11 Jan Gizi Seimbang Investasi Masa Mendatang
Salah satu aspek yang selalu menjadi kekhawatiran orang tua adalah perkembangan kemampuan anak baik dari segi kognitif maupun motorik yang maksimal. Selain terus diusahakan melalui proses belajar dan berlatih, perkembangan kemampuan kognitif dan motorik anak dapat didukung oleh makanan yang dikonsumsi anak sehari-hari. Melalui konsumsi makanan yang cukup dan sesuai, kinerja organ-organ tubuh akan menjadi lebih maksimal. Seiring berjalannya waktu, pertanyaan mengenai makanan yang baik bagi anak sering kali menjadi perdebatan menarik di kalangan masyarakat.
Asupan makanan bagi anak sangat perlu diperhatikan. Hal ini dikarenakan, pada usia anak-anak terjadi berbagai perubahan signifikan dari segi kemampuan maupun kebiasaan anak. Sehingga beberapa penyesuaian harus dilakukan untuk menunjang tumbuh kembang anak agar sesuai dengan usianya, salah satunya dari segi asupan gizi. Proses pertumbuhan yang cepat serta tingkat aktivitas fisik yang meningkat memerlukan perhatian khusus terkait pemenuhan gizi pada anak. Selain itu banyaknya pengaruh dari lingkungan sekitar tidak jarang membawa dampak tersendiri bagi pola dan preferensi makan anak. Tak jarang anak bisa mendapatkan makanannya sendiri, baik dari yang tersedia di rumah atau membeli di luar rumah. Sehingga, perlu adanya perhatian tersendiri untuk memastikan asupan anak tercukupi dan seimbang.
Sama halnya seperti orang dewasa, pada dasarnya asupan makanan anak sehari-hari harus mengandung komposisi zat gizi yang lengkap. Zat gizi tersebut adalah yaitu sebagai berikut:
- Karbohidrat
Karbohidrat memiliki peranan penting yaitu sebagai sumber energi utama bagi tubuh. (1) Apabila kebutuhan karbohidrat tidak terpenuhi, dapat berdampak pada produktivitas anak yang tidak maksimal. Karbohidrat dapat diperoleh dari beberapa bahan makanan seperti nasi, mie, kentang, roti, dan singkong. - Protein
Protein berperan sebagai zat pembangun bagi tubuh. Proses pertumbuhan dan regenerasi sel maupun jaringan tubuh memerlukan keberadaan protein yang cukup. (1) Perlu diperhatikan bahwa kebutuhan protein harus dipenuhi baik dari sumber hewani dan nabati. Protein hewani dapat diperoleh dari bahan makanan seperti ikan, ayam, daging sapi, telur, susu, dan seafood. Sedangkan protein nabati dapat diperoleh dari bahan makanan seperti tempe, tahu, kacang hijau, kacang kedelai, dan kacang merah. (2) - Lemak
Lemak memiliki beberapa peranan penting bagi tubuh seperti sebagai cadangan energi, pengatur suhu tubuh, pelindung organ, serta membantu penyerapan vitamin. (1) Beberapa bahan makanan sumber lemak adalah hati ayam, kuning telur, kulit ayam, minyak, dan margarin. (2) - Serat, Vitamin, dan Mineral
Ketiga jenis zat gizi ini sering kali terlupakan. Meskipun dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang cenderung lebih sedikit, ketiga zat gizi tersebut tetap diperlukan untuk mendukung berjalannya metabolisme dalam tubuh. Maka dari itu, ketiganya tetap harus dipenuhi dengan baik. Konsumsi buah dan sayur yang bervariasi menjadi alternatif untuk dapat memenuhi ketiga zat gizi tersebut. (2)
Namun, pada kenyataannya proses makan anak sering kali bukan hal yang mudah secara praktik. Tidak jarang anak belum memiliki kesadaran dan pemahaman yang baik tentang pentingnya makan. Dalam hal ini, strategi orang tua atau pengasuh dalam memberi makan anak sering kali diuji. Bagaimana kebutuhan gizi anak dapat terpenuhi dengan baik apabila sulit untuk mengajaknya makan? Berikut beberapa tips & tricks yang dapat diterapkan: (1)
- Membiasakan makan 3x sehari bersama-sama dengan keluarga agar anak termotivasi untuk makan makanan yang tersedia dengan senang hati, karena melihat orang-orang di sekelilingnya melakukan hal yang serupa
- Membiasakan sarapan sebelum anak berangkat sekolah atau beraktivitas di pagi hari agar kinerja otak dan fisik lebih optimal untuk menunjang kegiatan dalam sehari
- Membawa bekal dengan komposisi lengkap ke sekolah. Anak-anak sering kali lebih mudah terpengaruh oleh teman sebaya. Dengan membawa bekal ke sekolah akan memotivasi anak untuk makan, karena melakukannya bersamaan dengan temannya
- Meningkatkan konsumsi protein hewani, sayur, dan buah. Protein hewani memiliki peranan yang sangat besar untuk mendukung masa pertumbuhan anak yang sedang pesat. Di samping itu sayur dan buah juga penting untuk membantu proses metabolisme dalam tubuh
- Membatasi konsumsi gula, garam, dan minyak. Berbagai penyakit di usia dewasa seperti hipertensi, diabetes, dan kolesterol sering kali terjadi akibat akumulasi kebiasaan buruk di masa kecil. Sehingga, anak sebisa mungkin dibiasakan untuk membatasi konsumsi ketiganya untuk mencegah hal yang tidak diinginkan di kemudian hari
- Konsumsi camilan tidak lebih banyak dibanding makanan utama. Kandungan zat gizi pada camilan sering kali tidak seimbang. Sehingga, makanan utama harus tetap menjadi prioritas agar kebutuhan gizi terpenuhi dengan baik
- Minum air putih dengan cukup, agar kebutuhan cairan terpenuhi dan tubuh tidak mengalami dehidrasi
- Membiasakan aktivitas fisik setiap hari untuk mendukung proses tumbuh kembang yang optimal
Pada dasarnya, status gizi anak perlu diimbangi dengan aspek selain konsumsi makanan. Prinsip gizi yang baik adalah gizi seimbang. Makanan bergizi seimbang merupakan makanan dengan jenis dan jumlah zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan dan memperhatikan keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih, dan memantau berat badan secara teratur untuk mencegah masalah gizi. Sehingga selain memperhatikan jenis dan jumlah zat gizi pada makanan juga harus diperhatikan variasi bahan makanan maupun metode pengolahan yang digunakan, tingkat aktivitas fisik yang rutin dilakukan, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), serta senantiasa memantau berat badan agar tetap berada pada rentang yang ideal. (2) Maka dari itu, mari memaksimalkan gizi seimbang anak sejak dini demi masa mendatang yang gemilang!
Referensi
- Pritasari, Damayanti, D., dan Lestari, N. T. Tim P2M2. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2017. 89–116 p.
- Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014. Jakarta; 2014.
No Comments