Menggali Potensi Soya: Solusi Alami untuk Pencegahan Penyakit Jantung pada Lansia

Menggali Potensi Soya: Solusi Alami untuk Pencegahan Penyakit Jantung pada Lansia

Bagikan

Apakah kamu pernah berpikir bahwa jawaban atas kesehatan jantung yang prima bisa ditemukan di rak-rak supermarket? Dalam dunia yang dipenuhi dengan berbagai macam jenis makanan, terkadang solusi terbaik bisa jadi yang paling sederhana. Salah satu contohnya adalah soya atau kedelai. Meskipun sering dianggap sebagai bahan makanan biasa karena harga yang murah, kedelai menyimpan keajaiban yang tak terduga dalam menjaga kesehatan jantung khususnya pada lansia. Mari kita simak penjelasan berikut tentang bagaimana kedelai yang harganya murah tetapi kualitas tidak murahan ini bisa menjadi kunci dalam menjaga jantung lansia agar tetap sehat.

LANSIA DAN PENYAKIT JANTUNG: TANTANGAN YANG PERLU DIHADAPI

FOTO ARTIKEL WEBSITE-23

Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung di Indonesia yaitu 1,5% (3). Angka ini cenderung meningkat 3 kali lipat jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 0,5% (4). Penduduk Indonesia yang berusia >65 tahun memiliki angka kematian tertinggi akibat penyakit jantung sehingga menjadikan kelompok lansia yang paling rentan (3). Lansia merupakan individu yang rentan mengalami penyakit jantung karena fungsi organ jantung akan semakin menurun seiring bertambahnya usia (1). Bagi sebagian besar lansia, kesehatan jantung adalah salah satu aspek utama yang mempengaruhi kualitas hidup. Dalam usia yang lebih tua, risiko terkena penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner dan penyakit pembuluh darah semakin meningkat. Penyakit jantung pada lansia sering terjadi karena masalah pada pembuluh darah arteri (6). Faktor-faktor seperti penurunan elastisitas pembuluh darah, penumpukan plak, kadar kolesterol yang tinggi dan penurunan fungsi jantung meningkatkan risiko penyakit jantung (15). Tantangan utama dalam menghadapi masalah ini yaitu memastikan bahwa lansia mendapatkan perawatan yang tepat. Hal ini melibatkan pendekatan secara holistik yang meliputi penggunaan obat-obatan yang sesuai pengawasan medis dan penerapan pola makan sehat. Pencegahan dan pengendalian penyakit jantung pada lansia melalui pola makan sangat penting baik pada tingkat populasi maupun individu. Selama dekade terakhir, perhatian besar telah diberikan terhadap manfaat kesehatan pada soya khususnya dalam menurunkan risiko penyakit jantung. Dalam dunia yang semakin sadar akan kesehatan, soya telah mendapat sorotan sebagai bahan makanan yang memiliki dampak besar dalam pencegahan dan pengendalian penyakit jantung karena berbagai kandungan zat gizi dan senyawa bioaktif yang bermanfaat dalam melawan penyakit jantung.

SOYA: SI KACANG PUTIH KECIL YANG MENGANDUNG SEGUDANG MANFAAT BAGI JANTUNG LANSIA

Soya atau biasa dikenal dengan kedelai merupakan tanaman yang termasuk ke dalam kelompok kacang-kacangan. Kedelai berasal dari daerah Asia Timur dan sudah tersebar di seluruh dunia (9). Kedelai memiliki kandungan gizi yang bermanfaat bagi tubuh seperti soy protein, serat, dan asam lemak tak jenuh (lesitin). Selain itu, kedelai mengandung senyawa bioaktif seperti isoflavon yang memiliki manfaat bagi kesehatan jantung (13). Kedelai sering kali dianggap sebagai superfood karena memiliki beragam manfaat untuk kesehatannya (5). Sebagai sumber protein nabati yang berkualitas tinggi dan memiliki asam amino esensial yang lengkap, kedelai menjadi pilihan popular bagi sebagian vegetarian untuk memenuhi kebutuhan protein tubuh (8). Dalam masakan, kedelai memiliki versatilitas tinggi dan dapat diolah menjadi berbagai produk mulai dari susu kedelai, tahu, dan tempe.

Baru-baru ini, perhatian besar telah diberikan terhadap manfaat kedelai khususnya dalam menurunkan risiko penyakit jantung terutama efek penurunan kadar kolesterol LDL. Kedelai memiliki sifat hipokolesterolemia dari senyawa bioaktifnya. Studi meta-analisis menunjukkan bahwa mengonsumsi 25 gram protein kedelai per hari selama 6 minggu dapat menurunkan kolesterol LDL sebesar 4,76 mg/dl dan kadar kolesterol total sebesar 6,41 mg/dl dibandingkan dengan kelompok yang tidak mengonsumsi protein kedelai (16). Penelitian lain yang dilakukan dengan desain studi secara observasional menunjukkan bahwa masyarakat yang mengonsumsi makanan yang kaya akan kedelai, seperti Negara di kawasan Asia Timur, memiliki tingkat penyakit jantung yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara dimana kedelai jarang dikonsumsi. Selain itu, konsumsi olahan kedelai seperti tahu sebanyak 26,7 gram/hari dapat mengurangi risiko terjadinya penyakit kardiovaskular sebesar 18% (17). Oleh karena itu, memasukkan kedelai ke dalam pola makan sehari-hari dapat menjadi strategi yang efektif untuk mencegah penyakit jantung pada lansia (7).

MANFAAT KANDUNGAN GIZI DAN SENYAWA BIOAKTIF PADA SOYA

1. Soy protein
FOTO ARTIKEL WEBSITE-22

Soy protein, juga dikenal dengan protein kedelai adalah sumber protein nabati yang berasal dari kedelai melalui ekstraksi protein. Soy protein dapat membantu menurunkan kadar kolesterol jahat dengan cara mengurangi penumpukan lemak pada arteri sehingga mengurangi risiko penyakit jantung. Kedelai mengandung 9 asam amino essensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Menurut American Heart Diseases, konsumsi soy protein 25-50 gram/hari efektif dalam menurunkan kadar LDL dalam darah (2).

2. Serat

Kedelai mengandung serat yang bersifat larut air. Serat larut air adalah jenis serat yang larut dalam air dan membentuk gel di usus besar. Serat yang terkandung dalam kedelai dapat menempel pada partikel kolesterol dan mengeluarkannya dari dalam tubuh sehingga membantu dalam menurunkan risiko penyakit aterosklerosis (11).

3. Asam lemak tak jenuh

Asam lemak tak jenuh terutama lesitin memiliki kemampuan dalam mengurangi kelebihan LDL di dalam tubuh. Lesitin merupakan salah satu unsur alam yang mempunyai sifat pengemulsi. Hal itu dapat mengemulsi dan mengontrol penyerapan lemak di dalam tubuh. Studi terbaru menunjukkan bahwa diet yang kaya akan kandungan lesitin dapat meregulasi homeostatis kolesterol dan metabolisme lipoprotein di hati melalui mekanisme peningkatkan aktivitas kolesterol HMG-CoA reduktase dan α-7-hidroksilase dan menurunkan aktivitas ACAT microsomal, sehingga kadar kolesterol dalam tubuh menurun (10).

4. Isoflavon

Isoflavon pada kedelai diketahui memiliki efek anti-aterosklerotik yang signifikan dalam mengatasi penyakit jantung pada lansia (14). Isoflavon terutama genistein dan daidzein dapat menghambat proses oksidasi lipid yang berkontribusi pada perkembangan aterosklerosis. 2 senyawa tersebut juga dapat menghambat aktivitas enzim tirosin kinase yang terkait dengan proses inflamasi dan peradangan yang dapat memperburuk kondisi jantung (13). Dalam studi yang dilakukan, isoflavon telah ditemukan menghambat lipoprotein oksidasi secara in vitro dan menghambat pembentukan oksidasi lipid plasma. Hal ini menunjukkan bahwa isoflavon dapat berperan sebagai antioksidan yang efektif dalam menghambat perkembangan aterosklerosis dan mengurangi risiko penyakit jantung pada lansia (12)

Kedelai, dengan berbagai manfaat kesehatannya, adalah pilihan makanan yang sehat dan ekonomis. Konsumsi rutin kedelai dapat menurunkan kolesterol LDL, memperbaiki kesehatan pembuluh darah, dan mengurangi risiko penyakit jantung pada lansia. Implementasi ini dapat meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan angka kematian akibat penyakit jantung pada lansia.

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Aryani A, Herawati VD, Keperawatan PI, Surakarta US. Kondisi Lanjut Usia Yang Mengalami Hiperkolesterolemia Di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia Desa Betengsari, Kartasura : Pilot Study. J Perawat Indones. 2021;5(1):527–536. doi:10.32584/jpi.v5i1.759.
  2. A. Gil-Izquierdo, J. L. Penalvo, J. I. Gil, S. Medina, M. N. Horcajada, S. Lafay, M. Silberberg, R. Llorach, P. Zafrilla, P. Garcia-Mora, et al. Soy Isoflavones and Cardiovascular Disease Epidemiological, Clinical and -Omics Perspectives. Curr Pharm Biotechnol. 2012;13(5):624–631. doi:10.2174/138920112799857585.
  3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Hasil Utama Riskesdas 2018. Jakarta; 2018.
  4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Laporan Nasional 2013. Jakarta; 2013.
  5. Cobos Á, Díaz O. ‘Superfoods’: Reliability of the Information for Consumers Available on the Web. Foods. 2023;12(3). doi:10.3390/foods12030546.
  6. Ghani L, Dewi M, Novriani H, Penelitian P, Daya S. Faktor Risiko Dominan Penyakit Jantung Koroner di Indonesia. 2016;153–64.
  7. Htun NC, Suga H, Imai S, Shimizu W, Takimoto H. Food intake patterns and cardiovascular risk factors in Japanese adults: Analyses from the 2012 National Health and nutrition survey, Japan. Nutr J. 2017;16(1):1–15. doi:10.1186/s12937-017-0284-z.
  8. Kim IS, Kim CH, Yang WS. Physiologically active molecules and functional properties of soybeans in human health—a current perspective. Int J Mol Sci. 2021;22(8). doi:10.3390/ijms22084054.
  9. Lee GA, Crawford GW, Liu L, Sasaki Y, Chen X. Archaeological soybean (Glycine max) in East Asia: Does size matter? PLoS One. 2011;6(11). doi:10.1371/journal.pone.0026720.
  10. Moriel P, Mourad AM, De Carvalho Pincinato E, Mazzola PG, Sabha M. Influence of soy lecithin administration on hypercholesterolemia. Cholesterol. 2010:11–14. doi:10.1155/2010/824813.
  11. Park S, Yoon SJ, Tae HJ, Shim CY. Dietary fiber, atherosclerosis, and cardiovascular disease. Front Biosci. 2011;16(2):486–497. doi:10.2741/3700.
  12. Patel RP, Boersma BJ, Crawford JH, Hogg N, Kirk M, Kalyanaraman B, Parks DA, Barnes S, Darley-Usmar V. Antioxidant mechanisms of isoflavones in lipid systems: Paradoxical effects of peroxyl radical scavenging. Free Radic Biol Med. 2001;31(12):1570–1581. doi:10.1016/S0891-5849(01)00737-7.
  13. Rezazadegan M, Mirjalili F, Clark CCT, Rouhani MH. The effect of soya consumption on inflammatory biomarkers: A systematic review and meta-analysis of clinical trials. Br J Nutr. 2021; 125(7):780–791. doi:10.1017/S0007114520003268.
  14. Sacks FM, Lichtenstein A, Van Horn L, Harris W, Kris-Etherton P, Winston M. Soy protein, isoflavones, and cardiovascular health: An American Heart Association Science Advisory for professionals from the Nutrition Committee. Circulation. 2006;113(7):1034–1044. doi:10.1161/CIRCULATIONAHA.106.171052.
  15. Syifa Isnani A, Program Studi Psikologi N. Kesejahteraan Subjektif Pada Lanjut Usia yang Tinggal Sendiri di Rumah The Subjective Well-Being of Elderly Persons Who Live at Home Alone Article History. 2022;10(01):240–259.
  16. Zampelas A. 2019. nutrients The Effects of Soy and its Components on Risk.
  17. Zuo X, Zhao R, Wu M, Wan Q, Li T. Soy Consumption and the Risk of Type 2 Diabetes and Cardiovascular Diseases: A Systematic Review and Meta-Analysis. Nutrients. 2023;15(6). doi:10.3390/nu15061358.
No Comments

Post A Comment