Waspadai Obesitas Sentral Sejak Dini

Waspadai Obesitas Sentral Sejak Dini

Bagikan
FOTO ARTIKEL WEBSITE (9)

Sudah menjadi hal yang sering diperbincangkan antara obesitas dan aktivitas fisik. Namun tidak sedikit juga yang menyatakan sudah melakukan aktivitas banyak tetapi tetap saja berat badan tidak berkurang, perut buncit, dan sebagainya. Bahkan ada juga yang katanya jarang makan atau mengurangi karbohidrat tetapi sama saja tetap obesitas.

Apa saja sih macam-macam obesitas?

Berdasarkan letak penumpukan lemaknya, ada yang disebut dengan obesitas sentral yaitu obesitas yang menyerupai bentuk apel dimana penumpukan lemak berada di pinggang dan rongga perut. Hal tersebut karena adanya lemak berlebihan pada jaringan lemak subkutan dan visceral perut. Lingkar pinggang bisa menjadi komponen untuk deteksi obesitas sentral, dimana untuk lingkar pinggang wanita > 80 cm dan pria > 90 cm. Peningkatan rasio lingkar pinggang-panggul ditemukan berhubungan dengan peningkatan lemak tubuh LDL. Obesitas tipe ini akan lebih berisiko pada penyakit kardiovaskuler (penyakit jantung, stroke, aritmia) dan juga sindroma metabolik (hipertensi, gula darah tinggi, dislipidemia).

Apa penyebab obesitas sentral?

Data dari RISKESDAS 2018 didapatkan data bahwa obesitas sentral pada masyarakat dengan jumlah penderita terbanyak yaitu usia 15-54 tahun. Dalam suatu penelitian dikatakan terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan sindroma metabolik yang disebabkan oleh obesitas akibat gaya hidup sedentari. Gaya hidup ini merupakan gaya hidup yang minim aktivitas fisik atau lebih banyak duduk. Biasanya yang seperti ini terjadi pada pekerja kantoran, dimana mereka lebih banyak duduk menghadap PC untuk menyelesaikan proyeknya dan banyaknya kegiatan rapat kerja. Disamping kegiatan yang lebih banyak duduk banyak dari mereka yang tidak memperhatikan asupan makanannya, Bisa dikatakan bahwa makanan yang dikonsumsi para pekerja ini tidak menerapkan gizi seimbang dan banyak konsumsi lemak jenuh (daging merah, ayam dengan kulit, jeroan, bersantan, minyak kelapa sawit, makanan kemasan).

FOTO ARTIKEL WEBSITE (11)

Bagaimana pencegahan obesitas sentral?

Mencegah dan mengatasi obesitas sentral harus dimulai dari perubahan gaya hidup baik dari pola konsumsi dan aktivitas fisik. Latihan fisik atau olahraga yang teratur akan membantu dalam meningkatkan sensitivitas insulin dan hati menjadi lebih mudah produksi glikogen dari glukosa yang ada dalam darah. Selain itu otot yang sering dilatih akan memiliki persediaan darah yang lebih baik. Olahraga yang dilakukan tidak perlu melulu olahraga yang berat, asalkan teratur dan cukup akan bisa membantu. Misalnya dengan parkir kendaraan di lokasi yang agak jauh dari kantor juga bisa menambah aktivitas fisik atau tidak selalu menggunakan lift sehingga aktivitas fisik lebih banyak. Akan lebih baik jika ada program peningkatan aktivitas dari kantor disela waktu bekerja. WHO menyarankan untuk melakukan aktivitas fisik 150 menit per minggu yang artinya bisa melakukan 30 menit saja setiap harinya. Yuk lebih aware terhadap kesehatan tubuh kita yang merupakan investasi mahal untuk masa mendatang.

Editor : Editor : Erni, S.Tr.Gz

Refrensi

  1. Sudargo T, Freitag H, Rosiyani F, Kusmayanti NA. Pola makan dan obesitas. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2014
  2. Gentile M, Iannuzzo G, Mattiello A, Rubba F, Panico S. Association between body shape index and small dense LDL particles in a cohort of mediterranean women: findings from Progetto Atena, Journal of Clinical Biochemistry and Nutrition. Society For Free Radical Research Japan. 2017;61(2): 130±134.
  3. Shibata K, Suzuki S, Sato J, Ohsawa I, Goto S, Hashiguchi M, et al. Abdominal circumference should not be a required criterion for the diagnosis of metabolic
  4. syndrome. Environ Health Prev Med. 2010;15(4):229–35.
  5. Blaha MJ, Tota-Maharaj R. Metabolic Syndrome : From Risk Factors to Management [Internet]. Torino, ITA: SEEd Srl; 2012. Available from: http://site.ebrary.com/lib/indonesiau/docDetail.action?docID=10572356
No Comments

Post A Comment