15 Feb SAY NO TO OBESITY, STAY HEALTHY DURING COVID-19 PANDEMIC!
Pembatasan mobilitas kembali dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan kasus omicron yang terus meningkat di Indonesia. Bahkan sejak 2020 lalu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mengeluarkan Surat Edaran No.15 Tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan belajar (PJJ) dari rumah dalam masa penyebaran virus Covid-19. Kondisi ini terus memaksa kita untuk melakukan lebih banyak aktivitas secara online dari rumah yang memicu gaya hidup sedentari. Gaya hidup sedentari adalah kegiatan dimana seseorang tidak melibatkan banyak aktivitas fisik sehingga sedikitnya kalori yang dikeluarkan oleh tubuh.
PJJ membuat intensitas seseorang di depan gawai meningkat. Banyak anak sekolah, mahasiswa, bahkan pekerja yang menghabiskan waktu seharinya di depan layar laptop ataupun gawai. Mereka juga merasa bahwa kondisi pandemi tidak membuat kesibukannya meningkat, tetapi sebaliknya. Ada yang harus melakukan zoom meeting untuk dua sampai tiga acara dalam waktu yang bersamaan, lalu dilanjut dengan rapat organisasi, dan sebagainya.
Saat PJJ, tidak hanya perilaku sedentari yang muncul tetapi juga diikuti dengan kebiasaan ngemil yang meningkat. Menurut survei yang dilakukan oleh Mondelez Internasional pada Oktober 2020 di 12 Negara, sebanyak 60% masyarakat Indonesia lebih banyak mengonsumsi camilan saat pandemi Covid-19. Nilai rata-rata ngemil masyarakat Indonesia yaitu sebanyak 3,15 kali sehari. Nilai tersebut lebih tinggi dibanding rata-rata global sebesar 2,30 kali sehari.
Perwakilan IDAI, I Gusti Lanang Sidiartha mengatakan, “Sekarang ini semua kegiatan online, apalagi ada snack di sekitarnya itu sangat berkorelasi positif dengan Indeks Masa Tubuh.”
Lalu, Apakah Mengemil itu Berarti Tidak Sehat?
Mengemil dikatakan tidak sehat jika mengonsumsinya secara berlebihan. Asupan camilan yang berlebihan akan membuat kita kekenyangan sehingga kurangnya asupan lain, seperti makanan utama. Padahal dalam sehari, idealnya kita mengonsumsi masing-masing tiga kali makanan berat dan selingan. Asupan yang tidak seimbang tersebut dapat membuat tubuh kita kekurangan zat gizi yang seharusnya bisa kita dapat dari mengonsumsi makanan lain.
Mengingat sebagian besar camilan adalah makanan dan minuman tinggi lemak, gula dan garam yang jika dikonsumsi berlebihan dan tidak disertai dengan aktivitas fisik bisa meningkatkan risiko obesitas. Obesitas dapat terjadi ketika tidak seimbangnya asupan dan keluaran energi, sehingga energi yang berlebih di tubuh akan di simpan dalam bentuk jaringan lemak.
Cara Menghitung IMT untuk Mengetahui Status Obesitas
Obesitas seseorang bisa diketahui dengan menghitung IMT atau indeks Massa Tubuh. IMT dihitung dengan membagi berat badan seseorang dalam kilogram dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Dri hasil dari perhitungan tersebut, maka klasifikasi status gizi seseorang dapat ditentukan.
Selain dengan IMT untuk menentukan obesitas, terdapat juga cara lain yaitu dengan mengukur lingkar perut. Lingkar perut dapat menggambarkan adanya timbunan lemak di rongga perut. Biasanya pengukuran lingkar perut ini dilakukan untuk penentuan obesitas sentral atau yang biasa disebut perut buncit. Disebut memiliki obesitas sentral jika hasil pengukuran pada pria lebih dari sama dengan sembilan puluh sentimeter, sedangkan wanita sebesar lebih dari sama dengan delapan puluh sentimeter.
Obesitas harus dicegah dan ditangani dengan baik agar tidak berdampak buruk di masa yang akan datang. Obesitas dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabelitus melitus, dan penyakit degeneratif lainnya yang bisa menurunkan kualitas hidup manusia. Tidak hanya meningkatkan risiko penyakit degeneratif di masa yang akan datang, obesitas juga diidentifikasi sebagai komorbid yang dapat memperparah penyakit Covid-19.
Tips Mencegah Obesitas Selama Pandemi Covid-19
Pandemi Covid-19 belum dapat dipastikan kapan akan berakhir. Maka untuk mencegah obesitas akibat dari gaya hidup sedentari yang muncul selama pandemi Covid-19, berikut 4 tips yang dapat dilakukan.
1. Mencegah pola hidup sedentari
Mencegah terjadinya obesitas di masa pandemi Covid-19 tentunya juga harus mencegah faktor-faktor yang berpengaruh yaitu pola hidup sedentari. Cara mencegahnya dapat dimulai dengan melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari. Aktivitas fisik yang dapat dilakukan dirumah diantaranya, sit up, skipping atau berlari-lari kecil di halaman rumah, dan olahraga kardio. Jika tidak memiliki alat latihan kardio, senam aerobik bisa menjadi solusi pengganti. Ada banyak konten senam aerobik di youtube sebagai tutorial dalam menjalani olahraga di rumah.
2. Menjaga pola tidur
Kurangnya waktu tidur karena padatnya kegiatan pembelajaran online ataupun work from home juga menjadi faktor pemicu terjadinya obesitas. Kurangnya waktu tidur akan mempengaruhi kerja hormon di dalam tubuh. Meningkatnya kadar ghrelin yang berfungsi merangsang nafsu makan, dan menurunnya kadar leptin yang berperan menekan nafsu makan. Oleh karena itu, perlunya memperhatikan kualitas dan durasi tidur setidaknya 7-9 jam per hari. Kegiatan yang padat dapat disiasati dengan memanfaatkan waktu istirahat untuk makan dan tidur sejenak.
3. Membatasi asupan lemak, gula, dan garam
Segala yang kita konsumsi, baik makanan dan minuman pastinya tidak terlepas dari lemak, gula, dan garam. Oleh karena itu Kemenkes RI menyarankan batasan konsumsi per hari, yaitu lemak sebanyak 5 sendok makan, gula 4 sendok makan, dan garam 1 sendok teh. Untuk mempermudah mengingatnya, rumusannya adalah G4 G1 L5.
4. Konsumsi sayur dan buah minimal 5 porsi per hari
Konsumsi sayur dan buah dapat mencegah terjadinya obesitas karena mengandung banyak vitamin, mineral, gula alami, dan serat. Selain bermanfaat dalam memperlancar metabolisme dan pencernaan, serat dan gula yang terkandung juga memberi efek kenyang lebih lama.
Obesitas dapat dicegah dengan menyeimbangkan energi yang masuk dengan energi yang dikeluarkan. Hindari gaya hidup sedentari sebagai salah satu upaya mencegah obesitas. Tidak hanya upaya dari individu, tetapi juga diperlukan peran dari pemerintah untuk menggandeng berbagai pihak dalam upaya menekan prevalensi obesitas di masa pandemi Covid-19.
Editor : Aldera, S.Tr.Gz
Refrensi
- P2PTM, Kemkes. 2018. “Tips Mengatasi Obesitas”. <http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/tips-mengatasi-obesitas>, diakses pada 23 Januari 2022.
- Sehat Negeriku, Kemkes. 2021. “Pandemi Covid-19 Tingkatkan Risiko Obesitas pada Anak”. <https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20210324/4037345/pandemi-covid-19-tingkatkan-risiko-obesitas-pada-anak/>, diakses pada 23 Januari 2022.
- Databoks Katadata. 2021. “Pandemi Membuat Masyarakat Lebih Sering Makan Cemilan”. <https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/01/20/pandemi-membuat-masyarakat-lebih-sering-makan-camilan>, diakses pada 23 Januari 2022.
- Mursyidan, Royyan. 2021. “Awas Bahaya Perilaku Sedentari Penyebab Obesita di Masa Pandemi”.
No Comments