Empat Sehat Lima Sempurna sudah Kedaluarsa

Empat Sehat Lima Sempurna sudah Kedaluarsa

Bagikan

Siapa yang tidak kenal Empat Sehat Lima Sempurna? Prinsip Empat Sehat Lima Sempurna (ESLS) pertama kali dipromosikan pada tahun 1952. Slogan ini terinspirasi dari pesan gizi di Amerika Serikat, yaitu Basic Seven and Basic Four. ESLS menekankan pada pentingnya konsumsi makanan pokok (sumber karbohodrat), lauk (sumber protein dan lemak), sayur dan buah (sumber vitamin dan mineral), serta susu sebagai pelengkap.(1,2) Setelah berjalan sekitar 25 tahun, pedoman ESLS mulai dianggap tidak relevan bagi Indonesia sehingga dirumuskan pedoman baru, yaitu Gizi Seimbang. Sayangnya, hingga saat ini masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang Pedoman Gizi Seimbang, dan tetap menggunakan slogan Empat Sehat Lima Sempurna. Mengapa ESLS perlu diperbaharui dan apa bedanya dengan Pedoman Gizi Seimbang? Simak penjelasan berikut.

Alasan diberhentikannya penggunaan ESLS

  1. Tidak adanya anjuran porsi makan yang jelas dalam pedoman ESLS, mengonsumsi makanan yang berlebihan maupun terlalu sedikit dapat berdampak buruk bagi kesehatan.
  2. Dalam pedoman ELSL, susu dianggap seperti makanan super. Seakan-akan jika tidak mengonsumsi susu, maka kualitas makanan yang dikonsumsi kurang sempurna. Sedangkan harga susu di Indonesia tergolong cukup mahal, sehingga sulit diakses masyarakat ekonomi bawah.
  3. Tidak disertakannya anjuran konsumsi cairan, yang penting bagi keseimbangan tubuh.(3)

Pedoman Gizi Seimbang sebagai pembaharu ESLS

Sejak 1990-an, telah diluncurkan Pedoman Umum Gizi seimbang (PUGS) sebagai pengganti ESLS. PUGS kemudian disempurnakan menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS), yang berisi 10 butir pesan dan 4 pilar utama. PGS menyertakan keberagaman pangan, PHBS dan aktivitas fisik yang sebelumnya tidak muncul di pedoman ESLS.(2) Sepuluh pesan Gizi Seimbang, yaitu:

1. Syukuri dan nikmati aneka ragam makanan

Tiap makanan mengandung jumlah zat gizi yang berbeda-beda. Tidak ada makanan tunggal yang sempurna dan mampu memenuhi kebutuhan gizi manusia, kecuali ASI bagi bayi usia 0-6 bulan. Pesan PGS yang pertama ini menekankan pentingnya mengonsumsi beragam jenis makanan agar asupan zat gizi dapat lengkap. Masyarakat juga diharapkan mensyukuri dan menikmati tiap gigitan makanan yang masuk ke tubuh sehingga tidak makan tergesa-gesa. Konsep ini dapat dikaitkan dengan prinsip mindful eating yang baik untuk kesehatan.

2. Banyak bakan sayur dan cukup buah-buahan

Sayur dan buah adalah sumber karbohidrat sederhana (glukosa dan fruktosa), vitamin, mineral, serat, hingga antioksidan yang penting bagi tubuh. Masyarakat Indonesia kelompok usia remaja dan dewasa sebaiknya makan 400-600 g per hari. Sekitar dua pertiga dari jumlah anjuran konsumsi sayu dan buah tersebut adalah porsi sayur.

FOTO ARTIKEL WEBSITE - 2023-09-05T151142.907
3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi

Terdapat dua jenis protein, yaitu hewani (bersumber dari hewan) dan nabati (bersumbar dari tumbuhan). Susu kini masuk ke dalam kelompok protein hewani, bukan lagi pangan yang berdiri sendiri seperti dalam pedoman ESLS. Protein hewani memiliki banyak asam amino dan mutu zat gizi tinggi yang mudah diserap tubuh, tetapi cenderung mengandung kolesterol tinggi. Sebaliknya, pangan nabati tinggi lemak tak jenuh, tetapi penyerapan proteinnya tidak seefektif pangan hewani. Maka, PGS menganjurkan konsumsi kedua jenis protein tersebut bersamaan agar saling melengkapi. Lauk hewani dan nabati masing-masing disarankan dikonsumsi sebanyak 2-4 porsi per hari (lauk hewani setara dengan 70-140 g (2-4 potong) daging sapi; atau 80-160 g (2-4 potong) daging ayam; atau 80-160 g (2-4 potong) ikan, sedangkan lauk nabati setara dengan 100-200 g (4-8 potong) tempe; atau 200-400 g (4-8 potong sedang) tahu).

4. Biasakan mengonsumsi aneka ragam makanan pokok

Makanan pokok adalah sumber karbohidrat yang menjadi penyedia energi utama dalam beraktivitas. Indonesia memiliki jenis makanan pokok yang sangat bervariasi seperti beras, jagung, tapas, sorgum, dan sagu. Tiap jenis makanan pokok memiliki karakteristik yang berbeda pula, sehingga akan lebih baik untuk mengonsumsi makanan pokok secara beragam. Porsi makanan pokok yang dianjurkan yaitu sekitar sepertiga piring dalam sekali makan.

5. Batasi konsumsi makanan manis, asin, dan berlemak

Konsumsi harian gula dianjurkan tidak lebih dari 50 g (4 sendok makan), natrium maksimal 2000 mg (1 sendok teh garam), dan lemak/minyak sebaiknya kurang dari 67 g (5 sendok makan). Asupan gula, garam, dan minyak yang berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.

6. Biasakan sarapan

Sarapan diharapkan menyediakan fondasi energi dalam beraktivitas sehari-hari. Melewatkan sarapan dapat meningkatkan kebiasaan jajan tidak sehat yang berdampak buruk bagi tubuh.

7. Minum air putih yang cukup dan aman.

Air diperlukan untuk membantu metabolisme tubuh dan berbagai fungsi lainnya. Kebutuhan cairan tiap individu dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tahap pertumbuhan, aktivitas fisik, suhu tubuh, dan lingkungan. Pada kondisi normal, orang dewasa dianjurkan meminum sekitar 2 liter atau setara 8 gelas per hari.

8. Biasakan membaca label pada kemasan pangan.

PGS menganjurkan masyarakat untuk membaca label makanan kemasan agar mengetahui informasi kandungan zat gizi, tanggal kadaluarsa makanan, hingga informasi khusus seperti kandungan zat yang memicu alergi.

9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir.

Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih penting untuk mencegah penyebaran mikroorganisme dan meminimalisir penyakit menular.

10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan.

Masyarakat dianjurkan berolahraga sekitar 30 menit/hari atau 150 menit/minggu untuk menjaga kebugaran tubuh dan pencegahan penyakit tidak menular.(2,4,5)

Menjaga kesehatan adalah investasi jangka panjang untuk hidup berkualitas. Konsisten melakukan gaya hidup sehat memang tidak mudah, tapi bisa dimulai dengan menerapkan butir-butir Pedoman Gizi Seimbang. Di antara banyaknya anjuran diet yang beredar di masyarakat, Pedoman Gizi Seimbang memiliki anjuran yang komprehensif dan universal sehingga sangat layak untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Soekirman. Taking the Indonesian nutrition history to leap into betterment of the future generation: development of the Indonesian Nutrition Guidelines. Asia Pac J Clin Nutr. 2011;20(3):447–51.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta; 2014.
  3. Inilah Perbedaan “4 Sehat 5 Sempurna” Dengan “Gizi Seimbang” – Sehat Negeriku [Internet]. [cited 2023 Nov 22]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis media/20160505/5214922/inilah-perbedaan-4-sehat-5-sempurna-dengan-gizi-seimbang/
  4. Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Asosiasi Dietisien Indonesia. Penuntun Diet dan Terapi Gizi. 4th ed. Suharyati, Hartati B, Kresnawan T, Sunarti, Hudayani F, Darmarini F, editors. Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2020.
  5. Tapper K. Mindful eating: what we know so far. Nutr Bull. 2022 Jun 10;47(2):168–85.
No Comments

Post A Comment