Protein Hewani Untuk Pencegahan Stunting

Protein Hewani Untuk Pencegahan Stunting

Bagikan

Perayaan Hari Gizi Nasional (HGN) ke-64 tanggal 25 Januari 2024 kemarin mengambil tema “MP-ASI Kaya Protein Hewani Cegah Stunting”. Tema tersebut diambil karena permasalah stunting masih menjadi masalah serius dan berkepanjangan di Indonesia, Hal tersebut ditambah fakta bahwa masih banyak masyarakat (khususnya ibu) yang belum memiliki pengetahuan yang benar mengenai pemberian makanan pendamping ASI (MP-ASI) yang benar. Pemberian MP-ASI yang adekuat yang kaya protein hewani merupakan salah satu cara pencegahan stunting.

FOTO ARTIKEL WEBSITE-8

Data Stunting Indonesia

Stunting atau perawakan pendek masih menjadi masalah gizi utama di negara berkembang seperti Indonesia. Definis stunting adalah tinggi atau panjang badan anak yang kurang dari -2 SD (Standar Deviasi) menurut kurva standar pertumbuhan WHO.(1) Berdasarkan SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) tahun 2022, prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% di tahun 2021 menjadi 21,6% di 2022.(2) Tapi hal ini masih jauh dibawah target jangka panjang nasional tahun 2024 yaitu dibawah 14%.(3)

Penyebab Stunting

Stunting selalu diawali dengan kenaikan berat badan yang tidak adekuat (weight faltering). Jika weight faltering tidak ditangani dengan optimal akan memperlampat laju pertumbuhan linier (tinggi badan) karena tubuh berusaha untuk mempertahankan status gizi. Jika ini terus berlangsung akan berlanjut menjadi stunting (malnutrisi kronik).(4)
Faktor yang mempengaruhinya, diantaranya status nutrisi ibu sebelum/saat hamil, pemberian makan bayi dan balita yang tidak adekuat serta infeksi.(5)

Penangan Stunting

Dalam upaya penurunan prevalensi stunting, pemerintah banyak mengeluarkan program untuk mewujudkannya. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah mencegah dan mengurangi gangguan secara langsung (intervensi gizi spesifik) hingga gangguan secara tidak langsung (intervensi gizi sensitif). Sasaran prioritas upaya ini adalah orang-orang terlibat dalam 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia 0–2 tahun. Sedangkan sasaran pentingnya adalah anak usia 24–59 bulan, remaja dan wanita usia subur.(6) Pemberian makanan tambahan yang adekuat pada balita merupakan salah satu cara pencegahan stunting yaitu dengan pemberian MP-ASI yang mengandung tinggi protein hewani.

Kenapa Protein Sangat Penting Untuk Pencegahan Stunting?

Salah satu faktor yang berpengaruh pada stunting adalah kecukupan makronutrien (protein, karbohidrat) dan mikronutrien (kalsium, vitamin A, zat besi dan zinc) pada tubuh. Makronutrien yang sangat penting untuk pertumbuhan adalah protein. Mencukupi kebutuhan harian protein sangat penting untuk pencegahan stunting.(7) Kebutuhan protein harian sesuai RDA (Recommended Dietary Allowances) bayi usia dibawah 1 tahun berkisar 1,5-2,2 gram/kg sedangkan balita sekitar 1,2 gram/kg.(8) Protein diperlukan untuk proses penting seperti fungsi kekebalan tubuh, proses seluler, struktur sel, pertumbuhan dan lainnya. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi cukup protein setiap hari.(9)

Kenapa harus protein hewani?

FOTO ARTIKEL WEBSITE-4

Kita bisa mendapatkan protein dari berbagai sumber makanan, baik dari tumbuhan maupun hewan. Protein terdiri dari asam amino, tubuh manusia menggunakan sekitar 20 asam amino berbeda untuk membangun protein.(10) Tubuh kita dapat membuat beberapa asam amino sendiri, tetapi ada 9 asam amino yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh yang dikenal sebagai asam amino esensial dan hanya bisa didapatkan dari makanan. Secara umum, protein hewani dikenal sebagai protein lengkap, artinya mengandung sembilan asam amino esensial.(11)

Daftar Sumber Protein Hewani Dan Nabati

Dari semua bahan pangan pada tabel 1, hati ayam memiliki kandungan protein tertinggi dibanding yang lain (27.4 gram). Untuk kategori ikan, ikan ekor kuning dan ikan kembung menempati dua urutan teratas sumber makanan tinggi protein (22.3 gram dan 21.3 gram). Kedua ikan tersebut sangat mudah ditemukan dan harganya relatif terjangkau sehingga sangat cocok dijadikan sebagai bahan makanan tambahan lokal.

Pada tabel 2, kita dapat melihat walaupun kacang kedelai segar (protein nabati)  memiliki sumber protein yang tidak kalah tinggi dari protein hewani, tetapi  kandungan proteinnya tidak selengkap protein hewani, terutama asam amino  esensialnya. (11)

Dampak Pemberian Protein Hewani

Berdasarkan beberapa penelitian, pemberian makanan tambahan dengan sumber tinggi protein hewani dapat meningkatkan laju pertumbuhan linier (tinggi badan) anak. Protein hewani memiliki peran penting dalam pertumbuhan anak karena protein hewani mengandung asam amino esensial yang dapat mensintesis hormon pertumbuhan sehingga dapat mempercepat laju pertumbuhan anak sehingga dapat mencegah terjadinya stunting. (13-15)

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. WHO child growth standards and the identification of severe acute malnutrition in infants and children. A joint statement. Geneva: World Health Organization; 2009 (http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/44129/1/9789241598163_eng.pdf, accessed 2 February 2024).
  2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2022. Jakarta: Kemenkes RI; 2023
  3. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020–2024. Jakarta: Bappenas; 2019.
  4. Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/1928/2022 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stunting
  5. WHO Multicentre Growth Reference Study Group. WHO child growth standards. Length, height for-age, weight-for-age, weight-for-length and body mass index-for age. Methods and development. Geneva: World Health Organization; 2006 (http://www.who.int/childgrowth/standards/Technical_report.pdf, accessed 2 February 2024).
  6. Satriawan, E. Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting 2018-2024. Jakarta: Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K); 2018.
  7. Siringoringo, E.T., Syauqy, A., Panunggal, B., Purwanti, R., Widyastuti, N. Karakteristik Keluarga Dan Tingkat Kecukupan Asupan Zat Gizi Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Baduta. Journal of Nutrition College, 9 (1): 154–62.; 2020, doi.org/10.14710/jnc.v9i1.26693
  8. IDAI. Pedoman Pelayanan Medis Jilid I. Jakarta. Jakarta: IDAI; 2009.
  9. Alberts B, Johnson A, Lewis J, et al. Molecular Biology of the Cell. 4th edition. New York: Garland Science; 2002. Protein Function. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK26911/?_ga=2.102239433.930663269.1707190346- 1861548750.1707096949
  10. Lopez MJ, Mohiuddin SS. Biochemistry, Essential Amino Acids. [Updated 2023 Mar 13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557845/
  11. Berrazaga I, Micard V, Gueugneau M, Walrand S. The Role of the Anabolic Properties of Plant versus Animal-Based Protein Sources in Supporting Muscle Mass Maintenance: A Critical Review. Nutrients. 2019; 11(8):1825. https://doi.org/10.3390/nu11081825
  12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Tabel Konsumsi Pangan Indonesia (TKPI). Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2019.
  13. Kaimila, Yankho et al. “Consumption of Animal-Source Protein is Associated with Improved Height-for-Age z Scores in Rural Malawian Children Aged 12⁻36 Months.” Nutrients vol. 11,2 480. 25 Feb. 2019, doi:10.3390/nu11020480
  14. Headey, Derek et al. “Animal Sourced Foods and Child Stunting.” American journal of agricultural economics vol. 100,5 1302-1319. 31 Jul. 2018, doi:10.1093/ajae/aay053
  15. Chipili, Given et al. “The Efficacy of Fish as an Early Complementary Food on the Linear Growth of Infants Aged 6-7 Months: A Randomised Controlled Trial.” Nutrients vol. 14,11 2191. 25 May. 2022, doi:10.3390/nu14112191
No Comments

Post A Comment