Antisipasi Penyebab Kematian Lansia Nomor Satu di Dunia dengan Gizi

Antisipasi Penyebab Kematian Lansia Nomor Satu di Dunia dengan Gizi

Bagikan

Penyakit kardiovaskular adalah penyebab terbanyak kematian di seluruh dunia, termasuk Indonesia. (1) Penyakit ini banyak terjadi pada lansia dan menyebabkan kematian, keterbatasan fisik, dan biaya yang signifikan. (2) Namun, pencegahan penyakit kardiovaskular sebenarnya sangat terjangkau dan sederhana. (3) Yuk, simak penjelasannya.

Apa itu penyakit kardiovaskular?

FOTO ARTIKEL WEBSITE-24

Penyakit kardiovaskular merupakan kelompok penyakit yang terjadi pada jantung (“kardio”) dan pembuluh darah (“vaskular”). Jadi, penyakit kardiovaskular bukan hanya meliputi penyakit jantung, ya. Pembuluh darah pada berbagai organ lain juga bisa terlibat, di mana dapat terjadi penyempitan hingga penyumbatan. (1) Pembuluh darah yang paling banyak terlibat dan berakibat fatal adalah pembuluh darah pada jantung (menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan serangan jantung) dan pada otak (menyebabkan stroke). (2)

Dampak global, nasional, dan personal

FOTO ARTIKEL WEBSITE-25

Setiap tahun, penyakit kardiovaskular menyebabkan 19,8 juta kematian di seluruh dunia dan kerugian ekonomi global setidaknya satu triliun dolar. (2,3) Di Indonesia sendiri, tercatat 877.531 orang menderita penyakit jantung dan 638.178 orang menderita stroke. (4) Penyakit Jantung Koroner diperkirakan memiliki dampak ekonomi 52 triliun rupiah, dan biaya layanan kesehatan mencapai 2 kuadriliun rupiah. (5) Tidak kalah penting, dampak personal penyakit kardiovaskular sangat besar. Pengobatan dan rehabilitasi penyakit kardiovaskular membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga yang tinggi, yang dapat membebani lansia dan keluarga secara fisik, emosional, dan finansial. (6)

Penyebab dan faktor risiko

Nah, jelas bahwa dampak penyakit kardiovaskular dalam berbagai sudut pandang sangat signifikan. Namun, penyakit kardiovaskular sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah, karena hingga 90% dari faktor risikonya dapat diubah dengan pola hidup sehat. (3,7) Beberapa faktor risiko, seperti usia lanjut dan riwayat penyakit kardiovaskular pada keluarga memang tidak dapat diubah. Namun, banyak faktor risiko lain yang dapat diubah, meliputi penyakit metabolik seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes melitus (DM; gula darah tinggi), kolesterol darah tinggi, kebiasaan merokok, dan obesitas. (3,8)

Pencegahan: mulai dari gizi

Berlawanan dengan dampak penyakit kardiovaskular yang sangat signifikan, pencegahannya sangat sederhana, dimulai dari gizi. (7)

Gizi memerankan peran penting dalam seluruh tahap perjalanan penyakit kardiovaskular.  Pertama, sebagai pondasi dasar pencegahan penyakit metabolik (seperti hipertensi dan  DM). Selanjutnya jika telah terjadi penyakit metabolik, maka pengaturan gizi, olahraga, dan  obat-obatan ditujukan untuk mencegah penyakit kardiovaskular. Terakhir, jika telah terjadi  penyakit kardiovaskular, manajemen gizi tetap merupakan pilar penting dalam pengobatan  dan kontrol penyakit. (3)
Jadi, di tahap mana pun kita berada, pengaturan gizi sangat penting, ya. Berikut adalah  makanan yang perlu dipertimbangkan untuk mencegah penyakit kardiovaskular: 

1. Sayur dan buah-buahan

Konsumsi banyak sayur (khususnya sayuran berdaun hijau) dan buah-buahan (seperti apel, anggur, alpukat, bluberi) yang utuh dan segar. Buah yang dikalengkan, dibekukan, maupun dikeringkan tanpa gula tambahan juga baik dikonsumsi. (9) Meskipun sangat heterogen, pada umumnya sayur dan buah bersifat mengenyangkan, memiliki indeks glikemik rendah, dan kaya akan berbagai mikronutrien bermanfaat, seperti serat, vitamin, mineral, dan fitokimia serta memiliki efek antioksidan dan anti-inflamasi. (10) Hindari jus maupun olahan buah dan sayur yang disertai penambah rasa, gula, dan pengawet buatan. (11)

2. Protein
FOTO ARTIKEL WEBSITE-26

Terdapat banyak sumber protein sehat, meliputi: (11,12)
● Protein nabati (baik berupa tahu dan tempe maupun kacang-kacangan)
●Ikan dan makanan laut lain mengandung banyak protein dan asam lemak omega 3 yang baik untuk kesehatan kardiovaskular
● Daging rendah lemak, daging tanpa kulit Hindari daging ultra proses (seperti sosis beku olahan pabrik) dan daging dengan kandungan lemak tinggi. (11,12)

3. Karbohidrat

Karbohidrat kompleks adalah bagian penting makanan sehari-hari. Biji-bijian utuh seperti beras cokelat mengandung banyak serat yang membantu menjaga kadar kolesterol dan ditemukan mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. (9,12) Batasi karbohidrat sederhana (makanan manis yang mengandung banyak gula namun tidak mengenyangkan)

4. Minyak nabati

Minyak nabati seperti minyak zaitun, minyak kanola, minyak alpukat memiliki kadar lemak tidak jenuh yang tinggi sehingga baik untuk kesehatan kardiovaskular. (13,14) Hindari mentega dan lemak hewani. (13,14)

5. Minuman manis

Gunakan susu rendah lemak, konsumsi teh dan kopi sebaiknya tidak ditambah dengan banyak gula. (11,12) Hindari minuman yang ditambah dengan pemanis buatan dan banyak gula tambahan. (11,12)

6. Garam

Batasi konsumsi garam. Konsumsi garam berlebih dapat menyebabkan hipertensi, salah satu faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. (9,12) Penggunaan bumbu dan rempah dapat meningkatkan rasa makanan tanpa menggunakan terlalu banyak garam. (9,12)

7. Pengolahan makanan

Jika memungkinkan, konsumsi makanan yang diolah sendiri dan tingkatkan makanan yang dikukus dan direbus, serta gunakan sedikit minyak saat memasak (tumis, pan frying). (15,16) Batasi makanan instan & cepat saji, makanan ultra-proses, dan makanan yang digoreng. (15,16)

Jangan terintimidasi oleh penjelasan di atas, ya. Perubahan pola makan tidak perlu dilakukan secara drastis. Perubahan secara bertahap akan memberikan lebih banyak manfaat dibandingkan memaksakan diri untuk langsung menerapkan perubahan yang signifikan kemudian menyerah. Berbagai penelitian menemukan bahwa perbaikan pola makan tanpa sepenuhnya memenuhi seluruh rekomendasi gizi tetap memberikan manfaat untuk kesehatan kardiovaskular. (11–13) Pengaturan gizi dan diet yang baik tidak seharusnya menjadi momok. Nutrisi yang baik bisa didapatkan dengan mengonsumsi berbagai makanan yang sehat dan lezat serta bermanfaat untuk melindungi sistem kardiovaskular. (12) Terakhir, lengkapi pengaturan gizi dengan tidak merokok, melakukan aktivitas fisik teratur (3-5x per minggu selama 30 menit), dan tidur cukup (7-8 jam) untuk memaksimalkan kesehatan kardiovaskular. (17)

Hanya pada lansia?

FOTO ARTIKEL WEBSITE-9

Nah, meskipun penyakit kardiovaskular lebih sering terjadi pada lansia, bukan berarti penyakit ini bisa diabaikan pada usia muda, ya! Pertama, dengan perkembangan waktu, penyakit kardiovaskular tidak lagi menjadi penyakit yang hanya ditemukan pada lansia. Kedua, pencegahan yang telah dijelaskan sebelumnya akan lebih efektif semakin dini perubahan tersebut dilakukan. Plak lemak di pembuluh darah sudah mulai menumpuk pada usia 20 tahun, lho! Selain itu, pola hidup sehat akan lebih mudah dilanjutkan pada usia tua jika telah dibangun sejak muda, dibandingkan jika baru mengubah pola hidup setelah usia lanjut atau bahkan setelah mengalami gangguan kesehatan. (3,17) Usia memang tidak bisa diubah. Penuaan akan terjadi pada semua orang yang beruntung dan berumur panjang. Namun, tua tidak berarti renta–banyak faktor risiko lain yang bisa diubah. Yuk, tua maupun muda, kita terapkan pola hidup sehat untuk mencegah penyakit kardiovaskular. Mulai hari ini, mulai dari gizi, untuk kini dan nanti.

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. WHO. WHO: Cardiovascular Diseases Fact Sheet. World Health Organization. 2021.
  2. Mensah GA, Fuster V, Murray CJL, Roth GA. Global Burden of Cardiovascular Diseases and Risks, 1990- 2022. J Am Coll Cardiol. 2023 Dec 19;82(25):2350–473. Available from: https://www.jacc.org/doi/10.1016/j.jacc.2023.11.007
  3. Wu J, Feng Y, Zhao Y, Guo Z, Liu R, Zeng X, et al. Lifestyle behaviors and risk of cardiovascular disease and prognosis among individuals with cardiovascular disease: a systematic review and meta-analysis of 71 prospective cohort studies. Int J Behav Nutr Phys Act. 2024 Apr 22;21(1):42. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/38650004/
  4. BKKBN, BPS, Kemenkes RI. Survei Kesehatan Indonesia 2023. BKKBN - Kemenkes RI. 2023;
  5. Uli RE, Satyana RPU, Zomer E, Magliano D, Liew D, Ademi Z. Health and productivity burden of coronary heart disease in the working Indonesian population using life-table modelling. BMJ Open. 2020;
  6. Paneni F, Diaz Cañestro C, Libby P, Lüscher TF, Camici GG. The Aging Cardiovascular System: Understanding It at the Cellular and Clinical Levels. J Am Coll Cardiol. 2017 Apr 18;69(15):1952–67.
  7. 2020 Dietary Guidelines Advisory Committee DPS. Dietary Patterns and Risk of Cardiovascular Disease: A Systematic Review. Diet Patterns Risk Cardiovasc Dis A Syst Rev 2020 Jul 15; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK578519/
  8. Tian D, Meng J. Exercise for Prevention and Relief of Cardiovascular Disease: Prognoses, Mechanisms, and Approaches. Oxid Med Cell Longev. 2019;2019:11. Available from: /pmc/articles/PMC6481017/
  9. Belardo D, Michos ED, Blankstein R, Blumenthal RS, Ferdinand KC, Hall K, et al. Practical, Evidence Based Approaches to Nutritional Modifications to Reduce Atherosclerotic Cardiovascular Disease: An American Society For Preventive Cardiology Clinical Practice Statement. Am J Prev Cardiol. 2022 Jun 1;10:2666–6677. Available from: /pmc/articles/PMC8914096/
  10. Zhao CN, Meng X, Li Y, Li S, Liu Q, Tang GY, et al. Fruits for Prevention and Treatment of Cardiovascular Diseases. Nutrients [Internet]. 2017 Jun 13;9(6). Available from: /pmc/articles/PMC5490577/
  11. Pallazola VA, Davis DM, Whelton SP, Cardoso R, Latina JM, Michos ED, et al. A Clinician’s Guide to Healthy Eating for Cardiovascular Disease Prevention. Mayo Clin Proc Innov Qual Outcomes [Internet]. 2019 Sep;3(3):251. Available from: /pmc/articles/PMC6713921/
  12. Sikand G, Severson T. Top 10 dietary strategies for atherosclerotic cardiovascular risk reduction. Am J Prev Cardiol. 2020 Dec 1;4. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/34327475/
  13. Feingold KR. The Effect of Diet on Cardiovascular Disease and Lipid and Lipoprotein Levels. Endotext [Internet]. 2024 Mar 31; Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK570127/
  14. Schoeneck M, Iggman D. The effects of foods on LDL cholesterol levels: A systematic review of the accumulated evidence from systematic reviews and meta-analyses of randomized controlled trials. Nutr Metab Cardiovasc Dis. 2021 May 6;31(5):1325–38. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/33762150/
  15. Cui B, Yuan WK, Wang LDL, Wang FR, Peng J, Ma JY, et al. Association between cooking patterns and the prevalence of hyperlipidemia in Eastern China. BMC Public Health. 2024 Dec 1;24(1). Available from: /pmc/articles/PMC10763481/
  16. Rodríguez-Ayala M, Sandoval-Insausti H, Bayán-Bravo A, Banegas JR, Donat-Vargas C, Ortolá R, et al. Cooking Methods and Their Relationship with Anthropometrics and Cardiovascular Risk Factors among Older Spanish Adults. Nutrients. 2022 Aug 1 [cited 2024 May 26];14(16). Available from: /pmc/articles/PMC9414627/
  17. Kaminsky LA, German C, Imboden M, Ozemek C, Peterman JE, Brubaker PH. The importance of healthy lifestyle behaviors in the prevention of cardiovascular disease. Prog Cardiovasc Dis. 2022 Jan 1;70:8–15.
No Comments

Post A Comment

16617 16621