Binge Eating: Gangguan yang Berpotensi pada Obesitas Gimana Cara Mengatasinya?

Binge Eating: Gangguan yang Berpotensi pada Obesitas Gimana Cara Mengatasinya?

Bagikan

Sudah dua tahun masyarakat dihadapkan dengan situasi yang kita ketahui banyak merubah perilaku dan gaya hidup individu di seluruh dunia. Pandemi Covid-19 mengakibatkan perubahan drastis pada kehidupan masyarakat sehari-hari yang dalam beberapa kasus berdampak negatif tidak terkecuali gangguan pada perilaku makan dikarenakan terjadi perubahan kebijakan sehingga mengharuskan masyarakat untuk stay at home dan membatasi kegiatan di luar rumah. Salah satu gangguan perilaku makan yang terjadi selama pandemi ialah perilaku makan yang kita kenal dengan istilah binge eating

Binge eating adalah suatu perilaku makan yang serius dimana seseorang akan makan berlebihan dalam porsi yang banyak dan tidak terkendali dalam waktu singkat. Perilaku makan ini dapat mempengaruhi siapa saja tanpa melihat umur, jenis kelamin, etnis, dll. The National Eating Disorder Association mengemukakan bahwa terdapat dua kriteria perilaku binge eating. Pertama, perilaku makan dengan jumlah yang banyak dari porsi yang seharusnya dan yang kedua perilaku makan diluar kendali dan tidak bisa berhenti untuk makan yang kemudian merasa bersalah dan malu setelahnya.

Hingga saat ini, penyebab terjadinya binge eating belum diketahui, namun terdapat beberapa faktor resiko yang diduga dapat meningkatkan seseorang mengalami gangguan makan diantaranya genetik, stress, depresi dan trauma emosional. Beberapa penelitian juga memperkirakan bahwa dampak Covid-19 dapat menyebabkan beberapa individu mengalami Binge Eating. Terdapat beberapa alasan mengapa pandemi Covid-19 ini menyebabkan gangguan perilaku makan diantaranya karena ketakutan dan kecemasan akan terpapar virus, kesepian, kurangnya dukungan sosial, gangguan rutinitas dan masalah pada pekerjaan dan keuangan. Selain itu kurangnya surplus pangan yang tersedia menimbulkan ketakutan dan mendorong seseorang untuk beralih ke pola makan yang tidak teratur karena ketidakpastian dari situasi pandemi ini.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (EnricSanches., et al 2021) pada populasi di Spanyol tentang“Leading Factors for Weight Gain during COVID-19 Lockdown in a Spanish Population: A Cross Sectional Study” ditemukan sebanyak 44.5% orang dewasa mengalami kenaikan berat (obesitas) dengan alasan mereka mengatakan selama pandemic mereka menjadi lebih lapar dan makan secara terus menerus. Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh (Zeigler Zachary., et al 2021) tentang “Self-quarantine and weight gain related risk factors during the COVID-19 pandemic”, sebanyak 73% responden mengatakan bahwa nafsu makannya meningkat karena merasa menginginkan makanan tertentu, dan karena mereka merasa bosan, stress karena pandemi yang tak kunjung usai dan lebih sering ngemil setelah makan malam. Mempertimbangkan faktor-faktor seperti kenaikan berat badan hingga obesitas akibat dari gangguan perilaku makan ini yang berpengaruh secara psikologis, tentulah kita membutuhkan cara untuk mengubah perilaku makan yang salah tersebut.

APA YANG DAPAT KITA LAKUKAN UNTUK MENGATASI BINGE EATING SELAMA PANDEMI?

Untuk mengatasi masalah binge eating ini penting untuk mengetahui apa yang mendasari binge eating yang dialami, entah itu karena stress, depresi, dan lain sebagainya karena dengan mengetahui dan berfokus pada faktor yang menyebabkan seseorang mengalami binge eating akan mempermudah seseorang untuk mengontrol diri dan mengubah kebiasaan makan tersebut. Oleh karena itu ada beberapa cara untuk mengatasi hal tersebut.

Langkah pertama dengan meminta bantuan kepada orang terdekat seperti keluarga, teman, atau meminta bantuan pelayanan kepada profesional. Kedua, selain meminta bantuan professional perlu adanya kontrol dari diri sendiri karena berobat pada ahlinya tanpa ada kemauan dari diri sendiri untuk berubah juga akan sia-sia. Ketiga, melakukan manajemen penurunan berat badan juga akan membantu untuk mengatasi masalah kenaikan berat badan yang terjadi akibat perilaku makan yang salah tersebut seperti makan makanan dengan gizi seimbang, kurangi makan makanan yang berlemak, konsumsi makanan berserat tinggi, mengurangi tidur yang berlebihan yaitu dengan meningkatkan aktivitas fisik yang bisa dilakukan dirumah seperti berolahraga, menyapu, mencuci dan lain sebagainya. Mengoptimalkan asupan cairan ditubuh kita dengan tidak membiarkan tubuh kita mengalami dehidrasi yaitu dengan mengonsumsi air putih minimal 2 liter dalam sehari serta yang terpenting ialah mengatur manajemen stress dengan baik

Editor : Aldera, S.Tr Gz

Refrensi

  1. Chew Han Shi Jocelyn & Lopez Violeta. 2021. Global Impact of COVID-19 on Weight and Weight-Related Behaviors in the Adult Population: A Scoping Review. International Journal of Environmental Research and Public Health. 18, 1876. 1-27 (Diakses 15-01-2022).
  2. Sanches Enric et al. 2021. Leading Factors for Weight Gain during COVID-19 Lockdown in a Spanish Population: A Cross-Sectional Study. Nutrient MDPI Journal. 13, 894. 1-12) (Diakses: 17-01- 2022).
  3. Zazhary Zeigler et al. 2020. Self-quarantine and weight gain related risk factors during the COVID-19 pandemic. ELVEISER. 14. 210- 216 (Diakses 10-01-2022).
No Comments

Post A Comment