17 Jun Tingkatkan Produktivitas Kerja dengan Gizi Seimbang
Menjamin kesetaraan gizi pekerja selama bekerja merupakan salah satu bentuk penerapan persyaratan kesehatan dan keselamatan kerja sebagai bagian dari upaya peningkatan kesehatan pekerja. Gizi merupakan bidang kesehatan kerja yang berperan penting dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Ini harus menjadi perhatian bagi semua yang terlibat, terutama manajer operasi, karena karyawan biasanya menghabiskan sekitar 8 jam sehari di tempat kerja. Produktivitas kerja yang rendah disebabkan kurangnya motivasi kerja tanpa memahami faktor lain seperti pola makan karyawan (5).
Apa itu produktivitas kerja?
Produktivitas tenaga kerja merupakan konsep yang menunjukkan hubungan antara produksi kerja dan satuan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan produk. Seorang pekerja dianggap produktif jika ia dapat menghasilkan lebih banyak pekerjaan daripada pekerja lainnya dalam satuan waktu yang sama. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti jenis kelamin, umur, status kesehatan/gizi, penyakit biologis pada tenaga kerja perempuan, pendidikan, masa kerja dan penyakit lingkungan kerja (4).
Apa itu gizi kerja?
Gizi kerja merupakan gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan. Pemenuhan gizi kerja tidak hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan, bertujuan lebih jauh lagi, yaitu untuk mencapai produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Penelitian yang dilakukan oleh Kantor Negara Urusan Peranan Wanita menunjukkan bahwa sebesar 15% pekerja wanita mengalami defisiensi energi dan protein (1).
Prevalensi status gizi dewasa menurut WHO (World Health Organization) (2018) terdiri dari 9,7% gizi kurang (underweight), 38,5% gizi lebih (overweight) pada laki-laki dan 39,2% pada perempuan, 11,1% obesitas pada laki-laki dan 15,1% perempuan. Menurut Riset Kesehatan Dasar (2018), prevalensi status gizi mengalami peningkatan meliputi gizi lebih (overweight) dari 8,6% menjadi 13,6%, obesitas dari 10,5% menjadi 21,8%, status gizi kurang (underweight) dari 18,4% menjadi 19,6%. Status gizi dewasa adalah keadaan gizi pada tubuh orang dewasa yang digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan ataupun pekerjaannya agar dapat berjalan lancar dan bagi pekerja dapat meraih tingkat produktivitas kerja yang setinggi-tingginya (7). Pilar utama dalam prinsip gizi seimbang
Gizi seimbang adalah susunan asupan sehari-hari yang jenis dan jumlah zat gizinya sesuai dengan kebutuhan tubuh. Pemenuhan asupan gizi ini juga harus memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan mempertahankan berat badan normal guna mencegah masalah gizi (6).
Dalam prinsipnya, gizi seimbang terdiri dari 4 pilar, yang pada dasarnya merupakan upaya untuk menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat gizi yang masuk dengan mengontrol berat badan secara teratur. Adapun 4 pilar gizi seimbang tersebut, yaitu:
- Konsumsi makanan yang beraneka ragam
- Pola hidup aktif dan berolahraga
- Menerapkan pola hidup bersih dan sehat;
- Menjaga berat badan ideal.
Pengkajian status gizi juga harus dilakukan, karena pengetahuan tentang status gizi dapat menentukan kebutuhan gizi yang tepat dan memulai intervensi terkait gizi sesuai kebutuhan. Penilaian status gizi dilakukan dengan berbagai cara, antara lain pemeriksaan biokimia, pemeriksaan klinis, pemeriksaan biofisik, dan antropometri. Antropometri adalah metode yang paling umum untuk menilai status gizi. Metode ini menggunakan parameter berat badan (BB) dan tinggi badan (TB). Dengan menggunakan kedua parameter ini, dimungkinkan untuk menghitung indeks massa tubuh (BMI) menggunakan rumus berat badan (kg) dibagi tinggi badan (m)2. Umur, ukuran tubuh dan jenis kelamin mempengaruhi kebutuhan gizi, terutama kebutuhan energi. Faktor lain yang menentukan kebutuhan gizi adalah jenis pekerjaan atau aktivitas sehari-hari, kondisi fisiologis, keadaan khusus; seperti pemulihan kesehatan dan anemia, dan keadaan lingkungan kerja (2).
Hubungan asupan energi dengan produktivitas kerja
Produktivitas kerja merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan tenaga kerja dalam menghasilkan barang dan/atau jasa dalam waktu tertentu. Tenaga kerja dinilai produktif apabila mampu menghasilkan barang dan /atau jasa lebih banyak daripada tenaga kerja lainnya ataupun lebih banyak dari target yang ditetapkan dalam waktu yang sama. Produktivitas dipengaruhi oleh berbagai hal. Salah satu hal yang dapat memengaruhi produktivitas yaitu asupan energi dan aktivitas fisik. Asupan energi bagi tenaga kerja mampu menentukan kondisi kesehatan dan kemampuan fisik dalam melakukan pekerjaannya. Asupan energi yang tidak sesuai dengan kebutuhan dapat mengganggu aktivitas kerja sehingga dapat menurunkan produktivitas kerja. Selain asupan energi, tingkat aktivitas fisik juga mempengaruhi produktivitas kerja. Aktivitas fisik mampu menentukan kondisi kesehatan tubuh secara keseluruhan (3).
Zat gizi apa saja yang dibutuhkan bagi pekerja?
Sobat Gizi perlu memperhatikan zat gizi yang dibutuhkan bagi pekerja agar meningkatkan produktivitas. Berikut zat gizi yang diperlukan bagi pekerja:
- Karbohidrat Zat gizi terpenting bagi pekerja adalah karbohidrat, fungsi utamanya adalah untuk menghasilkan energi bagi tubuh. Selain karbohidrat, pekerja tetap membutuhkan protein dan lemak sebagai sumber energi. Kurangnya karbohidrat dapat menyebabkan tubuh kekurangan energi produktivitas kerja terhambat ketika karbohidrat tidak tersedia dapat memenuhi permintaan, itu digunakan untuk menghasilkan energi jumlah karbon dalam protein, sehingga hal itu terjadi untuk membakar (4).
- Karbohidrat, protein, dan lemak
Tenaga kerja membutuhkan makanan sumber karbohidrat, protein, dan lemak untuk menyuplai kebutuhan otot, karena saat bekerja pengeluaran energi meningkat. Tubuh yang kekurangan protein, lemak, dan karbohidrat menyebabkan lebih sedikit energi yang dihasilkan saat membakar ketiga unsur ini, yang menyebabkan tubuh menjadi mengantuk, kurang tertarik pada tugas dan mengurangi produktivitas kerja turun. Lemak juga dapat digunakan sebagai sumber energi ketika protein dan karbohidrat yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan. Lemak adalah salah satu zat gizi terpenting untuk produksi energi. Jadi ketika lemak kurang, produksi energi berkurang (4).
Selama berlangsungnya aktivitas fisik, otot memerlukan energi untuk bergerak. Banyaknya energi yang dibutuhkan tergantung berapa banyak otot yang bergerak, berapa lama dan beratnya pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang mengandalkan fisik memerlukan aktivitas fisik lebih berat dibanding pekerjaan yang mengandalkan keahlian. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor aktivitas fisik di luar pekerjaan dengan produktivitas kerja, karena tenaga kerja mengalami kelelahan akibat aktivitas di rumah tangga sebelum bekerja. Aktivitas fisik yang berlebihan dan tidak diimbangi istirahat cukup dapat menimbulkan rasa lelah. Kelelahan pada tenaga kerja dapat berpengaruh terhadap produktivitas kerja. Semakin tinggi kelelahan maka produktivitas kerjanya akan semakin rendah (4). Terapkan tips ini untuk menunjang produktivitas kerja!
Berikut adalah tips makan sehat untuk menunjang produktivitas kerja antara lain:
- Sarapan, selain untuk menjaga metabolisme tubuh, sarapan juga berperan penting untuk menjaga kadar gula dalam tubuh tetap stabil, otak bekerja lebih efektif dan membuat kita tidak merasakan lemas dalam melakukan aktivitas di pagi hari.
- Mengatur konsumsi teh dan kopi agar tidak berlebihan, sebagai alternatif agar tidak mengonsumsi kafein secara berlebihan yang dapat menghambat kinerja otak, lebih baik diganti dengan teh hijau.
- Konsumsi buah tinggi serat dan air putih di sela waktu antara makan pagi dan makan siang.
- Makan siang dengan sumber protein seperti daging ayam atau ikan dan beberapa sayuran untuk memberikan sumber energi pada tubuh.
- Makan malam dengan mengonsumsi makanan rendah karbohidrat, tinggi serat, dan tinggi protein. Pastikan setelah makan malam, kita memberikan selang waktu 2 jam untuk memulai tidur (2),
Editor : Aldera, S.Tr.Gz
Referensi
- Anonymous. GIZI KERJA “PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA”. UNIDA GONTOR. 2020 [cited 2023 May 18]. Available from: https://k3.unida.gontor.ac.id/gizi-kerja peningkatan-produktivitas-kerja/
- Anonymous. “Kecukupan Gizi Dalam Menunjang Produktivitas Kerja. RSUP Dr. SARDJITO”. 2019 [cited 2023 May 18]. Available from: https://sardjito.co.id/2019/02/04/kecukupan-gizi-dalam-menunjang-produktivitas kerja/
- Maghfiroh, Alfa., L. “Hubungan Asupan Energi Dan Tingkat Aktivitas Fisik Dengan Produktivitas Pada Tenaga Kerja Berstatus Gizi Lebih Bagian Packaging Di Pt Timur Megah Steel”. Departemen Gizi Kesehatan, FKM, Universitas Airlangga. 2019:315-321.
- Oktapianti, Yaniar., I. “Hubungan Antara Asupan Energi, Protein, Lemak, Karbohidrat Dan Aktivitas Fisik Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Wanita Di Konveksi Rizkya Batik Ngemplak Boyolali”. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2014.
- Partuti, Tri. “HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA IKM GIPANG WILAYAH CILEGON”. Jurnal Harkat : Media Komunikasi Gender, 15(2), 2019.
- Ratnawati, Ika. “Pemenuhan Kecukupan Gizi Bagi Pekerja”. Kesmas.kemkes. 2011 [cited 2023 May 18]. Available from: https://kesmas.kemkes.go.id/konten/133/0/021411-pemenuhan-kecukupan-gizi bagi-pekerja
- Stitaprajna, Adam, & Mujahidil Aslam. (2020). “Hubungan Status Gizi dan Asupan Energi dengan Produktivitas Kerja pada Pekerja PT. Propack Kreasi Mandiri Cikarang”. Jurnal Nutrisia. Vol.22, No.2 (September), pp. 86 - 93.
- Yuningsih, Dian., E. “Pilar Utama Dalam Prinsip Gizi Seimbang”. yankes.kemkes. 2022 [cited 2023 May 18]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/179/pilar-utama-dalam-prinsip-gizi seimbang
No Comments