21 Feb Yuk cegah Obesitas pada Remaja!
Prevalensi permasalahan obesitas pada remaja terus mengalami peningkatan. Bagaimana mencegah obesitas pada remaja ? Yuk mari sama-sama kita simak pada artkel berikut.
Usia remaja (10-18 Tahun) merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu pertama remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi karena peningkatan pertumbuhan fisik. Kedua adanya perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan. Ketiga remaja mempunyai kebutuhan zat gizi khusus contohnya kebutuhan atlet. Kebiasaan makan yang berubah salah satunya terjadi karena adanya globalisasi secara luas. Remaja merupakan salah satu kelompok sasaran yang berisiko mengalami gizi lebih. Gizi lebih pada remaja ditandai dengan berat badan yang relatif berlebihan bila dibandingkan dengan usia atau tinggi badan remaja sebaya, sebagai akibat terjadinya penimbunan lemak yang berlebihan dalam jaringan lemak tubuh.
Obesitas pada anak usia 4-5 tahun mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak, terutama aspek psikososial. Selain itu obesitas pada anak berpotensi untuk mengalami berbagai penyebab kesakitan dan kematian menjelang dewasa. Dampak dari obesitas juga berpotensi mengalami diabetes melitus tipe 2, penyakit kardiovaskular, kanker, ginjal, dan lain- lain.
Masalah obesitas pada remaja akan berdampak pada menurunnya kesehatan dan produkifitas. Prevalensi obesitas menurut Riskesdas tahun 2013 mengungkapkan bahwa kegemukan pada usia remaja berumur 16-18 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2010 sebesar 1,4% menjadi 7,3% pada tahun 2013. Hal ini karena masa remaja merupakan masa tumbuh kembang yang sangat cepat untuk masuk dalam periode perkembangan selanjutnya.
Obesitas pada usia dewasa membawa dampak pada kesehatan, dimana kenaikan berat badan dan obesitas menjadi salah satu faktor risiko untuk meningkatkan kejadian penyakit tidak menular seperti diabetes melitus tipe 2, kanker dan beberapa penyakit kardiovakular lainnya, bahkan bisa menyebabkan kematian diusia muda.
Faktor penyebab obesitas pada remaja bersifat multifaktorial. Peningkatan konsumsi makanan cepat saji (fast food), rendahnya aktivitas fisik, faktor genetik, pengaruh iklan, faktor psikologi, status sosial ekonomi, program diet, usia dan jenis kelamin merupakan faktor-faktor yang berkontribusi pada perubahan keseimbangan energi dan berujung pada kejadian obesitas.
Tipe obesitas berdasarkan bentuk tubuh. Obesitas tipe buah apel (Apple Shape) Tipe seperti ini biasanya terdapat pada pria. Dimana lemak tertumpuk disekitar perut. Risiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi dibandingkan dengan buah Pear (Gynoid). Obesitas tipe buah Pear (Gynoid) Tipe ini cenderung dimiliki wanita, lemak yang ada disimpan disekitar pinggul dan bokong. Risiko terhadap penyakit pada tipe gynoid umumnya kecil. Obesitas tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah) ciri dari tipe ini adalah “besar diseluruh bagian tubuh”. Tipe Ovid umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetik. Agar hal ini tidak terjadi pada diri kita maka cegah dengan MAGER, berikut ini adalah upaya untuk mencegah terjadinya obesitas pada remaja yaitu :
1. MAkan makanan bergizi seimbang sesuai dengan isi piringku
a. Makanan Pokok (Sumber Karbohidrat) 2/3 dari ½ Piring
Makanan pokok adalah pangan yang mengandung karbohidrat yang sering dikonsumsi sejak lama di Indonesia. Contoh makanan pokok lokal yang beragam yaitu beras, singkong, jagung, ubi, talas, dan olahan lainnya (roti, mie dll). Isi piringku sekali makan 150 gr Nasi setara dengan 3 centong nasi, 3 buah sedang kentang (300 gr) dan ½ gelas mie kering (75 gr).
b. Lauk Pauk (Sumber Protein) 1/3 dari ½ Piring
Lauk pauk terdiri dari protein hewani yaitu daging (sapi, kambing), unggas (bebek, ayam), ikan, telur, susu dan olahan lainnya. Sedangkan untuk protein nabati yaitu tahu, tempe, kacang-kacangan (kacang hijau, kcang merah, kacang tanah dll). Sumber pangan protein hewani mempunyai asam amino yang lebih lengkap dan mudah diserap oleh tubuh. Kekurangannya, jumlah kolesterol dan lemaknya lebih tinggi serta harga relatif mahal. Sedangkan protein nabati mempunyai keunggulan dibanding hewani karena kandungan lemak tak jenuhnya lebih tinggi daripada bahan pangan hewani. Kandungan isoflavonnya, terutama pada kedelai menjadi daya tarik karena manfaatnya yang sangat banyak. Isi piringku sekali makan lauk hewani 75 gr ikan kembung setara dengan 2 potong sedang ayam tanpa kulit (80 gr), 1 butir telur ayam ukuran besar (55 gr) dan 2 potong daging sapi sedang (70 gr). Lauk nabati 100 gr tahu setara dengan 2 potong sedang tempe (50 gr).
c. Buah-buahan (Sumber Vitamin dan Mineral) 1/3 dari ½ Piring
Buah-buahan merupakan sumber vitamin A, vitamin B, vitamin B1, vitamin B6, vitamin C, mineral dan serat pangan. Sebagian vitamin, mineral yang terkandung dalam buah-buahan berperan sebagai antioksidan. Contoh buah-buahan seperti pisang, melon, semangka, pepaya, jeruk, mangga, apel dll. Manfaat buah untuk tubuh kita yaitu sumber vitamin, sumber air dan gizi, sumber antioxsidan. Isi piringku sekali makan buah 150 gr pepaya setara dengan 2 potong sedang, 2 buah jeruk sedang (110 gr), 1 buah kecil pisang ambon (50 gr).
d. Sayur-sayuran (Sumber Vitamin dan Mineral) 2/3 dari ½ Piring
Sayuran merupakan sumber vitamin dan mineral terutama karoten, Vitamin A, vitamin C, zat besi dan posfor. Beberapa sayuran dapat dikonsumsi mentah tanpa dimasak terlebih dahulu, yang lainnya dapat dimasak dengan cara direbus, dikukus, dan ditumis. Manfaat yang terkandung dalam sayuran diantaranya adalah memperlancar buang air besar, mempertahankan berat badan seimbang, sumber energi tubuh, membersihkan racun dalam tubuh (Detoksifikasi), membuat kulit sehat, dll. Isi piringku sekali makan sayuran 150 gr setara dengan 1 mangkok sedang.
2. GERak melakukan aktivitas fisik
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang diakibatkan kerja otot rangka dan meningkatkan pengeluaran tenaga atau energi. Dapat dilakukan dirumah, ditempat kerja, ditempat umum dll. Jenis aktivitas fisik ringan seperti, jalan santai, mencuci piring, memasak, menyapu, bermain musik, membaca, menulis, menyetir. Adapula aktivitas fisik sedang seperti berjalan cepat, memotong rumput dengan mesin, berkebun, menanam pohon, memncuci mobil bisa kita lakukan minimal 30 menit setiap hari.
Refrensi
- Purwo Setiyo Nugroho, S. (2020). Analisis Risiko Kegemukan pada Remaja dan Dewasa Muda. Jurnal Dunia Kesmas, 538.
- (2015). Obesitas Diunduh dari : http://id.wikipedia.org/wiki/obesitas. al, I. e. (2021). Obesitas Pada Balita. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 243.
- Weni Kurdianti, e. a. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian obesitas pada remaja. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 179.
- Debby Endayani, e. (2020). Determinan Status Gizi Obesitas Pada Orang Dewasa di Perkotaan : Tinjauan Sistematis. ARKESMAS, 2.
- Christine Hendra, e. a. (2016). FAKTOR-FAKTOR RISIKO TERHADAP OBESITAS PADA REMAJA DI KOTA BITUNG. Jurnal e-Biomedik (eBm), 2.
- https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/LEAFLET- ISI-PIRINGKU-ilovepdf-compressed_101.pdf
No Comments