04 Feb Peran Makanan Pada Kanker Payudara, Waspadai Penyakitnya Ubah Gaya Hidupmu!
Kanker ialah suatu penyakit tidak menular dengan ditandai sel/jaringan menyebar dan berkembang secara abnormal, dan tidak terkendali dari satu bagian ke bagian lainnya didalam tubuh penderita (1). Penyebab munculnya kanker ini yaitu disebabkan faktor genetik, faktor karsinoma (zat kimia, radiasi, virus, hormon, dan iritasi kronis), dan faktor perilaku atau gaya hidup (merokok, pola makan tidak sehat, alkohol, dan kurangnya aktivitas fisik), akan tetapi kematian akibatkan kanker ini paling banyak disebabkan oleh perilaku dan pola makan yaitu sebesar lebih dari 30% (2). Terdapat beberapa jenis kanker yang diderita oleh wanita yaitu kanker payudara, serviks, paru, dan ovarium (3). Yuk simak artikel ini yang membahas terkait asupan makanan bergizi yang mempengaruhi penyakit kanker payudara.
1. Pengertian Kanker
![FOTO ARTIKEL WEBSITE – 2023-02-19T074613.508 FOTO ARTIKEL WEBSITE - 2023-02-19T074613.508](http://ilmugiziku.com/wp-content/uploads/elementor/thumbs/FOTO-ARTIKEL-WEBSITE-2023-02-19T074613.508-q2d830llktiw2qf32k9ir7dx5scs4q06exse9sfjqw.png)
Kanker payudara merupakan kanker yang timbul pada sel-sel lapisan (epitel) duktus (85%) atau lobulus (15%) pada jaringan kelenjar payudara. Awalnya, pertumbuhan kanker terbatas pada saluran atau lobulus (“in situ”) di mana umumnya tidak menimbulkan gejala dan memiliki potensi penyebaran yang minimal (4). Menurut Data Globocan tahun 2020 angka penderita kanker payudara di Indonesia mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus (5). Jenis kelamin perempuan merupakan faktor resiko kanker payudara terkuat. Sekitar 0,5-1% kanker payudara terjadi pada pria. Perawatan kanker payudara pada pria mengikuti prinsip manajemen yang sama dengan wanita (4). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kanker payudara ini tidak hanya diderita dan menghantui para wanita, tetapi juga dpaat terjadi pada pria..
2. Faktor Resiko Kanker Payudara
Ada beberapa risk factors terjadinya kanker payudara yang dapat diderita dan yang paling
mendominasi yaitu, antara lain (6):
a. Hormonal replacemennt therapy
b. Diethylstilbestrol
c. Physical activity
d. Overweight/obesity
e. Alcohol intake
f. Smoking
g. Insufficient vitamin supplementation
h. Excessive exposure to artificial light
i. Intake of processed food
j. Exposure to chemical
k. Other drugs
Dalam hal ini kita akan membahas terkait Intake of food atau peran makanan terhadap sumbangan terjadinya kanker payudara. Faktor resiko terbesar yang menyebabkan tumor payudara yaitu faktor lingkungan dan gaya hidup (90-95%) termasuk didalamnya pola makan (30- 35%), merokok (25-30 %) dan komsumsi alkohol (4-6%) (9).
3. Gaya Hidup dan Pola Makan penderita kanker
Modifikasi gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kesehatan seseorang dimasa depan, terutama pola makan sebagai salah satu kunci yang mempengaruhi proses pencegahan kanker. Mengatur gaya hidup menjadi lebih sehat, dengan salah satunya memantu berat badan, diet yang terarah dan berkualitas mampu mengurangi resiko terjadinya pengembangan kanker payudara setelah dilakukan diagnosis (8). Dalam penelitian cross sectional yang dilakukan Mauliza Nasyari dkk, menjelaskan bahwa terdapat 52 responden yang memiliki pola makan salah, dan hal tersebut didukung oleh penelitian sebelumnya pola makan kebaratan yang tinggi energi seperti seringnya komsumsi daging merah, makanan asin, makanan manis meningkatkan resiko kejadian kanker payudara 68% pada perempuan yang mempunyai resiko tinggi terkena kanker payudara (9).
Dengan dilakukan pengawasan pola makan melalui konseling dapat meningkatkan nilai kesukaan seseorang terhadap makanan yang terpilih, dalam hal mencegah kanker payudara. Hal tersebut dapat berupa, mengurangi jumlah makanan olahan cepat saji, mengurangi makanan manis dan asin, mengggunakan banyak bumbu dapur, memakan lebih banyak bahan makanan yang direbus, dan mengurangi olahan dengan peralatan logam. Simak pembahasan berikut terkait beberapa diet yang dapat dilakukan untuk penderita kanker payudara.
4. Diet untuk penderita kanker
![FOTO ARTIKEL WEBSITE – 2023-02-19T081947.458 FOTO ARTIKEL WEBSITE - 2023-02-19T081947.458](http://ilmugiziku.com/wp-content/uploads/elementor/thumbs/FOTO-ARTIKEL-WEBSITE-2023-02-19T081947.458-q2d9gkn9wdd46mfnozff7p6sn43fy8qpw7zz4yybp4.png)
- Terapi Diet Rendah Lemak
Terapi ini juga menekankan peningkatan asupan dari sayur dan buah-buahan. Di sisi lain, pola makan ini mendorong pasien untuk mengurangi asupan karbohidrat sederhana seperti produk yang mengandung gula yang tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diet rendah lemak dapat mengurangi angka kematian dan meningkatkan kualitas hidup. Salah satu pola makan yang patut diperhatikan adalah pola makan barat dimana tingginya asupan lemak dan simple carbohydrates. Oleh karena itu terapi diet rendah lemak merupakan salah satu terapi yang dapat diberikan kepada pasien kanker payudara. Di sisi lain, Terapi diet ini masih mengikuti pedoman gizi seimbang yang dikeluarkan oleh Kemenkes (7). - Terapi Diet Mediteranian
Pada diet ini mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan menyediakan sejumlah besar polifenol dan serat, zat tersebut diperlukan untuk mencegah karsinogenesis. Diet Mediterania merupakan diet signifikan yang menjelaskan senyawa bioaktif memiliki manfaat pada kejadian kanker payudara. Di antara berbagai mekanisme yang diusulkan, terdapat pengurangan berat badan dan lingkar pinggang, perbaikan biokimia pasien dengan ditandai penurunan glukosa darah dan tingkat insulin serta peningkatan kapasitas antioksidan. Oleh karena itu, menurut European Society for Clinical Nutrition and Metabolism (ESPEN), merekomendasikan pola makan sehat yang ditandai dengan tinggi asupan sayur, buah, biji- bijian utuh, dan asupan produk susu yang rendah – sedang, serta membatasi asupan daging merah (tiga porsi per minggu), dan sedikit daging olahan, gula, permen serta alkohol (6). - Terapi Intermittent Fasting (Puasa)
Terapi Fasting yang digunakan oleh pasien kanker payudara memiliki variasi yang berbeda- beda. Dalam artikel penelitian ada dua jenis, yaitu Short Term Fasting dan Fasting Mimicking Diet. Pada short-term fasting, pasien kanker payudara diminta untuk puasa selama 60 jam sebelum dan sesudah mengikut kemoterapi, sedangkan pada fasting mimicking diet, pasien diminta untuk mengurangi kalori. Kedua penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup namun short term fasting dapat mengurangi rasa kelelahan setelah kemoterapi (6). Dalam penelitian yang dilakukan tidak ada efek samping serius yang diamati pada pasien yang berpuasa hingga 72 jam. Namun, masih dilakukan penelitian lanjutan untuk mengevaluasi efek lama puasa pada toleransi dan kemanjuran kemoterapi stadium II atau III (7). - Terapi Suplementasi
Pada artikel yang dipilih ada dua jenis terapi suplementasi diet yang digunakan yaitu ekstrak daun teh hijau dan juga sinbiotik. Salah satu kandungan dari daun teh hijau yang memiliki sifat anti kanker adalah Epigalocatechin-3-gallate (EGCG) dan zat ini memiliki efek terapeutik pada kanker. Namun, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk menentukan pengaruh ekstrak daun teh hijau terhadap kanker payudara. Hal tersebut didukung oleh penelitian Paola de Cicco dkk, teh hijau mengandung katekin, flavonoid, senyawa polifenol dengan sifat antioksidan. Teh hijau telah dikonsumsi dengan aman selama ribuan tahun tanpa batasan untuk toksisitas akhirnya. Bukti uji klinis tidak cukup untuk membuat rekomendasi penggunaan teh hijau sebagai pengobatan adjuvan kanker payudara (8).
Implikasi dari artikel menunjukkan bahwa terapi diet dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien kanker payudara dan juga meringankan efek dari kemoterapi dan radioterapi. Oleh karena itu para health professional/ ahli gizi dapat menggunakan terapi diet yang sesuai dengan pola makan yang seimbang. Disarankan dapat berkonsultasi kepada tenaga profesional terkait terapi diet yag dipilih untuk menghindari pengaruh yang buruk bagi kesehatan pasien kanker payudara itu sendiri.
Referensi
- Kementerian Kesehatan RI. P2PTM Kemenkes RI 2019. Jakarta: 2019
- Rahayuwati, L., Rizal, I. A., Pahria, T., Lukman, M., & Juniarti, N. 2020. Pendidikan Kesehatan tentang Pencegahan Penyakit Kanker dan Menjaga Kualitas Kesehatan. Media Karya Kesehatan, 3(1).
- Ferlay, J., Soerjomataram, I., Ervik, M., Dikshit, R., Eser, S., Mathers, C., ... Bray, F. 2013) Globocan 2012 V1.0, Cancer Incidence And Mortality Worldwide: Iarc Cancerbase No. 11. Lyon, France.
- WHO. WHO Breast Cancer. 2021. [diakses pada 23 Januari 2023, Link: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/breast-cancer].
- Kemenkes RI. Kemenkes RI Terget pemerataan layanan kesehatan. 2022. [Diakses pada 23 Januari 2023, https://www.kemkes.go.id/article/view/22020400002/kanker-payudara- paling-banyak-di-indonesia-kemenkes-targetkan-pemerataan-layanan-kesehatan.html].
- Łukasiewicz, S., Czeczelewski, M., Forma, A., Baj, J., Sitarz, R., & Stanisławek, A. 2021. Breast Cancer—Epidemiology, Risk Factors, Classification, Prognostic Markers, and Current Treatment Strategies—An Updated Review. Cancers, 13(17), 4287.
- Sinaga, Y. L. D. Y. 2022. Pengaruh Terapi Diet Pada Pasien Kanker Payudara: Scoping Review. Moluccas Health Journal, 4(1), 57-67.
- De Cicco, P., Catani, M. V., Gasperi, V., Sibilano, M., Quaglietta, M., & Savini, I. (2019). Nutrition and breast cancer: a literature review on prevention, treatment and recurrence. Nutrients, 11(7), 1514.
No Comments