10 Jul Segudang Manfaat Soya Agar Tubuh Tetap Jaya
Penyakit Tidak Menular (PTM) atau biasa disebut sebagai penyakit degeneratif merupakan jenis penyakit yang tidak bisa ditularkan oleh penderita ke orang lain yang berkembang secara perlahan dan terjadi dalam jangka waktu yang panjang. (1) Berdasarkan data WHO pada tahun 2023, sekitar 74 persen penyebab kematian di dunia adalah PTM yang membunuh 41 juta jiwa per tahun, diantaranya penyakit jantung dan pembuluh darah (17,9 juta jiwa), kanker (9,3 juta jiwa), penyakit pernafasan kronis (4,1 juta jiwa), dan diabetes (2,0 juta jiwa). (2) Beberapa faktor risiko PTM meliputi peningkatan tekanan darah, peningkatan gula darah, obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik, merokok serta konsumsi alkohol. (3) Salah satu program pemerintah melalui Kementerian Kesehatan untuk mencegah PTM adalah CERDIK yang merupakan singkatan dari Cek kesehatan secara berkala, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik/olahraga, Diet sehat dan seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stress. (4)
Kedelai dan susu kedelai (susu soya)

Dalam melakukan diet sehat dan seimbang, dapat mengonsumsi bahan pangan nabati, pangan utuh (whole food) dan pangan alami yang mengalami pengolahan minimal (minimal processing). (5) Salah satu pangan nabati yang baik untuk dikonsumsi adalah kedelai. Kedelai memiliki rata-rata kandungan protein 35% dan susunan asam amino yang lebih lengkap dibandingkan kacang-kacangan lainnya. (6) Kedelai dapat diolah menjadi susu kedelai (susu soya) yang merupakan hasil ekstraksi dari kedelai. Susu soya memiliki kandungan protein 40,4 g/100g yang kaya akan asam amino (arginin dan glisin), antioksidan (isoflavon dan lesitin), lemak, kalsium, fosfor, zat besi, pro vitamin A, vitamin B kompleks (kecuali vitamin B12), serat dan air. (7) Pemberian susu soya menjadi salah satu pengobatan non farmakologis karena susu soya termasuk dalam pangan fungsional. (8)
Apa saja manfaat susu soya dalam pencegahan dan pengendalian PTM?
Berbagai manfaat susu soya dalam pencegahan dan pengendalian PTM diantaranya sebagai berikut:
1. Penyakit jantung dan pembuluh darah (penyakit kardiovaskular)
- Hipertensi
Pemberian susu soya berpengaruh signifikan terhadap perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik. (9, 10) Kandungan isoflavon pada susu soya berperan sebagai fitoestrogen yang menimbulkan efek vasodilator (melebarkan pembuluh darah) sehingga dapat menurunkan tekanan darah seperti estrogen. (8, 11) - Penyakit jantung dan stroke
Salah satu faktor risiko penyakit jantung dan stroke adalah tingginya kadar kolesterol tubuh. Pemberian susu soya berpengaruh signifikan terhadap penurunan kadar kolesterol. (12, 13) Kedelai mengandung isoflavon berupa genistein, daidzein, dan glicitein yang dapat meningkatkan kolesterol HDL, menurunkan trigliserida, kolesterol total dan kolesterol LDL serta mengurangi penggumpalan darah sehingga dapat mengurangi resiko terkena serangan jantung dan stroke. (14, 15, 16, 17) Kedelai juga mengandung lesitin yang mampu mengontrol lemak dan mengemulsikannya untuk dikeluarkan dari tubuh sehingga peredaran darah ke seluruh tubuh menjadi lancar. (18) Selain itu, kedelai mengandung serat yang dapat meningkatkan ekskresi asam empedu dan kolesterol melalui feses sehingga mengurangi laju enterohepatik pada asam empedu. Rendahnya kadar asam empedu yang masuk ke hati dan rendahnya absorbsi kolesterol dapat menurunkan kadar kolesterol di dalam hati. Selanjutnya, kolesterol diambil dari darah untuk mensintesis asam empedu sehingga kadar kolesterol menurun. (19)
2. Kanker

Asupan kedelai yang lebih tinggi berkaitan dengan penurunan risiko kanker sebesar 10%. (20) Kedelai dan olahannya merupakan sumber isoflavon yang telah terbukti berperan sebagai antikanker melalui penghambatan proliferasi sel kanker dan menurunkan inflamasi sehingga dapat menurunkan resiko kanker kolon. (21) Wanita yang mengonsumsi kedelai memiliki risiko lebih rendah terkena kanker payudara jika dibandingkan dengan wanita yang tidak mengonsumsi kedelai. (22) Penelitian membuktikan bahwa wanita yang rutin mengonsumsi susu soya memiliki kadar isoflavon yang lebih tinggi. Isoflavon dapat mengurangi risiko kanker payudara dan menekan pertumbuhan sel-sel tumor. (23)
3. PPOK
Peningkatan konsumsi kedelai berkaitan dengan penurunan risiko PPOK dan sesak napas. (24)
4. Diabetes melitus (DM)
Pemberian susu soya berpengaruh terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita DM. Kandungan lesitin pada susu soya dapat memperbaiki (regenerasi) sel β pankreas yang rusak dan melindungi sel β dari kerusakan akibat oksidasi sehingga dapat memproduksi hormon insulin. Selain itu, susu soya mengandung asam amino arginin dan glisin yang merupakan komponen penyusun hormon insulin. Jika hormon insulin meningkat, maka kadar gula darah akan menurun. (25)
5. Penyakit ginjal kronis (CKD)
Memodifikasi jumlah dan jenis protein makanan memberikan dampak besar bagi penderita gagal ginjal sehingga disarankan untuk membatasi asupan protein dan mengganti protein hewani dengan protein kedelai. (26) Kedelai dikategorikan protein berkualitas tinggi yang sangat direkomendasikan untuk penderita CKD. (27, 28) Konsumsi kedelai berkaitan dengan penurunan ekskresi albumin urin, proteinuria, serum creatinin (SCr), protein C-reaktif (CRP), fosfor serum dan nitrogen urea darah (BUN) pada penderita CKD. (29, 30)
6. Gout (asam urat)
Pemberian susu soya berpengaruh terhadap penurunan kadar asam urat. (31) Kandungan isoflavon pada susu soya termasuk dalam golongan flavonoid yang dapat menghambat enzim xanthin oxidase mengubah hipoxantin menjadi xantin sehingga perubahan xantin menjadi asam urat juga dapat terhambat. (32) Mekanisme ini sama dengan mekanisme obat penurun asam urat yang banyak digunakan (allopurinol). (33)
7. Osteoporosis
Bahan pangan yang berasal dari kedelai dan kaya isoflavon dapat meningkatkan kekuatan dan densitas tulang belakang sehingga mencegah penyakit osteoporosis. Isoflavon memiliki struktur serupa dengan obat anti-osteoporosis. (34)
Mari tingkatkan konsumsi kedelai khususnya susu soya agar dapat merasakan segudang manfaatnya agar tubuh tetap jaya!
Editor : Aldera, S.Tr.Gz
Referensi
- Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penyakit Tidak Menular (PTM). Kementerian Kesehatan. 2022 [cited 2024 May 23]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/761/penyakit-tidak-menular-ptm
- WHO. Noncommunicable diseases. WHO. 2023 [cited 2024 May 23]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicable-diseases
- Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular. Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular. Jakarta: Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular: 2023. 2 p.
- Kementerian Kesehatan. CERDIK, Rahasia Masa Muda Sehat dan Masa Tua Nikmat!. Kementerian Kesehatan. 2019 [cited 2024 May 23]. Available from: 14. https://ayosehat.kemkes.go.id/cerdik-rahasia-masa-muda-sehat-dan-masa-tua-nikmat
- Zakaria, Fransiska Rungkat. Pangan Nabati, Utuh dan Fungsional Sebagai Penyusun Diet Sehat. Orasi Ilmiah Guru Besar. Institut Pertanian Bogor; 2015.
- Sutrisno Koswara. Isoflavon, Senyawa Multi-Manfaat dalam Kedelai. Repository IPB. 2006 [cited 2024 May 23]. Available from: https://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/30646
- Pramono, A, Fitranti, DY, Rahmawati, ER, Ayustaningwarno, F. Efek Pemberian Susu Kedelai-Jahe Terhadap Kadar Glukosa Darah Puasa Wanita Pre-Menopouse Prediabetes. Journal of Nutrition College. 2020;9(2):94-99.
- Syarpia, RD, Kurniati, KI. Potensi Susu Kedelai sebagai Anti Hipertensi. Jurnal Penelitian Perawat Profesional. 2020;2(1):85-90.
- Widiasari, S, Putra, IA. Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Wilayah Puskesmas Garuda Kecamatan Marpoyan Damai. Collaborative Medical Journal. 2022;5(2):18-24.
- Ernawati, Syamdarniati, Oktaviana, E, Nurmayani, W. Pemberian Susu Kedelai Pada Penderita Hipertensi Untuk Menurunkan Tekanan Darah. LENTERA (Jurnal Pengabdian). 2023;3(1)31-37.
- Yuniastuti, Tiwi. Pengaruh Diet Lipida Lemak Kedelai Terhadap Insiden Hipertensi. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada. 2014;3(1):31-38.
- Andika, Mira. Pengaruh Konsumsi Susu Kedelai Terhadap Kolesterol Total Pada Penderita Hiperkolesterolemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Menara Ilmu. 2019;13(3):99- 105.
- Andora, N, Maryuni, S. Dapatkah Susu Kedelai Menurunkan Kadar Kolestrol Pada Penderita Diabetes Mellitus?. Jurnal Ilmiah STIKES Kendal. 2021;11(3):651-658.
- Nurrahmani, Ulfa. Stop Diabetes, Hipertensi, Kolesterol Tinggi, Jantung Koroner. Yogyakarta: Istana Media; 2015.
- Setyawan, FEB. Kajian Tentang Efek Pemberian Nutrisi Kedelai (Glicine max) Terhadap Penurunan Kada Kolesterol Total pada Menopause. Magna Medika. 2017;1(4);33-42.
- Ramdath, DD, Padhi, EMT, Sarfaraz, S, Renwick, S, Duncan, AM. Beyond the Cholesterol-Lowering Effect of Soy Protein : A Review of the Effects of Dietary Soy and Its Constituents on Risk Factors for Cardiovascular Disease. Nutrients. 2017;9(4):324.
- Panchal, Vandana. Phytochemicals And Flavour Profiles Of Soymilk. Thesis. South Dakota State University; 2009.
- Joe, Wulan. 101 Keajaiban Khasiat Kedelai. Yogyakarta: Andi; 2011.
- Fitranti, DY, Marthandaru, D. Pengaruh Susu Kedelai Dan Jahe Terhadap Kadar Kolesterol Total Pada Wanita Hiperkolesterolemia. Jurnal Gizi Indonesia. 2016;4(2):89-95.
- Fan, Y, et al. Intake of Soy, Soy Isoflavones and Soy Protein and Risk of Cancer Incidence and Mortality. Front Nutr. 2022;9:11-11.
- Toyomura, K, Kono, S. Soybeans, Soy Foods, Isoflavones and Risk Of Colorectal Cancer: A Review of Experimental and Epidemiological Data. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. 2002;3:125-132.
- Boutas, I, Kontogeorgi, A, Dimitrakakis, C, Kalantaridou, SN. Soy Isoflavones and Breast Cancer Risk: A Meta-analysis. In Vivo. 2022;36(2):556-562.
- Bolca, S, et al. Disposition of soy isoflavones in normal human breast tissue. Am J Clin Nutr. 2010;91(4):976-984.
- Hirayama, F, et al. Soy consumption and risk of COPD and respiratory symptoms: a case-control study in Japan. Respir Res. 2009;10(1):56.
- Laboro, GR, Sudirman, AA, Sudirman ANA. Pengaruh Pemberian Susu Kedelai Terhadap Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga Biru. Journal of Educational Innovation and Public Health. 2023;1(2):102-113.
- Rafieian-Kopaei, M, Beigrezaei, S, Nasri, H, Kafeshani, M. Soy Protein and Chronic Kidney Disease: An Updated Review. Int J Prev Med. 2017;8:105.
- McGraw, NJ, Krul, ES, Grunz-Borgmann, E, Parrish, AR. Soy-based renoprotection. World J Nephrol. 2016;5(3):233–257.
- Fang, L, Du, Y, Rao, X. A Survey Study on Soy Food Consumption in Patients with Chronic Kidney Diseases. Inquiry. 2022;59.
- Zhang, J, Liu, J, Su, J, Tian F. The effects of soy protein on chronic kidney disease: A meta-analysis of randomized controlled trials. Eur J Clin Nutr. 2014;68(9):987-993.
- Jing, Z, Wei-Jie, Y. Effects of soy protein containing isoflavones in patients with chronic kidney disease: A systematic review and meta-analysis. Clin Nutr. 2016;35(1):117–124.
- Fahlevi, Reza. Pengaruh Pemberian Susu Kedelai (Glicine Max L. Merr) Terhadap Kadar Asam Urat Pada Ibu-Ibu Menopause Di Pengajian Aisyiyah. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara; 2019.
- Murray, RK, Granner, DK, Mayes, PA, Rowell, PV. Biokimia Harper. Edisi 24. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1999.
- Villegas, R, et al. Purine-rich foods, protein intake, and the prevalence of hyperuricemia: the Shanghai Men's Health Study. Nutr Metab Cardiovasc Dis. 2012;22(5):409-416.
- Messina, M, Messina, V. Soyfoods, soybean isoflavones, and bone health: a brief overview. J Ren Nutr. 2000;10(2):63-68.
No Comments