Messy Play Menggunakan Makanan untuk Anak Pemilih Makanan dan Susah Makan

Messy Play Menggunakan Makanan untuk Anak Pemilih Makanan dan Susah Makan

Bagikan

Perilaku picky eater (pemilih makanan) mungkin sudah menjadi hal yang biasa terjadi pada balita, di Indonesia mencapai 60,3%.(1) Perilaku ini biasanya terjadi ketika anak menginjak usia 2 hingga 3 tahun.(2) Hal tersebut akan menjadikan anak susah menerima makanan jika tidak sesuai dengan yang dikehendakinya dan kurang menikmati makanannya.(3) Perilaku tersebut berkaitan dengan jarangnya orang tua dalam mengenalkan makanan pada anak. Anak yang picky eater cenderung terbatas variasi makanannya dan memiliki berat badan yang lebih rendah dibanding yang tidak picky eater.(4) Apabila asupan zat gizi tidak terpenuhi akan menyebabkan gangguan pertumbuhan.(5)

Tidak selalu anak yang menolak makanan berarti tidak suka dengan makanan tersebut, yang terpenting adalah berusaha agar anak terus bisa mencoba berbagai jenis makanan. Coba untuk memperkenalkan anak melalui sensori sentuhan terhadap makanan seperti membuat permainan menggunakan makanan atau bahan makanan.(6) Kuncinya yaitu membuat suasana makan yang menyenangkan dan nyaman, seperti permainan tebak makanan yang disentuh.(7) Jangan terlalu mempermasalahkan jika berantakan, karena mereka masih dalam tahap belajar.(6)

Salah satu cara yang bisa dicoba juga yaitu messy play menggunakan makanan. Messy Play merupakan jenis permainan yang merangsang sensor motorik halus dan kasar. Permainan ini dilakukan anak baik di alam terbuka maupun di dalam ruangan dan membuat tubuh anak menjadi kotor.(8) Membiasakan diri dengan makanan, barang dan minuman dengan mengkoordinasikan panca indera melalui sentuhan, bau, rasa, pendengaran dan penglihatan melalui bermain.(9)

Bahan makanan yang digunakan dalam kegiatan messy play disesuaikan dengan kemampuan menelan anak. Anak harus merasa nyaman dengan setiap tahap sebelum maju ke tahap berikutnya. Terdapat tahapan dalam messy play dengan makanan, sebagai berikut : (9)

  1. Berpura-pura bermain, menggunakan makanan mainan dengan tekstur berbeda – plastik, kayu dan sebagainya, dengan bermain imajinatif menggunakan mainan favorit
  2. Menggunakan makanan kering, berkembang dari tekstur kering kasar menjadi semakin halus, seperti sereal, pasta mentah, kacang kering dan kacang polong, permen keras, lentil, tepung
  3. Menggunakan makanan basah, tekstur basah hingga cairan dan tekstur campuran. Contoh:
    1. konsistensi basah (adonan roti)
    2. konsistensi basah dan lengket (pasta yang dimasak, lentil yang direndam semalaman, kentang tumbuk instan)
    3. konsistensi basah, semi-padat (jelly, mousse, yoghurt, selai)
    4. konsistensi cair dan basah (menuangkan custard, menuangkan krim, coklat leleh)
    5. tekstur campuran (pasta dan saus, pizza dengan topping, krim, saus tomat, spageti yang dimasak, biskuit)

Peralatan dapat digunakan untuk lebih mengembangkan messy play, misalnya: mainan binatang, kendaraan, cetakan, penggulung, pisau tumpul, saringan, pemotong kue, corong, bola untuk digulung, wadah berukuran berbeda, bentuk pencetakan buah dan sayuran. Food play semacam itu bisa diterapkan untuk mencegah atau menangani perilaku susah makan atau pilih- pilih makanan yang mungkin bisa juga dipengaruhi oleh masalah pertumbuhan, kekurangan gizi, kerusakan gigi, dehidrasi dan sembelit parah.(9)

Editor : Erni, S.Tr.Gz

Referensi

  1. Kusuma, H. S., Bintanah, S., & Handarsari, E. Tingkat Kecukupan Energi dan Protein pada Status Balita Pemilih Makan di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang. The 3rd University Research Colloquium. 2016: 557–564.
  2. Utami, F. B. Picky eater Pada Anak Kota : Studi Kasus Anak Usia 3-4 Tahun. Jurnal Sosioreligi. 2016;14(2):79–86.
  3. Cerdasari, C., Helmyati, S., & Julia, M. Tekanan untuk makan dengan kejadian Picky eater pada anak usia 2-3 tahun. Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2017;13(4), 170–178.
  4. Chao, H. C., & Chang, H. L. Picky Eating Behaviors Linked to Inappropriate Caregiver– Child Interaction, Caregiver Intervention, and Impaired General Development in Children. Pediatrics and Neonatology. 2017;58(1):22–28.
  5. Antoniou, E.E., Roefs, A., Kremers, S.P.J., Jansen, A., Gubbels, J.S., Sleddens, E.F. C., & Thijs, C. Picky Eating And Child Weight Status Development: A Longitudinal Study. Journal of Human Nutrition and Dietetics. 2016;29(3):298–307.
  6. Department of Education and Early Childhood Development. Healthy Eating and Play for Toddlers (1-2 Years). The Royal Children’s Hospital Melbourne. 2013:1-2.
  7. Skills for Living Occupational Therapy Advice for: Picky Eaters (Internet). County Durham and Darlington NHS Foundation Trust. 2021 (Cited 2021 October 22). p 1-5. Available from:https://www.cddft.nhs.uk/media/659640/feeding%20resource%20pack.pdf
  8. Rochmah,L dan Vanda,R. Penerapan Bermain Messy Play Dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Tk Kelompok A. EDUCHILD. 2017;6(1):35-41.
  9. Messy Play with Food (Internet). Wirral Health and Community NHS Foundation Trust. 2020 (Cited 2021 October 22). p 1-2. Available from: https://www.wchc.nhs.uk/content/uploads/2020/08/MessyPlay_V2.pdf.
No Comments

Post A Comment