SOYA, Solusi Pengendalian PTM Pada Lansia

SOYA, Solusi Pengendalian PTM Pada Lansia

Bagikan

Soya atau kedelai adalah salah satu bahan makanan yang mudah ditemui, memiliki harga terjangkau, sering dikonsumsi oleh masyarakat dan dikenal dengan kandungannya yang baik untuk kesehatan. Apa saja manfaat kedelai untuk pencegahan dan pengendalian PTM pada lansia ? Yuk simak artikel berikut.

Apa itu Penyakit Tidak Menular?

Penyakit Tidak Menular (PTM) atau dikenal sebagai penyakit kronis adalah penyakit yang tidak dapat menular, memiliki banyak faktor risiko, memiliki durasi perjalanan penyakit yang lama, adanya gangguan fungsional, tidak dapat disembuhkan (jarang tercapai kesembuhan total) dan bukan disebabkan oleh penularan vektor, virus maupun bakteri namun merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik, fisiologis, lingkungan, perilaku dan gaya hidup. (1,2,3) PTM dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup seseorang. Terdapat 4 jenis PTM yang dominan yaitu penyakit kardiovaskular (penyakit jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis dan diabetes mellitus (DM). PTM lainnya yaitu penyakit saraf dan kesehatan mental, glaukoma dan gangguan pendengaran, penyakit pencernaan, penyakit muskuloskeletal, penyakit ginjal kronis, kondisi autoimun, dan lain-lain. (1) Beberapa faktor yang meningkatkan risiko perkembangan PTM dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang dapat dimodifikasi (biologis, faktor perilaku dan faktor sosial serta lingkungan) dan tidak dapat dimodifikasi (usia, jenis kelamin, faktor genetik, ras dan etnis). (1)

Mengapa lansia rentan terkena PTM?

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, PTM yang terbanyak pada lansia adalah hipertensi, masalah gigi, penyakit sendi, masalah mulut, DM, penyakit jantung dan stroke. (4) PTM juga disebut sebagai Penyakit Degeneratif yaitu tipe penyakit yang timbul akibat terjadinya perubahan fungsi pada sel tubuh sehingga mempengaruhi fungsi organ dan dapat muncul akibat pertambahan usia. (5) Usia merupakan salah satu faktor risiko terjadinya PTM, dimana semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi risiko terjadinya PTM. (6) Proses penuaan dikaitkan dengan sejumlah perubahan fisiologis yang mempengaruhi fungsi dan kinerja tubuh ditandai dengan penurunan fungsi tubuh dan massa jaringan, perubahan otot dan lemak, penurunan fungsi fisik tubuh, perubahan sensorik, penurunan psikologis dan kognitif serta penurunan sistem imun sebagai dampak dari akumulasi berbagai macam kerusakan molekuler dan seluler, seiring berjalannya waktu selama proses penuaan. Hal ini dapat mempengaruhi kualitas hidup dan menyebabkan penurunan kemampuan fisik dan mental secara bertahap, peningkatan risiko penyakit dan akhirnya kematian. (7,8,9)

Mengapa soya dijuluki sebagai Superfood?

Manfaat soya terhadap kesehatan telah diteliti selama lebih dari 30 tahun karena kandungan gizinya serta manfaatnya terutama dalam pencegahan penyakit kronis. (10) Soya dianggap sebagai bahan makanan yang ideal karena memiliki kandungan makronutrien dan mikronutrien yang lebih unggul dibandingkan kacang-kacangan lainnya dan mengandung senyawa yang mampu meningkatkan kesehatan seperti isoflavon, asam lemak omega-3, lektin, inhibitor tripsin, peptida bioaktif, saponin, fitat, fitosterol, asam amino esensial. (11,12) Oleh karena itu, kedelai dan olahannya dapat berfungsi sebagai terapi pada penyakit akibat gaya hidup yang tidak baik seperti diabetes, obesitas, osteoporosis, dan penyakit kardiovaskular. (11)

Soya memiliki banyak kandungan fungsional dan merupakan sumber protein, vitamin dan mineral yang baik, namun isoflavon adalah kandungan yang paling penting dan memiliki nilai gizi dan terapeutik karena menunjukkan aktivitas dan struktur kimia yang yang mirip dengan estrogen. (13,14,11) Isoflavon adalah fitoesterogen dari kelompok senyawa fenolik yang paling banyak ditemui pada soya. Isoflavon soya mencakup dua jenis senyawa, yaitu aglikon (genistein, daidzein dan glycitein) dan glikosida (genistin, daidzin dan glycitin) dimana sebanyak 97-98% isoflavon adalah glikosida. (15,16) Di dalam slauran pencernaan, isoflavon akan dimetabolisme oleh mikrobiota usus dimana equol dihasilkan sebagai metabolit turunan isoflavon yang terbentuk dari daidzin/daidzein. (16)

Bagaimana peran soya dalam pencegahan dan pengendalian PTM?

FOTO ARTIKEL WEBSITE-8

Berikut beberapa manfaat dan kelebihan dari kandungan soya:

  1. Protein: soya memiliki jumlah dan kualitas protein yang lebih tinggi dibandingkan protein nabati lainnya dan mirip dengan protein hewani. Protein pada soya secara langsung dapat menurunkan kadar kolesterol LDL dalam sirkulasi serta mampu menurunkan tekanan darah serta merupakan sumber peptida bioaktif dengan manfaat kesehatan eksklusif yang dapat digunakan untuk pencegahan penyakit kronis yang berkaitan dengan usia, seperti obesitas, gangguan fungsi kekebalan tubuh, penyakit kardiovaskular dan kanker. (10,12)
  2. Karbohidrat: kandungan karbohidrat yang rendah pada soya dapat bermanfaat bagi penderita diabetes. Sebagian besar karbohidrat pada soya terdiri dari oligosakarida yang sulit dicerna oleh enzim pada usus sehingga berpindah ke usus besar dimana oligosakarida ini mampu merangsang pertumbuhan bakteri baik. Karena itu, oligosakarida diklasifikasikan sebagai prebiotik. (10)
  3. Lemak: lemak yang terkandung dalam soya mayoritas adalah asam lemak tak jenuh gandal polyunsaturated fatty acids (PUFA) yang terdiri dari asam linoleat, asam lemak esensial omega-6 dan asam α-linolenat, asam lemak esensial omega-3. (10) Asam linoleat dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner dan DM. (17)
  4. Serat: konsumsi makanan kaya akan soya dapat menurunkan berat badan dan lemak sehingga membantu mencegah gejala obesitas, hiperlipidemia dan hipertensi, (11)
  5. Isoflavon: memiliki manfaat terhadap hipertensi, osteoporosis, penyakit ginjal, DM tipe 2, melindungi saraf, serta memiliki sifat antikanker, antifibrosis, antioksidan dan antiaterosklerosis. (11)
  6. Peptida bioaktif : antidiabetes, hipolipidemik, antihipertensi, antioksidan, antiobesitas, antikanker, antiinflamasi, neuromodulator dan stimulasi kekebalan tubuh. (12)
  7. Saponin: antiinflamasi, antimikroba, antikarsinogenik, dan memiliki efek kardioprotektif. (12)
  8. Penelitian-penelitian sebelumnya telah mengkonfirmasi hubungan antara konsumsi soya dengan berbagai manfaat kesehatan dalam mengurangi penyakit kronis, seperti obesitas, CVD, resistensi insulin/diabetes tipe II dan gangguan kekebalan tubuh. Komponen kimia yang bertanggung jawab atas efek ini adalah peptida bioaktif kedelai, yang memiliki sifat hipolipidemik, antihipertensi, antikanker, antiinflamasi, antioksidan, dan imunomodulator. (18)
  9. Genestein: menurunkan produksi sitokin proinfalamasi serta menghambat ekpresi protein yang berperan dalam inflamasi pada arterosklerosis. Genestein ditemukan mampu mecegah cedera endotel dengan menghambat produksi dan menurunkan konsentrasi ROS (Reactive Oxygen Species). (19)
  10. Tekanan darah: soya dan beberapa unsur penting di dalamnya, seperti protein kedelai, isoflavon, fitosterol, dan lesitin, telah disarankan untuk menurunkan risiko tekanan darah tinggi melalui peningkatan produksi oksida nitrat endogen, meningkatkan vasodilatasi, menangkal radikal bebas, dan menghilangkan stres oksidatif. (20)

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Piovani D, Nikolopoulos GK, Bonovas S. Non-Communicable Diseases: The Invisible Epidemic. J Clin Med. 2022;11(19):5939. https://doi.org/10.3390/jcm11195939
  2. Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Mengenal Penyakit Tidak Menular [Internet]. Kemenkes Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. 2023 [cited 2024 May 15]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2501/mengenal-penyakit-tidak menular#:~:text=Penyakit%20Tidak%20Menular%20(PTM)%20adalah,ke%20arah%20penyakit%20tidak% 20menular
  3. World Health Organization (WHO). Noncommunicable diseases [Internet]. WHO. 2023 [cited 2024 May 15]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/noncommunicable diseases
  4. Biro Komunikasi & Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI. Indonesia Masuki Periode Aging Population [Internet]. Kementerian Kesehatan. 2019 [cited 2024 May 16]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20190704/4530734/indonesia-masuki-periode aging-population/
  5. Tim Promkes RSST - RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penyakit Tidak Menular (PTM) [Internet]. Kemenkes Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan. 2023 [cited 2024 May 15]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/761/penyakit-tidak-menular-ptm
  6. Siregar PA, Susilawati. Hubungan Faktor Usia dengan Kejaidan PTM di Wilayah Puskesmas Desa Aek Goti. Florona: Jurnal Ilmiah Kesehatan. 2023;2(1):11-14.
  7. Elmadfa I, Meyer AL. ‘Nutrition, Aging and Requirements in the Elderly’ in Present Knowledge in Nutrition. Vol 2: Clinical and Applied Topics in Nutrition. 11th ed. Marriott BP, Birt DF, Stallings VA, Yates AA, editor. United Kingdom: Elsevier; 2020. 83–106 p.
  8. Jaul E, Barron J. Age-Related Diseases and Clinical and Public Health Implications for the 85 Years Old and Over Population. Front Public Health. 2017;5:335. https://doi.org/10.3389/fpubh.2017.00335
  9. World Health Organization (WHO). Aging and Health [Internet]. WHO. 2022 [cited 2024 May 20]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ageing-and health#:~:text=Common%20conditions%20in%20older%20age,conditions%20at%20the%20same%20ti me
  10. Messina M. Soy and Health Update: Evaluation of the Clinical and Epidemiologic Literature. Nutrients. 2016;8(12):754. https://doi.org/10.3390/nu8120754
  11. Garg S, Lule VK, Malik RK, Tomar SK. Soy Bioactive Components in Functional Perspective: A Review. International Journal of Food Properties. 2016;19(11):2550-2574. https://doi.org/10.1080/ 10942912.2015.1136936
  12. Dukariya G, Shah S, Singh G, Kumar A. Soybean and Its Products: Nutritional and Health Benefits. Journal of Nutritional Science and Healthy Diet. 2020;1(2):22-29.
  13. Watanabe S, Uehara M. ‘Chapter 22: Health Effects and Safety of Soy and Isoflavones’ in The Role of Functional Food Security in Global Health. Singh RB, Watson RR, Takahashi T, editor. Tokyo: Academic Press: 2021. 379 p.
  14. Nagata C. Soy intake and chronic disease risk: findings from prospective cohort studies in Japan. European Journal of Clinial Nutrititon. 2021;75(6):890-901. https://doi.org/10.1038/s41430-020- 00744-x
  15. Xiao Y, Zhang S, Tong H, Shi S. Comprehensive evaluation of the role of soy and isoflavone supplementation in humans and animals over the past two decades. Phytotherapy Research. 2018;32(3):384-394. https://doi.org/10.1002/ptr.5966
  16. Mayo B, Vázquez L, Flórez AB. Equol: A Bacterial Metabolite from The Daidzein Isoflavone and Its Presumed Beneficial Health Effects. Nutrients. 2019;11(9):2231. https://doi.org/10.3390/nu11092231
  17. Messina M, Duncan A, Messina V, Lynch H, Kiel J, Erdman JW Jr. The health effects of soy: A reference guide for health professionals. Frontiers in Nutrition. 2022;9:970364. https://doi: 10.3389/fnut.2022.970364
  18. Yu S, Yang H, Wang B, Guo X, Li G, Sun Y. Gender-specific effects of soybean consumption on cardiovascular events in elderly individuals from rural Northeast China - a prospective cohort study. BMC Geriatrics. 2023;23(1):510. https://doi: 10.1186/s12877-023-04209-1
  19. Lai X, Li B, Fang Y, Wang J, Li Y, Liu J, Zhang Z, An S. Association of dietary isoflavone consumption with subclinical cardiovascular disease in middle-aged and elderly Chinese people. Nutr Metab Cardiovasc Dis. 2021;31(8):2302-2310. https://doi: 10.1016/j.numecd.2021.04.003
  20. Wei JL, Wang XY, Liu FC, Chen JC, Cao J, Li JX, Hu DS, Shen C, Lu FH, Zhao YX, Huang JF, Lu XF. Associations of soybean products intake with blood pressure changes and hypertension incidence: the China-PAR project. J Geriatr Cardiol. 2020;17(7):384-392. https://doi: 10.11909/j.issn.1671- 5411.2020.07.005
No Comments

Post A Comment