwa banyak buah-buahan dan sayuran mengandung gula alami. Jadi, meskipun tidak ada gula tambahan, produk tersebut tetap bisa mengandung gula tetapi dengan indeks glikemik yang rendah. Yang perlu diperhatikan adalah kandungan gula tambahan di dalam makanan, apalagi kandungan gula yang tersembunyi. Terkadang ada beberapa gula tambahan lainnya selain gula pasir yang ditambahkan sebagai pemanis. Namun, kita sering tak menyadarinya, karena biasanya menggunakan istilah yang kurang familiar untuk orang awam.(1)
Berikut beberapa petunjuk untuk mengenali kandungan gula tambahan yang tersembunyi pada makanan: (1)

  1. Terdapat kandungan sirup, seperti sirup jagung, sirup maple
  2. Terdapat nama bahan berakhiran “osa”, seperti fruktosa, sukrosa, maltosa, dan dekstrosa
  3. Ada kata gula pada bahan, seperti gula aren, gula tebu, gula merah, dsb
  4. Contoh lainnya, termasuk nektar buah, konsentrat jus, madu

“Rendah Lemak” Tapi Tinggi Garam dan Gula

Produk dengan label “rendah lemak” memang terdengar menarik, tetapi jangan terburu-buru mengambilnya. Label “rendah lemak” juga disiasati oleh produsen makanan. Salah satu triknya adalah menyertakan porsi sekali makan yang sangat kecil dengan kandungan lemak yang lebih rendah. Kalau kita makan lebih dari porsi yang disarankan maka lemak yang dikonsumsi jadi bertambah. Para produsen juga sering menambahkan gula atau garam dalam jumlah tinggi dengan alasan untuk menghadirkan rasa enak pada produk tersebut. (2)

“Alami” dan “Organik” Tidak Selalu Sehat

Klaim “alami” dan “organik” memang membuat kita merasa lebih aman mengonsumsi produk tersebut. Istilah “alami” awalnya digunakan oleh FDA (Food Drug Association) untuk menggambarkan makanan yang benar-benar berasal dari bahan alami tanpa tambahan kimia atau proses kimiawi. Namun, dengan berjalannya waktu, produsen sering menggunakan istilah ini untuk menarik konsumen, sehingga maknanya menjadi kabur. Konsumen sering mudah percaya dengan label “100% alami” tanpa memahami arti sebenarnya. Karena itu, penting untuk mempertanyakan apa yang dimaksud dengan ‘alami’ pada label tersebut, apakah itu terkait kandungan, proses pengolahan, atau aspek lainnya. (3)

Angka Ajaib yang Menyesatkan

FOTO ARTIKEL WEBSITE

Perhatikan angka-angka pada label gizi seperti kalori, lemak, karbohidrat, dan protein. Angka-angka ini memang memberikan informasi penting, tetapi perlu membandingkannya dengan ukuran porsi yang tertera. Jangan tertipu dengan angka yang terlihat kecil jika ukuran porsinya sangat kecil. Keterangan pada label gizi sangat bermanfaat bagi mereka yang membatasi asupan kalori atau memiliki kondisi medis tertentu. Namun, karena banyaknya informasi yang tertera, tak jarang orang kesulitan membacanya. Cara mudah membaca informasi nilai gizi : (4)

  1. Jumlah Sajian per Kemasan Jumlah sajian per kemasan menunjukkan berapa banyak takaran saji yang terdapat dalam satu kemasan makanan. Misalnya, jika suatu produk keripik kentang mencantumkan “4 sajian per kemasan,” ini berarti satu kemasan bisa dibagi menjadi 4 sajian. Informasi nilai gizi yang tertera hanya berlaku untuk satu sajian, bukan seluruh kemasan. Jadi, jika Anda mengonsumsi seluruh kemasan, Anda akan mendapatkan 4 kali lipat nilai gizi yang tertera.
  2. Kalori Total Persajian Kalori total pada informasi nilai gizi menunjukkan jumlah energi yang Anda peroleh dari setiap sajian makanan atau minuman. Semakin banyak sajian yang dikonsumsi, semakin besar asupan kalori yang didapat. Penulisan kalori biasanya disertai dengan keterangan “kalori dari lemak,” yang dihitung secara terpisah. Misalnya, sebungkus makaroni mencantumkan “kalori total per sajian” sebesar 250 kkal dan “kalori dari lemak” sebesar 110 kkal. Jika Anda mengonsumsi satu sajian, Anda mendapatkan total 250 kkal energi, termasuk 110 kkal dari lemak. Jika Anda menghabiskan satu bungkus makaroni yang terdiri dari 3 sajian, jumlah total kalori yang Anda peroleh perlu dikalikan tiga.
  3. Angka Kecukupan Gizi Angka Kecukupan Gizi (AKG) pada informasi nilai gizi menunjukkan kebutuhan energi harian rata-rata, yaitu 2000 kkal. AKG menggambarkan jumlah zat gizi dalam satuan berat seperti milligram (mg) atau gram (gr), serta dalam bentuk persentase (%) AKG. Setiap zat gizi memiliki rekomendasi asupan harian tertentu, dan persentase AKG menunjukkan perbandingan antara zat gizi dalam suatu produk dengan total kebutuhan harian Anda. Misalnya, jika satu kotak jus jeruk mengandung vitamin C setara dengan 50% AKG per sajian, berarti dengan mengonsumsi satu kotak tersebut, Anda telah memenuhi 50% kebutuhan harian vitamin C Anda.

Klaim Kesehatan yang Tidak Berdasar

Klaim kesehatan pada label makanan sering kali bisa menyesatkan jika tidak didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat. Berikut adalah beberapa contoh klaim kesehatan yang sering ditemukan pada label makanan dan mengapa mereka mungkin tidak berdasar :

  1. Menurunkan Risiko Penyakit Klaim bahwa suatu produk dapat menurunkan risiko penyakit tertentu seringkali tidak disertai dengan data penelitian yang valid dan peer-reviewed. Misalnya, klaim bahwa suatu makanan dapat mengurangi risiko kanker tanpa data klinis yang mendukungnya.
  2. Bebas Gluten Banyak produk yang mengklaim “bebas gluten” untuk menarik konsumen yang sensitif terhadap gluten. Namun, klaim ini tidak selalu berarti bahwa produk tersebut lebih sehat, terutama jika produk tersebut mengandung bahan tambahan atau tinggi gula.
  3. Anti-Penuaan Beberapa makanan atau minuman mengklaim memiliki efek anti-penuaan berkat kandungan antioksidan atau vitamin tertentu. Klaim ini seringkali tidak memiliki bukti klinis yang solid dan dapat lebih merupakan taktik pemasaran.

Tips Membaca Label Gizi dengan Cerdas

Membaca label gizi membantu konsumen memilih pangan yang aman dan sesuai kebutuhan. Label memungkinkan konsumen untuk memilih makanan yang seimbang, mempertahankan berat badan sehat, dan mengatur asupan lemak, kolesterol, gula, garam, serta meningkatkan konsumsi sayuran, buah, dan biji-bijian. (5)

  1. Perhatikan ukuran porsi: Bandingkan ukuran porsi pada label dengan jumlah yang biasanya Anda konsumsi.
  2. Baca daftar bahan: Semakin sedikit bahan tambahan dan pengawet yang tercantum, semakin baik.
  3. Perhatikan kandungan gula, lemak, dan sodium: Batasi konsumsi gula, lemak jenuh, dan sodium.
  4. Jangan terpaku pada satu klaim: Pertimbangkan keseluruhan informasi pada label.
  5. Bandingkan beberapa produk: Pilih produk dengan kandungan gizii yang paling baik.

Membaca label gizi adalah langkah penting untuk membuat pilihan makanan yang sehat. Namun, kita perlu waspada terhadap berbagai trik yang digunakan produsen untuk membuat produk mereka terlihat lebih menarik. Dengan pengetahuan yang cukup, kita dapat menjadi konsumen yang cerdas dan tidak mudah tertipu oleh klaim-klaim menyesatkan.

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Gager, Erin. Finding the Hidden Sugar in the Foods You Eat. [Internet]. Hopkins Medicine. [cited 2024 Agustus 17]. Avaiable from: https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/finding-the-hidden-sugar-in-the -foods-you-eat
  2. GGL. Produk Berlabel Low Fat. Sehatkah Buat Diet?. [Internet]. [cited 2024 Agustus 18]. Available from : https://blog.ggl.life/produk-berlabel-low-fat/
  3. Mayasari, Kartika. Fakta di Balik Label Alami pada Makanan Kemasan. [Internet]. KlikDokter. 2018. [cited 2024 Agustus 18]. Available from : https://www.klikdokter.com/info-sehat/kesehatan-umum/fakta-di-balik-label-alami-pada-makanan kemasan?srsltid=AfmBOopgdEQ_ezNbwsicnAnZvBFquFf_HtB7VigTSowWWSapjMHZdRSJ
  4. Lestari, Diah Ayu. Cara Membaca Informasi Nilai Gizi pada Label Kemasan. [Internet]. Hello Sehat. 2023. [cited 2024 Agustus 18]. Avaiable from : https://hellosehat.com/nutrisi/tips-makan-sehat/cara-membaca-label-informasi-nilai-gizi-pada-ke masan-makanan/
  5. Sarjinem. Perhatikan Label Kemasan Makanan. [Internet]. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. [cited 2024 Agustus 18]. Available from : https://sardjito.co.id/2022/05/27/membiasakan-membaca-label-pada-makanan-kemasan/
No Comments

Post A Comment