Penting dalam Tumbuh Kembang Anak, tapi Sering Diabaikan : Posyandu

Penting dalam Tumbuh Kembang Anak, tapi Sering Diabaikan : Posyandu

Bagikan

Posyandu dan tumbuh kembang anak merupakan dua hal yang beriringan. Keberhasilan pencapaian tumbuh kembang anak tidak luput dari peranan posyandu. Sayangnya, adanya pandemi tahun 2020 silam, terjadi penyesuaian berupa kegiatan mandiri kesehatan. Pada tahap penyesuaian ini, kegiatan posyandu tidak dilakukan secara langsung oleh kader tetapi masyarakat diharuskan melakukan janji temu dengan tenaga kesehatan dan melaporkan ke kader posyandu. Perubahan ini tentunya membutuhkan adaptasi dari masyarakat, khususnya pada daerah terpencil, hal ini masih sulit diterapkan.

COVID-19 menimbulkan kepanikan psikologis, fisik, dan ekonomi. Bahkan, kegiatan posyandu juga terdampak. Buktinya, terjadi penurunan jumlah kunjungan balita, ibu hamil, dan ibu balita secara drastis (1). Seiring dengan berjalannya waktu, pandemi semakin mereda, masyarakat harus bisa hidup berdampingan dengan COVID-19 dan melakukan penyesuaian kebiasaan baru. Meski pandemi mereda, kegiatan posyandu perlu digaungkan kembali dengan menanamkan pentingnya peran posyandu dalam tumbuh kembang anak guna meningkatkan partisipasi masyarakat. Lalu, apa saja peranan posyandu dalam tumbuh kembang anak? Simak artikel berikut ini!

Kenal Lebih Dekat dengan Posyandu

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan upaya kesehatan yang pelaksanaanya oleh, dari, bersama, dan untuk masyarakat yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan bagi bayi, anak, dan ibu. (2)

Posyandu dan Tumbuh Kembang Anak

Posyandu merupakan wadah pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan yang berada di tingkat desa/ kelurahan. Tumbuh kembang anak dapat dipantau melalui kegiatan yang diselenggarakan di Posyandu. Kegiatan pendukung tumbuh kembang anak antara lain :

  1. Penimbangan Berat Badan Jika dilihat sekilas, memang hanya sekedar pengukuran antropometri rutin. Namun, jika ditelaah lebih lanjut, pengukuran antropometri rutin dapat digunakan sebagai pemantauan tumbuh kembang anak. Status gizi anak dapat dilihat melalui indikator tersebut. Bahkan deteksi stunting dapat dilihat melalui indeks TB/U. Berat badan anak perlu dipantau untuk mengetahui sejauh mana pertumbuhan anak dan mendeteksi adanya hambatan pada tahap awal. Hal ini menandakan bahwa pemantauan BB dan TB penting dilakukan sebagai langkah awal skrining status gizi. (2)
  2. Penentuan Status Pertumbuhan Penentuan status pertumbuhan balita dapat dilihat pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Data pada KMS tidak hanya digunakan untuk menentukan status gizi saat hari-H penimbangan, tetapi juga digunakan layaknya rekam medis yang dapat terintegrasi ke berbagai stakeholder. (2)
  3. Penyuluhan dan Konseling Keberhasilan peningkatan kesehatan masyarakat melibatkan peranan dari berbagai pihak, salah satunya masyarakat sendiri. Oleh karena itu, perlu diberikan penyuluhan dan konseling guna menanamkan kesadaran pola hidup sehat. (2)
  4. Pemeriksaan Kesehatan, Imunisasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Pemeriksaan kesehatan merupakan screening awal, jika ditemukan kelainan maka akan segera diberikan penanganan di Puskesmas. Imunisasi sebagai upaya preventif dengan memperkuat imunitas anak. Kejadian polio, campak, dan penyakit lain dapat dicegah dengan melakukan imunisasi. (2)
  5. Penemuan DIni dan Pengamatan Penyakit Potensial Penyebab utama stunting adalah faktor asupan makanan yang tidak adekuat dan penyakit infeksi. Adanya kegiatan deteksi dan pengamatan penyakit potensial, memungkinkan petugas posyandu maupun kader posyandu untuk melakukan pengamatan kondisi terkini yang ada di daerah setempat, misalnya Kejadian Luar Biasa (KLB), Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA), Demam Berdarah Dengue (DBD), Gizi Buruk, Polio, Campak, Difteri, Pertussis, dan Tetanus Neonatorum. Dengan demikian, kejadian malnutrisi yang terjadi akibat penyakit dapat dicegah dan segera ditangani. (2)
  6. Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Pada PAUD, diberikan rangsangan pendidikan secara bertahap sesuai dengan usia anak. PAUD yang terintegrasi dengan Posyandu dapat memantau status gizi anak, perkembangan motorik dan emosional yang dirangsang kegiatan bermain bersama dan berinteraksi antar anak. (2,3)

Editor :  Aldera, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Kementerian Kesehatan RI. Kegiatan Posyandu di Masa Pandemi [Internet]. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI. 2021 [cited 2023 April 25]. p. 1. Available from: https://promkes.kemkes.go.id/kegiatan-posyandu-di-masa-pandemi
  2. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Umum Pelaksanaan Posyandu. Jakarta; 2011.
  3. Yunola S, Bachtiar H, Basyir V. Hubungan Kunjungan Posyandu Terintegrasi PAUD dengan Status Gizi dan Kemampuan Berbahasa pada Anak Balita Usia 4-5 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas PAUH Kota Padang Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Andalas. 2020 Jan 13;8(4).
No Comments

Post A Comment