Gizi Seimbang untuk Pekerja : Seberapa penting ?

Gizi Seimbang untuk Pekerja : Seberapa penting ?

Bagikan

Sobat Ilmugiziku, tahu nggak? 1 Mei ditetapkan sebagai Hari Buruh Internasional loh! Setiap tahun, jumlah angkatan kerja di Indonesia terus meningkat dan produktivitas serta efisiensi kerja merupakan salah satu hal yang ingin dicapai pekerja supaya dapat bertahan di era kerja yang kompetitif. Satu hal penting untuk meningkatkan produktivitas kerja supaya efisiensi tercapai adalah gizi.

Mengapa gizi?

Karena gizi berdampak secara langsung pada kesehatan dan kesejahteraan pekerja secara keseluruhan. Pekerja yang pemenuhan gizinya buruk berisiko terkena penyakit kronis di kemudian hari dan dapat berdampak pada kualitas hidup serta produktivitas di tempat kerja.(1) Kementerian Kesehatan memberikan pedoman Gizi Seimbang untuk diterapkan sehari-harinya. Gizi seimbang merupakan susunan asupan sehari-hari yang jenis dan jumlah zat gizinya sesuai dengan kebutuhan tubuh. (2) Pada prinsipnya, terdapat empat pilar gizi seimbang yaitu :

FOTO ARTIKEL WEBSITE - 2023-06-17T124845.433
  1. Konsumsi makanan yang beraneka ragam
  2. Pola hidup aktif dan berolahraga
  3. Menerapkan pola hidup bersih dan sehat;
  4. Menjaga berat badan ideal.

    Pekerja yang tidak memenuhi kebutuhan gizinya dengan baik dapat mengalami penurunan energi, kehilangan kekuatan dan konsentrasi kerja, kesehatan mental memburuk dan level stres meningkat. (1,3) Selain itu, menurut studi Population Health Management pekerja dengan pola makan tidak sehat berisiko 66% lebih tinggi mengalami penurunan produktivitas dibandingkan pekerja yang teratur konsumsi sayur, buah dan biji-bijian.(4) Pekerja yang mengonsumsi buah dan sayur juga mendapatkan perasaan dan emosi positif dalam bekerja seperti keterlibatan, kreativitas, dan rasa ingin tahu.(5)

Penyakit atau gangguan kesehatan yang banyak terjadi di tempat kerja adalah anemia, hipoglikemia, dehidrasi, dan status gizi kurang/berlebih. 1. Anemia karena kekurangan zat besi ditandai dengan lemah, letih, lesu, lelah dan lalai (5L) yang tentunya berpengaruh terhadap produktivitas dan kapasitas kerja. Pekerja yang anemia juga menurun daya tahan tubuhnya sehingga rentan terkena penyakit infeksi.(6)

  1. Hipoglikemia atau (kadar gula darah rendah) banyak terjadi pada pekerja yang sering melewatkan waktu makan dan membiarkan perut terlalu lama kosong sehingga gula darah menurun. Akibatnya, pekerja akan lebih sulit berkonsentrasi, mood memburuk dan makan menjadi berlebih di waktu makan berikutnya. (7)
  2. Dehidrasi Untuk pekerja lapangan atau outdoor, kecukupan air minum sangat penting diperhatikan supaya tidak dehidrasi. Cuaca atau iklim kerja panas akan menyebabkan keluarnya banyak keringat serta cairan tubuh. Pekerja setidaknya perlu konsumsi 1,9 liter per hari (untuk lingkungan kerja tidak panas) dan 2,8 liter per hari (untuk lingkungan kerja panas).(8)
  3. Status gizi kurang atau berlebih Status gizi kurang atau berlebih juga dapat berdampak buruk terhadap produktivitas. Pekerja dengan status gizi tidak normal untuk pekerjaan terkait fisik dan tenaga motivasi kerja dan produktivitas kerja menurun. (9)

Tips : Terapkan Gizi Seimbang di tempat kerja!

Gizi seimbang kemenkes

Untuk menghindari kemungkinan gangguan kesehatan pekerja, yuk,simak tips  penerapan gizi seimbang!

  1. Ketahui status gizi Kita dapat mengetahui status gizi melalui perhitungan indeks massa tubuh (IMT), yaitu berat badan (kg) / tinggi badan .Status gizi normal berada  pada kisaran 18,5-25 kg/m, kurus apabila kurang dari 18,25 kg/m. Dengan demikian, kita bisa mengetahui  kondisi tubuh dan mempersiapkan hal-hal yang harus dilakukan seperti  mulai menghitung kebutuhan kalori untuk memperbaiki status gizi atau  cukup melihat angka kecukupan gizi (AKG) untuk patokan kebutuhan kalori  setiap harinya.
  2. Terapkan isi piringku  Isi piringku merupakan bagian dari pedoman gizi seimbang untuk  mempermudah komposisi makanan sehari-hari yang kita pilih. Dalam satu  piring, kita disarankan konsumsi 1/6 piring berupa lauk-pauk,1/6 piring  buah, 1/3 piring makanan pokok dan 1/3 piring sisanya sayuran.(10)
  3. Makan teratur Makan dengan jadwal yang teratur membantu kita memiliki risiko yang lebih  rendah atas gangguan kesehatan.Ketidakteraturan waktu makan berkaitan  dengan melewatkan sarapan, ngemil atau makan malam hari lebih tinggi  dan konsumsi makanan tidak sehat (rendah sayur, asin dan tidak seimbang).  (11)
  4. Sarapan  Padahal sarapan akan membantu tubuh membakar lebih banyak kalori  sepanjang hari dan menahan peningkatan hormon kortisol (hormon stres)  yang tinggi di pagi hari. Selain itu, sarapan juga dikaitkan dengan stress,  depresi dan kelelahan yang lebih tinggi. (12) Oleh karena itu, penting untuk  memenuhi kebutuhan protein pada sarapan sehingga menjaga perut  kenyang lebih lama dan mengurangi konsumsi makanan-minuman manis  sepanjang hari.
  5. Minum air cukup dan konsumsi camilan sehat Minum air lebih sering di sela pekerjaan akan membantu kita mencapai  kebutuhan cairan per harinya dan terhindar dari dehidrasi. Camilan sehat  secukupnya juga dapat dikonsumsi di antara makan berat seperti crackers  atau roti gandum utuh, energy bar, kacang atau biji-bijian seperti edamame,  kacang mete, almond serta yoghurt rendah lemak. Hindari terlalu banyak  makanan manis dan asin, ya!
  6. Makan Malam Pastikan memilih makanan tinggi serat dan protein serta rendah karbohidrat pada malam hari. Setelah makan, beri jeda minimal dua jam sebelum tidur.  Pekerja yang makan makanan tidak sehat pada malam sebelum bekerja  cenderung menghindari terlibat terkait pekerjaan- kurang produktif.(13)

    Menjaga asupan dan gizi dapat menjaga dan meningkatkan produktivitas, proteksi  terhadap penyakit akibat kerja, peningkatan imunitas, meningkatkan derajat  kesehatan dengan menurunkan absensi kerja.(14) Oleh karena itu, sangat penting  untuk pekerja menerapkan gizi seimbang. Yuk, mulai terapkan gizi seimbang!

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. 1. Government of Canada CC for OH and S. CCOHS: Healthy Eating at Work [Internet]. 2023 [cited 2023 May 15]. Available from: https://www.ccohs.ca/oshanswers/psychosocial/healthyeating.html
  2. Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan [Internet]. [cited 2023 May 18]. Available from: https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/179/pilar-utama-dalam-prinsip-gizi-seimbang
  3. Bor H. Beslenme ve İşçi Verimliliği Arasındaki İlişki. Turkish Journal of Family Medicine and Primary Care. 2020 Jan 20;14(2):305–11.
  4. Merrill RM, Aldana SG, Pope JE, Anderson DR, Coberley CR, Whitmer RW, et al. Presenteeism according to healthy behaviors, physical health, and work environment. Popul Health Manag. 2012 Oct;15(5):293–301.
  5. Conner TS, Brookie KL, Richardson AC, Polak MA. On carrots and curiosity: eating fruit and vegetables is associated with greater flourishing in daily life. Br J Health Psychol. 2015 May;20(2):413– 27.
  6. Koerniawati RD. Dampak Kekurangan Zat Besi (Anemia) pada Pekerja Wanita. Tirtayasa Medical Journal. 2022 Nov 30;2(1):30–4.
  7. Ogata H, Hatamoto Y, Goto Y, Tajiri E, Yoshimura E, Kiyono K, et al. Association between breakfast skipping and postprandial hyperglycaemia after lunch in healthy young individuals. British Journal of Nutrition. 2019;122(4):431–40.
  8. Sari MP. Iklim Kerja Panas dan Konsumsi Air Minum Saat Kerja Terhadap Dehidrasi. HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development). 2017 May 9;1(2):108–18.
  9. Himaya H, Wirjatmadi RB. Hubungan antara Kecukupan Energi dan Status Gizi dengan Produktivitas Kerja (PT. Timur Megah Steel Gresik Tahun 2019). 2019;
  10. “Isi Piringku” perlu diperkenalkan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari - Direktorat P2PTM [Internet]. [cited 2023 May 18]. Available from: https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic p2ptm/obesitas/isi-piringku-perlu-diperkenalkan-dan-diterapkan-dalam-kehidupan-sehari-hari
  11. Tahara Y, Makino S, Suiko T, Nagamori Y, Iwai T, Aono M, et al. Association between Irregular Meal Timing and the Mental Health of Japanese Workers. Nutrients. 2021 Aug;13(8):2775.
  12. Kim D, Hanzawa F, Sun S, Laurent T, Ikeda S, Umeki M, et al. Delayed meal timing, a breakfast skipping model, increased hepatic lipid accumulation and adipose tissue weight by disintegrating circadian oscillation in rats fed a high-cholesterol diet. Frontiers in Nutrition. 2021;8:681436.
  13. Cho S, Kim S. Does a healthy lifestyle matter? A daily diary study of unhealthy eating at home and behavioral outcomes at work. Journal of Applied Psychology. 2022;107:23–39.
  14. Hartriyanti Y, Suyoto PST, Sabrini IA, Wigati M. Gizi Kerja. UGM PRESS; 2020. 182 p.
No Comments

Post A Comment