Makanan Asin Gak Bikin Diabetes? Jangan Salah Paham

Makanan Asin Gak Bikin Diabetes? Jangan Salah Paham

Bagikan

Diabetes Mellitus Tipe 2 merupakan salah satu penyakit dengan penyebab kematian terbanyak dan tertinggi didunia. Kalau kamu mengamati informasi kesehatan, dapat diketahui bahwa angka Diabetes Mellitus Tipe 2 didunia semakin bertambah setiap tahunnya. Banyak orang tahu bahwa diabetes disebabkan kelebihan konsumsi gula pada seseorang, dan menormalisasikan makanan asin sebagai pengganti makanan manis. Apakah makanan asin tidak menyebabkan Diabetes Mellitus Tipe 2? Yuk simak informasi tersebut dibawah ini!

Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkan secara efektif. Insulin adalah hormon yang mengatur glukosa darah. Pada kondisi tersebut terjadi peningkatan glukosa darah dan seiring berjalannya waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, terutama saraf dan pembuluh darah (1). Diperkirakan 578,4 juta penduduk dengan diabetes pada tahun 2030 dibandingkan 463 juta di tahun 2019 dan tahun 2045 jumlahnya akan meningkat menjadi 700,2 juta (2). Menurut International Diabetes Federation (2019) diprediksi adanya peningkatan kasus Diabetes Mellitus tipe 2 di Indonesia dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi 13,7 juta pada tahun 2030.

Makanan Asin Terhadap Penyebab Diabetes Mellitus Tipe 2

Pola makan yang tidak terkendali dapat meningkatkan risiko seseorang terkena Diabetes Mellitus Tipe 2 (1). Asupan garam, gula dan lemak yang tidak sesuai kebutuhan akan menjadi boomerang terhadap kesehatan kamu lho. Seringkali, terdapat beberapa individu yang menganggap bahwa Diabetes Mellitus Tipe 2 hanya perlu mengurangi konsumsi gula nya saja. Menurut beberapa penelitian menyatakan bahwa konsumsi makanan berlemak dan manis mempunyai hubungan yang erat dengan diabetes melitus, tetapi konsumsi makanan asin bersiko 2,62 kali lebih besar untuk terkena Diabetes Mellitus tipe 2 (5).

Menurut WHO sendiri juga telah merekomendasikan penggunaan garam secara maksimum yaitu 5 gram/hari untuk orang dewasa sehat. Tetapi, sering diketahui beberapa penelitian menyatakan dilakukan penambahan garam pada makanan terutama fast food tanpa terlebih dahulu mencicipinya (4). Penambahan garam tersebut jika tidak sesuai dengan takaran dalam satu porsi makanan terutama makanan cepat saji memiliki risiko terkena Diabetes Melitus Tipe 2 sebanyak 2 kali lipat.

Lalu bagaimana garam yang menyebabkan hipertensi dapat menyebabkan Diabetes Mellitus Tipe 2?

Asupan garam yang tinggi diduga sebagai penyebab tidak langsung obesitas dan risiko menderita diabetes melitus tipe 2. Kelebihan konsumsi natrium dapat menyebabkan hipertensi dan peradangan sehingga risiko trjadinya diabetes mellitus tipe 2 semakin tinggi, akan tetapi belum ada penelitian secara fisiologis tetapi kerusakan lapisan pembuluh darah, dan kemungkinan adanya hubungan antara garam, tekanan darah tinggi, dan resistensi insulin. Salah satu faktor hubungan garam/natrium terhadap risiko terjadinya diabetes melitus yaitu banyaknya makanan kaya natrium/garam yang juga mengandung lemak jenuh, hal tersebut dapat meningkatkan resistensi insulin dan diabetes melitus tipe 2 (6).

FOTO ARTIKEL WEBSITE - 2023-02-25T215754.069

Kebiasaan ini bisa diubah dengan pemberian informasi atau konsultasi dengan ahli gizi atau dokter terkait dan kemauan keras dari individu sendiri. Jika masyarakat mengetahui bahwa asupan garam yang berlebihan tidak hanya dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, penyakit kardiovaskular, dan munculnya penyakit ginjal, tetapi juga peningkatan risiko diabetes mellitus (4).

Jadi dapat disimpulkan bahwa konsumsi terlalu banyak makanan asin, akan meninggikan risiko terjadi Diabetes Mellitus Tipe2 atau memperparah penderita Diabetes Mellitus Tipe 2, hubungan garam dengan terjadinya penyakit hipertensi akan menjadi berkepanjangan dan menyebakan risiko penyakit lain, maka pahami dan patuhi lah penggunaan garam, gula, dan lemak berdasarkan rekomendasi World Health Organization atau WHO serta kebutuhan dalam sehari.

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. World Health Organization. Diabetes. 2023 [Internet]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes
  2. Milita, F., Handayani, S., G Setiaji, B. (2021). Kejadian Diabetes Mellitus tipe II pada lanjut usia di Indonesia (analisis riskesdas 2018). Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan, 17(1), 9-20.
  3. Diabetes Federation International. IDF Diabetes Atlas Ninth Edition 2019 [Internet]. International Diabetes Federation. 2019. 1 p. Available from: Http://Www.Idf.Org/Aboutdiabetes/Facts-Figures
  4. Radzeviciene, L., G Ostrauskas, R. (2017). Adding Salt To Meals As A Risk Factor Of Type 2 Diabetes Mellitus : A Case–Control Study. Nutrients, 9(1), 67.
  5. Yuantari, M. G. C. (2022). Kajian Literatur: Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Diabetes Melitus. Jkm (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama, 9(2), 255-266.
  6. https://www.medicalnewstoday.com/articles/high-salt-intake-may-increase type-2-diabetes-risk#How-much-salt-is-too-much?
No Comments

Post A Comment