04 Mar Kekurangan Mineral Tubuh ini bisa Sebabkan Kelainan Tulang pada Anak!
Menurut World Health Organization (WHO), kelainan pertumbuhan tulang belakang mempengaruhi sebagian besar penduduk di Indonesia, dengan tingkat prevalensi berkisar antara 3-5%. Kondisi ini ditandai dengan kelengkungan tulang belakang yang tidak normal (1). Kelainan tulang belakang sering menyerang individu berusia antara 10 dan 15 tahun. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai gejala, termasuk sakit punggung, kesulitan bernapas, masalah pencernaan, dan bahkan masalah neurologis pada kasus yang parah (1). Artikel ini akan membahas etiologi kelainan tulang dan peran kalsium bagi kesehatan tulang anak. Simak selengkapnya!

Kelainan Tulang pada Anak
Tulang merupakan jaringan yang sangat dinamis, mengalami remodeling dan adaptasi terus menerus sepanjang umur seseorang. Proses pembentukan tulang berlangsung dengan cepat pada masa kanak-kanak dan remaja, diikuti dengan keadaan yang cukup stabil pada masa dewasa awal, dan akhirnya mengalami resorpsi pada tahap dewasa akhir (2). Kelainan tulang yang dapat terjadi pada usia anak meliputi rakhitis, skoliosis, osteomielitis, osteogenesis imperfecta, osteoporosis, dan penyakit Blount. Kelainan tulang ini penting untuk dideteksi secara dini, yaitu pada usia 10-13 tahun (3). Asupan gizi yang tepat sangat penting untuk pembentukan dan pertumbuhan tulang yang optimal. Zat gizi mikro, seperti kalsium, fosfor, dan vitamin D, serta zat gizi makro (protein, lemak, dan karbohidrat) memainkan peran penting dalam menjaga massa tulang dan mencegah pengeroposan tulang (4).
Sumber Makanan dan Manfaat Kalsium untuk Tulang
Kalsium sangat penting untuk pembentukan dan remineralisasi tulang yang optimal selama masa anak-anak serta percepatan pertumbuhan tulang saat remaja. Asupan kalsium yang cukup untuk optimalisasi kesehatan tulang dapat membantu mencegah mineralisasi tulang yang buruk pada usia anak (5). Rekomendasi asupan kalsium optimal yaitu (4) :
- 400 mg/hari untuk 0-6 bulan,
- 600 mg/hari pada bayi (6-12 bulan),
- 800 mg/hari pada anak kecil (1–5 tahun) dan 800–1,200 mg/hari untuk anak yang lebih tua (6–10 tahun),
- 1.200–1.500 mg/hari untuk remaja dan dewasa muda (11–24 tahun)

Sumber kalsium dalam makanan dapat ditemukan pada kelompok susu dan olahannya, sayuran hijau serta kacangan-kacangan (4)
- Sekitar 300 mg kalsium dapat ditemukan dalam susu dan produk susu. Jumlah tersebut dapat diperoleh dengan konsumsi 125 g yogurt atau 50 g keju.
- 250 g jus jeruk, serta 100 g sayuran seperti yang termasuk dalam keluarga kubis atau sayuran berdaun besar, dan bayam menyumbang sekitar 10% dari asupan kalsium harian.
- Sebagai alternatif pengganti susu sapi, minuman nabati seperti yang terbuat dari beras giling, almond, kacang kedelai, dan oat memiliki daya serap kalsium yang cukup tinggi.
Konsumsi kalsium dengan makanan tinggi oksalat dapat mengurangi penyerapannya dalam tubuh. Oleh karena itu, beberapa sayuran tinggi kalsium memiliki bioavailabilitas kalsium yang lebih rendah. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengoptimalkan konsumsi kalsium melalui produk susu. Tercukupinya kalsium dalam jumlah harian yang disarankan dapat mencegah kelainan tulang (2).
Kalsium secara nyata berdampak positif dalam menjaga kesehatan tulang anak. Asupan kalsium yang cukup serta rutin melakukan aktivitas fisik intensitas sedang selama 20 menit, 3 hingga 5 hari per minggu berdampak pada pertumbuhan tulang yang optimal (4).
Editor : Aldera, S.Tr.Gz
Referensi
- Rostanti Q. Kelainan Tulang Skoliosis Penting Dideteksi Dini pada Usia 10-13 Tahun [Internet]. Republika.co.id. 2023. Available from: https://ameera.republika.co.id/berita/rz2yb5425/kelainan-tulang skoliosis-penting-dideteksi-dini-pada-usia-1013-tahun
- Hodges JK, Cao S, Cladis DP, Weaver CM. Lactose Intolerance and Bone Health: The Challenge of Ensuring Adequate Calcium Intake. Vol. 11, Nutrients. 2019.
- Sendari AA. 6 Penyakit Tulang yang Bisa Diderita Anak, Waspadai Sedini Mungkin [Internet]. Liputan6.com. 2023. Available from: https://www.liputan6.com/hot/read/5308781/6-penyakit-tulang yang-bisa-diderita-anak-waspadai-sedini-mungkin?page=7
- Proia P, Amato A, Drid P, Korovljev D, Vasto S, Baldassano S. The Impact of Diet and Physical Activity on Bone Health in Children and Adolescents. Front Endocrinol (Lausanne). 2021;12:704647.
- Pan K, Zhang C, Yao X, Zhu Z. Association between Dietary Calcium Intake and BMD in Children and Adolescents. Endocr Connect. 2020 Jan;9(3):194–200.
No Comments