Massa Otot Terjaga Bekal Menghadapi Fase Lansia

Massa Otot Terjaga Bekal Menghadapi Fase Lansia

Bagikan

Lansia adalah tahap lanjut dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh serta berusia lebih dari 60 tahun. Penuaan erat dengan penurunan fungsi fisiologis secara umum, termasuk penurunan massa dan kekuatan otot rangka (18).

Apa Pentingnya Meningkatkan Massa Otot ?

Otot memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pada manusia, otot rangka membentuk sekitar 40% dari total berat badan dan mengandung 50-75% dari seluruh protein tubuh (10). Selain hilangnya massa otot karena penuaan, massa otot yang rendah juga diamati sebagai akibat dari penyakit seperti kanker, penyakit paru obstruktif kronik, gagal jantung, gagal ginjal dan merupakan indikator prognosis pada banyak penyakit (13). Massa otot berkorelasi positif dengan kepadatan tulang pada pria dan wanita. Mempertahankan atau meningkatkan massa otot merupakan komponen kunci untuk meningkatkan aktivitas sehari-hari serta performa olahraga dalam aktivitas hidup sehari-hari dan olahraga. Di sisi lain, percepatan hilangnya massa dan fungsi otot dikaitkan dengan peningkatan risiko jatuh, penurunan fungsi, kelemahan, dan kematian (16).

Lantas Bagaimana Cara Meningkatkan Massa Otot?

Olahraga merupakan cara utama untuk meningkatkan massa otot. Selain itu, latihan dapat meningkatkan sintesis protein otot dan fungsi serat otot (24). olahraga dapat menyebabkan peningkatan sintesis massa otot dan pemecahan massa otot. Pergantian protein otot yang terus menerus ini menghasilkan perbaikan dan pembaharuan protein yang rusak secara efisien (3). Di sisi lain, latihan olahraga dapat meningkatkan metabolisme otot dan memperbaiki kelainan fungsi otot tanpa mengubah kinerja fungsional jantung (11). Menurut penelitian, latihan aerobik memiliki pengaruh yang kecil terhadap ukuran otot rangka dibandingkan dengan latihan ketahanan. Namun, aktivitas aerobik dapat membantu memperlambat hilangnya otot seiring bertambahnya usia (23). Latihan aerobik intensitas sedang, khususnya jalan kaki, dapat meningkatkan kualitas otot rangka pada lansia (6). Untuk lansia, latihan terapi multiforme yang merupakan kombinasi latihan ketahanan, latihan aerobik, dan latihan keseimbangan dan/atau berjalan, juga telah diusulkan untuk meningkatkan massa otot, kekuatan, dan fungsionalitas. Selain itu, melakukan latihan kekuatan setidaknya dua kali seminggu terbukti dapat menurunan risiko kehilangan massa otot yang lebih besar, dan kinerja fisik yang lebih baik pada lansia yang telah melakukan latihan aerobik intensitas sedang selama 150 menit per minggu (2,27). Program latihan ketahanan memiliki efek maksimal pada massa otot lansia. Latihan dengan karet gelang atau/dan berat badan sebagai beban latihan dengan frekuensi tiga kali seminggu terbukti dapat meningkatkan massa otot tanpa lemak pada lengan dan kaki pada lansia pra-sarcopenic usia 70 tahun (28).

Apakah Makanan Juga Berpengaruh Dengan Massa Otot?

Gizi memainkan peran penting dalam pencegahan dan pengobatan sarkopenia atau kehilangan massa otot. Asupan energi menurun hampir 25% mulai usia 40 hingga 70 tahun, menyebabkan asupan makro dan mikronutrien tidak mencukupi (16). Asupan gizi sering kali terganggu pada orang lanjut usia, dan risiko malnutrisi menjadi meningkat. Adanya kehilangan massa tubuh dalam jumlah besar yang tidak disengaja (>5% dalam enam bulan atau >10% setelah enam bulan) atau penurunan indeks massa tubuh (BMI) secara signifikan (<20 kg/m 2) atau massa otot harus dianggap sebagai indikasi serius malnutrisi (27). Asupan protein yang cukup, mampu menyediakan asam amino yang diperlukan untuk sintesis otot. Orang lanjut usia mengalami penurunan produksi otot, sehingga membutuhkan asupan protein yang lebih tinggi. Jumlah protein yang lebih tinggi (25- 30 g) diperlukan untuk mengatasi ambang batas aktivasi maksimal sintesis protein otot pada lansia (14). Menurut ESPEN, asupan protein pada lansia minimal 1 g/kg/bb/hari. Jumlahnya harus ditentukan secara individual dan bergantung pada status gizi, tingkat aktivitas fisik, dan status kemungkinan penyakit yang ada (27). Waktu dan frekuensi konsumsi protein dianggap penting untuk sintesis otot, namun perlu didistribusikan secara merata di antara makanan utama. Berdasarkan bukti saat ini, diamati bahwa untuk memaksimalkan konsumsi protein, seseorang harus menargetkan asupan 0,4 g/kg/makan, setidaknya selama empat kali makan, untuk mencapai setidaknya 1,6 g/kg/hari. Sumber asupan protein pada lansia diutamakan berasal dari whey protein diantaranya bisa didapat dari daging, ayam, ikan, telur, susu, dan suplementasi (21).

Ternyata Massa Otot Berhubungan Dengan Kualitas Hidup Lansia

Penurunan massa otot yang pada lansia dapat mengakibatkan kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Kesadaran lansia akan sulitnya memobilisasi tubuh membuat para lansia memiliki keterbatasan fungsional yang diakibatkan oleh rasa takut akan terjatuh. Hal tersebut dapat menyebabkan post-fall anxiety syndrome. Kelemahan dan mengecilnya otot pada lansia juga berpengaruh pada kesehatan mental lansia, dimana secara emosional akan merasa terganggu dengan keterbatasan yang disebabkan dengan kelemahan ototnya. Oleh karena itu, salah satu faktor risiko depresi, rasa ketidakberdayaan hingga kelakuan mengisolasi diri pada lansia ada hubungannya dengan kinerja tubuh (17, 12, 19). Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Samuel dkk, mengungkapkan bahwa kehilangan kekuatan otot atau penurunan kekuatan otot pada lansia, dapat berakibat terhadap penurunan kualitas hidup dan berasosiasi dengan abilitas fungsional subjek yang buruk (20). Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa lansia dengan kekuatan otot yang baik umumnya memiliki vitalitas yang lebih baik. Para pasien usia lanjut dengan vitalitas yang baik dan bebas dari rasa nyeri pada tubuhnya cenderung dapat memegang tanggung jawab dalam kehidupan sosialnya, dan hal tersebut membantu meningkatkan fungsi fisik, sosial, dan emosi (20).

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Aoyama, S.; Kim, H.-K.; Hirooka, R.; Tanaka, M.; Shimoda, T.; Chijiki, H.; Kojima, S.; Sasaki, K.; Takahashi, K.; Makino, S.; et al. Distribution of Dietary Protein Intake in Daily Meals Influences Skeletal Muscle Hypertrophy via the Muscle Clock. Cell Rep. 2021, 36, 109336.
  2. Barajas-Galindo, D.E.; González Arnáiz, E.; Ferrero Vicente, P.; Ballesteros-Pomar, M.D. Efectos del ejercicio físico en el anciano con sarcopenia. Una revisión sistemática. Endocrinol. Diabetes Nutr. 2021, 68, 159–169
  3. Bell, R.A.V.; Al-Khalaf, M.; Megeney, L.A. The Beneficial Role of Proteolysis in Skeletal Muscle Growth and Stress Adaptation. Skelet. Muscle 2016, 6, 16
  4. Bertoni M, Maggi S, Manzato E, et al. Depressive symptom and muscle weakness : a two-way relation?. Exp Gerontol. 2018;108:87-91.
  5. Bianchi, L.; Ferrucci, L.; Cherubini, A.; Maggio, M.; Bandinelli, S.; Savino, E.; Brombo, G.; Zuliani, G.; Guralnik, J.M.; Landi, F.;et al. The Predictive Value of the EWGSOP Definition of Sarcopenia: Results From the InCHIANTI Study. J. Gerontol. A Biol. Sci. Med. Sci. 2016, 71, 259–264.
  6. Brightwell, C.R.; Markofski, M.M.; Moro, T.; Fry, C.S.; Porter, C.; Volpi, E.; Rasmussen, B.B. Moderate intensity Aerobic Exercise Improves Skeletal Muscle Quality in Older Adults. Transl. Sports Med. 2019, 2, 109–119.
  7. Caan, B.J.; Cespedes Feliciano, E.M.; Prado, C.M.; Alexeeff, S.; Kroenke, C.H.; Bradshaw, P.; Quesenberry, C.P.; Weltzien, E.K.; Castillo, A.L.; Olobatuyi, T.A.; et al. Association of Muscle and Adiposity Measured by Computed Tomography with Survival in Patients with Nonmetastatic Breast Cancer. JAMA Oncol. 2018, 4, 798–804.
  8. Cruz-Jentoft, A.J.; Bahat, G.; Bauer, J.; Boirie, Y.; Bruyère, O.; Cederholm, T.; Cooper, C.; Landi, F.; Rolland, Y.; Sayer, A.A.; et al. Sarcopenia: Revised European Consensus on Definition and Diagnosis. Age Ageing 2019, 48, 16–31.
  9. Detopoulou, P.; Voulgaridou, G.; Papadopoulou, S. Cancer, Phase Angle and Sarcopenia: The Role of Diet in Connection with Lung Cancer Prognosis. Lung 2022, 200, 347–379.
  10. Frontera, W.R.; Ochala, J. Skeletal Muscle: A Brief Review of Structure and Function. Calcif. Tissue Int. 2015, 96, 183–195.Kell, R.T.; Bell, G.; Quinney, A. Musculoskeletal Fitness, Health Outcomes and Quality of Life. Sports Med. 2001, 31, 863–873.
  11. Garcia, M.; Seelaender, M.; Sotiropoulos, A.; Coletti, D.; Lancha, A.H. Vitamin D, Muscle Recovery, Sarcopenia, Cachexia, and Muscle Atrophy. Nutrition 2019, 60, 66–69
  12. Hida T, Harada A, Imagama S, et al. Managing sarcopenia and its related-fractures to improve quality of life in geriatric populations. Aging Dis. 2014;5(4):226-237.
  13. Lin, T.-Y.; Lim, P.-S.; Hung, S.-C. Impact of Misclassification of Obesity by Body Mass Index on Mortality in Patients With CKD. Kidney Int. Rep. 2018, 3, 447–455.
  14. Martone, A.M.; Marzetti, E.; Calvani, R.; Picca, A.; Tosato, M.; Santoro, L.; Di Giorgio, A.; Nesci, A.; Sisto, A.; Santoliquido, A.; et al. Exercise and Protein Intake: A Synergistic Approach against Sarcopenia. BioMed Res. Int. 2017, 2017, e2672435
  15. Moisey, L.L.; Mourtzakis, M.; Cotton, B.A.; Premji, T.; Heyland, D.K.; Wade, C.E.; Bulger, E.; Kozar, R.A. Nutrition and Rehabilitation Investigators Consortium (NUTRIC). Skeletal Muscle Predicts Ventilator-Free Days, ICU-Free Days, and Mortality in Elderly ICU Patients. Crit. Care 2013, 17, R206.
  16. Papadopoulou, S.K. Sarcopenia: A Contemporary Health Problem among Older Adult Populations. Nutrients 2020, 12, 1293.
  17. Pinontoan PM, Marunduh SR, Wungouw HIS. Gambaran kekuatan otot pada lansia di bplu senja cerah paniki bawah. EBM. 2015;3(1):3-5.
  18. Ratnawati, E. 2017. Asuhan keperawatan gerontik.Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
  19. Rao S. Prevention of falls in older patients. Am Fam Physician. 2005;73(1):81-88
  20. Samuel D, Rowe P, Hood V, et al. The relationship between muscle strength, biomechanical functional moments and health-related quality of life in non-elite older adults. Age Ageing. 2012;41:224-230.
  21. Schoenfeld, B.J.; Wilson, J.M.; Lowery, R.P.; Krieger, J.W. Muscular Adaptations in Low- versus High-Load Resistance Training: A Meta-Analysis. Eur. J. Sport Sci. 2016, 16, 1–10.
  22. Toledo, D.O.; Carvalho, A.M.; Oliveira, A.M.R.R.; Toloi, J.M.; Silva, A.C.; de Mattos Farah, J.F.; Prado, C.M.; Silva, J.M. The Use of Computed Tomography Images as a Prognostic Marker in Critically Ill Cancer Patients. Clin. Nutr. ESPEN 2018, 25, 114–120.
  23. USDA. Physical Activity Guidelines for Americans, 2nd ed.; U.S. Department of Health and Human Services: Washington, DC, USA, 2018; 118.
  24. Vainshtein, A.; Sandri, M. Signaling Pathways That Control Muscle Mass. Int. J. Mol. Sci. 2020, 21, 4759
  25. Verreijen, A.M.; van den Helder, J.; Streppel, M.T.; Rotteveel, I.; Heman, D.; van Dronkelaar, C.; Memelink, R.G.; Engberink, M.F.; Visser, M.; Tieland, M.; et al. A Higher Protein Intake at Breakfast and Lunch Is Associated with a Higher Total Daily Protein Intake in Older Adults: A Post-Hoc Cross-Sectional Analysis of Four Randomised Controlled Trials. J. Hum. Nutr. Diet. 2021, 34, 384–394.
  26. Veen, J.; Montiel-Rojas, D.; Nilsson, A.; Kadi, F. Engagement in Muscle-Strengthening Activities Lowers Sarcopenia Risk in Older Adults Already Adhering to the Aerobic Physical Activity Guidelines. Int. J. Environ. Res. Public Health 2021, 18, 989.
  27. Volkert, D.; Beck, A.M.; Cederholm, T.; Cruz-Jentoft, A.; Goisser, S.; Hooper, L.; Kiesswetter, E.; Maggio, M.; Raynaud-Simon, A.; Sieber, C.C.; et al. ESPEN Guideline on Clinical Nutrition and Hydration in Geriatrics. Clin. Nutr. 2019, 38, 10–47
  28. Vikberg, S.; Sörlén, N.; Brandén, L.; Johansson, J.; Nordström, A.; Hult, A.; Nordström, P. Effects of Resistance Training on Functional Strength and Muscle Mass in 70-Year-Old Individuals With Pre-Sarcopenia: A Randomized Controlled Trial. J. Am. Med. Dir. Assoc. 2019, 20, 28–34
No Comments

Post A Comment