10 Jul Lansia Sehat: Investasi Sebuah Bangsa
Lansia adalah sebuah fase kehidupan yang hampir dialami oleh setiap manusia. Keterbatasan kemampuan fisik, mental, penurunan fungsi tubuh dan keluhan sakit menahun telah menjadi paradigma umum bahwa lansia merupakan kelompok orang dengan predikat lemah, rentan dan tidak berdaya. Risiko penyakit khususnya PTM (Penyakit Tidak Menular) kerap dialami sehingga para lansia cenderung menjadi beban dan tanggung jawab keluarganya yang dampaknya berujung pada penurunan kualitas kesehatan masyarakat. (1)
Di satu sisi, perkembangan teknologi saat ini telah memberikan peluang solusi terhadap permasalahan kesehatan yang awalnya dinilai sulit hingga berhasil menemukan metode yang lebih mudah, efektif dan efisien. Sebagai contoh, canggihnya fasilitas pemeriksaan, kelengkapan ketersediaan obat, hingga inovasi layanan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. (2) Namun hingga saat ini, Indonesia masih mengalami tantangan Triple Burden Disease dengan PTM sebagai penyebab 69% DALYs Loss (Disability-Adjusted Life Years Loss) dan peningkatan angka kematian dari 50% (2004) menjadi 71% (2014). (3)
Terdapat berbagai faktor pemicu kejadian PTM, di antaranya adalah ketidakcukupan asupan zat gizi dari makanan sehari-hari dan pola aktivitas yang termasuk dalam rangkaian gaya hidup. (4) Hampir 50% lansia di Indonesia mengalami gangguan pemenuhan zat gizi yang mengakibatkan malnutrisi. Sebanyak 31% lansia memiliki status gizi kurang dengan IMT (Indeks Massa Tubuh) antara 16,5-18,49 kg/m2 dan 1,8% dengan status gizi lebih (IMT>22,9 kg/m2 ). (5) Kondisi malnutrisi ini merupakan rantai permasalahan gizi yang dapat berujung pada kejadian PTM. (6)
Hasil survei kesejahteraan lansia di tahun 2022 melaporkan bahwa sebanyak 24,6% penduduk lansia di Indonesia menderita penyakit kronis dengan kategori PTM. (7) Kondisi epigenetik, seperti pola makan (kebiasaan konsumsi makanan tinggi gula, tinggi garam, rendah serat), pola aktivitas (dominan duduk/berbaring) serta pola istirahat (kesibukan kerja, kebiasaan begadang, kondisi stres) diidentifikasi menjadi faktor risiko PTM (penyakit diabetes melitus, stroke, gangguan ginjal, kanker serta penyakit jantung dan pembuluh darah). (8) Penyakit-penyakit degeneratif yang terus berkembang menjadi jenis katastropik ini telah mengalami kenaikan progresif sejak tahun 2010 dan berpotensi menghambat laju pertumbuhan ekonomi karena membutuhkan biaya yang tinggi untuk pengobatannya. (9)
AvLOS (Average length of Stay) rawat inap pasien PTM komplikasi dapat mencapai selama 14 hingga 30 hari dengan rumitnya pola rujukan dan tingginya angka kekambuhan. (10) Sehingga, implikasinya pada dua dekade terakhir, beban pengeluaran untuk penyakit katastropik di Indonesia mencapai sebesar 25% dari total pembiayaan kesehatan yang bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). (11) Sementara itu, pembiayaan pengobatan PTM berdasarkan data BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan mencapai 24,1 triliun di tahun 2022 dan nominal ini mengalami peningkatan sebesar 6,2 triliun dari tahun sebelumnya. (12) Oleh karenanya, PTM dan gangguan kesehatan mental dinilai telah banyak merugikan negara dengan prediksi kerugian mencapai 4,47 triliun dolar AS dari tahun 2012 hingga 2030 mendatang. (13) Sehingga, selain stunting, PTM di kalangan dewasa dan khususnya lansia juga menjadi fokus dan perhatian utama untuk ditanggulangi bersama.
Dinamika kondisi perekonomian di Indonesia masih menjadi tantangan dari waktu ke waktu. Padahal secara laju pertumbuhan penduduk serta UHH (Usia Harapan Hidup) orang Indonesia meningkat dalam 30 tahun terakhir. (14) Sebesar 10,7% penduduk Indonesia mencapai usia lebih dari 60 tahun. Dan lagi, secara demografi, Indonesia akan mendapatkan bonus 70% penduduk berusia produktif (15- 64 tahun) pada tahun 2045 mendatang. (15) Besarnya jumlah penduduk ini dinilai dapat menambahkan optimisme baru untuk memperkuat output perekonomian negara dengan meningkatkan GDP (Gross Domestic Product) serta menaikkan pendapatan nasional. (16) Akan tetapi, bila keuntungan demografi tersebut tidak dipersiapkan sedari dini dan diimbangi dengan strategi guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara berkelanjutan, maka beban pengeluaran negara justru akan dapat terus bertambah untuk menanggulangi kemiskinan, derajat kesehatan yang rendah, pengangguran dan kriminalitas sebagai dampak sebaliknya. (17)
Selain menjadi pribadi yang dihormati dengan nilai-nilai luhur, pandangan serta pengalaman hidupnya, lansia dapat pula menjadi role model sekaligus agen perubahan di lingkup keluarga serta masyarakat sekitarnya untuk kehidupan generasi yang lebih sehat dan produktif. Sehingga, kelompok usia ini memiliki potensi kontribusi yang besar untuk menyelamatkan masa depan sebuah bangsa. (18) Beberapa bentuk perhatian khusus pemerintah guna pencegahan PTM di antaranya dengan memfasilitasi Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) bagi lansia, termasuk pelayanan pemeriksaan kesehatan secara berkala sebagai upaya identifikasi dini. (19) Dalam hal ini, profesi Ahli Gizi juga memiliki peran yang penting dalam memberikan pelayanan dengan aktif melakukan kegiatan promosi kesehatan untuk mendukung modifikasi gaya hidup lansia, seperti :
1. Menerapkan Pola Makan Sehat
Secara umum, anjuran pola makan di sepanjang daur kehidupan berpedoman pada prinsip gizi seimbang. (20) Berdasarkan studi, lansia yang memiliki pola makan teratur (makan utama yang diselingi dengan snack antara 2-3 jam), membatasi asupan gula (4 sendok makan/hari) dan garam (1 sendok teh/hari), memvariasikan asupan karbohidrat dari golongan kompleks dan serealia, meningkatkan asupan protein khususnya yang rendah lemak, memilih asupan lemak tidak jenuh, serta memperbanyak asupan serat dari kombinasi sayur dan buah (4-5 porsi/hari) dapat mempertahankan berat badan ideal dan terhindar dari kondisi hipertensi serta sindrom metabolik lainnya. (21)
2. Menerapkan Pola Hidup Aktif
Pola aktivitas yang rutin, seperti berolahraga dengan intensitas ringan secara berkala sesuai rekomendasi 150 menit/minggu, melakukan kegiatan berkebun serta memilih tetap aktif berkarya membantu menyehatkan jantung dan memberikan manfaat baik lainnya bagi kesehatan lansia. (22)
3. Mengelola Stres dengan Baik
Melakukan hobi yang menyenangkan, seperti memelihara hewan kesayangan dapat memberi rasa nyaman, suasana hati bahagia dan pikiran yang tenang, sehingga mendukung kesehatan mental lansia. Selain itu, memiliki perkumpulan yang seusia dengan tetap aktif berkegiatan sosial memupuk solidaritas, kepedulian dan tanggung jawab terhadap sesama yang dapat mencegah lansia dari kepikunan dan stroke. (23)
Kesehatan lansia berpengaruh pada peningkatan UHH dan pertambahan jumlah penduduk menjadi indikator penting terhadap perbaikan kesejahteraan sekaligus keberhasilan pembangunan, Lansia yang sehat membantu meringankan alokasi keuangan keluarga terhadap pembiayaan pengobatan serta pertanggungan jaminan sosial untuk penanggulangan kondisi sakit. (24) Selanjutnya, kesehatan lansia menunjang kinerja anggota keluarga yang berusia produktif. Generasi pekerja dapat tetap menghasilkan nilai tambah GDP per kapita untuk meminimalisir tekanan inflasi dan memperkuat perekonomian negara. (25) Sehingga, hal ini mendukung paradigma baru bahwa lansia yang sehat, mandiri serta produktif merupakan investasi yang penting bagi kemajuan sebuah bangsa.
Editor : Aldera, S.Tr.Gz
Referensi
- RI K. Lansia Sehat: Lansia Aktif, Mandiri dan Produktif [Internet]. 2016. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20160529/5815019/lansia-sehat- lansia-aktif-mandiri-dan-produktif/
- RI KK dan I. Layanan Kesehatan dan Kemajuan Teknologi Digital [Internet]. 2019. Available from: https://www.kominfo.go.id/content/detail/17698/layanan-kesehatan-dan-kemajuan- teknologi-digital/0/sorotan_media
- Kemenkes RI. Ditjen P2P Laporan Kinerja Semester I Tahun 2023. 2023;1–134.
- Ye KX, Sun L, Lim SL, Li J, Kennedy BK, Maier AB, et al. Adequacy of Nutrient Intake and Malnutrition Risk in Older Adults: Findings from the Diet and Healthy Aging Cohort Study. Nutrients. 2023;15(15):1–13.
- Syaharuddin S, Samsul TD, Firmansyah F. Diet and family support for the nutritional status of the elderly. J Ilm Kesehat Sandi Husada. 2023;12(2):452–8.
- Renzo L Di, Gualtieri P, Frank G, Lorenzo A De. Diseases and COVID-19. 2023;8–11.
- PERGEMI. Survey Kondisi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia di Indonesia. 2022;1–9. Available from: https://www.pergemi.id/info/5/survei-kondisi-kesehatan-dan-kesejahteraan-lansia-di- indonesia
- Popa-Wagner A, Dumitrascu D, Capitanescu B, Petcu E, Surugiu R, Fang WH, et al. Dietary habits, lifestyle factors and neurodegenerative diseases. Neural Regen Res. 2020;15(3):394–400.
- RI K. Masalah dan Tantangan Kesehatan Indonesia Saat Ini [Internet]. 2022. Available from: https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/masalah-dan-tantangan-kesehatan-indonesia- saat-ini
- Herlinawati F, Saptorini KK. Mechanism Readmisi Referral Pattern Degenerative Diseases With the Claim of Bpjs in in-Patient Departement Rsud Dr . H Soewondo Kendal the Year 2015. 2015;
- RI K. Wamenkes Dante Tekankan Pentingnya Kolaborasi Kemenkes-Universitas dalam Menurunkan Beban Penyakit Katastropik [Internet]. 2023. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20230227/4542464/press-release-untuk- dikutip-wamenkes-dante-tekankan-pentingnya-kolaborasi-kemenkes-universitas-dalam- menurunkan-beban-penyakit-katastropik/
- Nurtandhee M. Estimasi Biaya Pelayanan Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan Defisit Dana Jaminan Sosial untuk Penyakit Gagal Ginjal. J Jaminan Kesehat Nas. 2023;3(2):84–101.
- Republika. Penyakit tak Menular Indonesia Telan 4,47 Triliun Dolar AS [Internet]. 2019. Available from: https://kebijakankesehatanindonesia.net/25-berita/berita/2322-penyakit-tak-menular- indonesia-telan-4-47-triliun-dolar-as
- Statistik BP. Angka Harapan Hidup (SP2010) (Tahun), 2021-2023 [Internet]. 2023. Available from: https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/NTAxIzI=/angka-harapan-hidup-perempuan-- 2022.html
- Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik Badan Pusat Statistik. Bonus Demografi dan Visi Indonesia Emas 2045. Badan Pus Stat [Internet]. 2023;1–12. Available from: https://bigdata.bps.go.id/documents/datain/2023_01_2_Bonus_Demografi_dan_Visi_Indone sia Emas_2045.pdf
- Rochaida E. Dampak Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Dan Keluarga Sejahtera Di Provinsi Kalimantan Timur. Forum Ekon. 2016;18(1):14–24.
- RI K. Mengoptimalkan Bonus Demografi: Kesehatan Masyarakat Sebagai Kunci Keberhasilan [Internet]. 2023. Available from: https://ayosehat.kemkes.go.id/mengoptimalkan-bonus- demografi-kesehatan-masyarakat-sebagai-kunci-keberhasilan
- RRI. Menghormati Lansia Sebagai Agen Perubahan Keluarga dan Masyarakat [Internet]. 2022. Available from: https://rri.co.id/daerah/115037/menghormati-lansia-sebagai-agen- perubahan-keluarga-dan-masyarakat
- Kemenkes RI. Permenkes No. 67 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia Di Pusat Kesehatan Masyarakat. Kementeri Kesehat Indones. 2015;16, 89.
- RI K. Pedoman Gizi Seimbang. pmk No 41 Tentang Pedoman Gizi Seimbang. 2014;
- Bunney C, Bartl R. Eating Well. A Nutrition Resource for Older People and their Carers. Nutr Serv Cent Coast Local Heal Dist. 2015;
- CDC. Physical Activity for Older Adults: An Overview [Internet]. 2023. Available from: https://www.cdc.gov/physical-activity-basics/guidelines/older- adults.html?CDC_AAref_Val=https://www.cdc.gov/physicalactivity/basics/older_adults/inde x.htm
- Seangpraw K, Auttama N, Kumar R, Somrongthong R, Tonchoy P PP. Stress and associated risk factors among the elderly: a cross-sectional study from rural area of Thailand. F1000Res. 2019;2(doi: 10.12688/f1000research):655.
- BKKBN. Lansia Tangguh Kunci Keberhasilan Pembangunan [Internet]. 2023. Available from: https://golantang.bkkbn.go.id/lansia-tangguh-kunci-keberhasilan-pembangunan-2
- RI K. Kesehatan Investasi Utama Pembangunan Bangsa [Internet]. 2017. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20170608/1721304/kesehatan-investasi- utama-pembangunan-bangsa/
No Comments