Cegah Obesitas pada Anak dengan MANTUL

Cegah Obesitas pada Anak dengan MANTUL

Bagikan
FOTO ARTIKEL WEBSITE (78)

Obesitas atau overweight merupakan suatu kondisi abnormal atau kelebihan jumlah lemak yang menumbuhkan resiko buruk untuk kesehatan. Angka IMT (Indeks Massa Tubuh) yang mencapai lebih dari 25 sudah tergolong overweight, dan di atas 30 adalah obesitas. Peningkatan prevalensi pada overweight dan obesitas  tercatat meningkat pada anak-anak maupun dewasa. WHO mencatat bahwa setidaknya terdapat 38,3 juta anak overweight dan obesitas di dunia usia kurang dari 5 tahun pada tahun 2019.

Faktor-faktor penyebab obesitas diantaranya adalah genetik, pola makan, aktifitas fisik, dan juga konsumsi obat-obatan serta hormonal. Akan tetapi, adanya pandemi covid-19 menyebabkan kegiatan di luar ruangan menjadi sangat terbatas. Pemerintah telah menganjurkan untuk stay at home dan physical and social distancing, sehingga modus belajar tatap muka berubah menjadi online. Peraturan tersebut justru mengurangi peluang untuk melakukan aktivitas fisik pada anak. Hal ini dapat terlihat bahwa siswa sering duduk untuk mengikuti kelas online, mengerjakan tugas, bermain komputer, bermain gadget, dan jarang bermain di luar rumah seperti bersepeda, berjalan kaki, dan lain-lain.  Aktivitas seperti inilah yang disebut dengan aktivitas sedentari.

Aktivitas fisik yang kurang dan meningkatnya waktu untuk melakukan sedentari juga dihubungkan dengan pola makan dan peningkatan IMT. Terutama durasi screen time yang tidak sesuai anjuran telah dihubungkan dengan meningkatnya konsumsi makanan padat energi, minuman manis, dan kurangnya konsumsi buah dan sayur. Hasil penelitian Kemenkes RI (2018) menyatakan bahwa penduduk yang berusia di atas 10 tahun di Indonesia memiliki perilaku konsumsi makanan berlemak, berkolesterol, dan makanan gorengan sebesar  40.7%, konsumsi makanan asin sebesar 26.2%, dan konsumsi makanan manis sebesar 53.1%, namun perilaku kurang konsumsi sayur dan buah mencapai 93.6%.

Anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas, memiliki resiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, hiperkolesterolemia, hingga diabetes mellitus pada saat dewasa. Sebelum hal tersebut terjadi, lakukan tips MANTUL berikut untuk mencegah obesitas pada anak :

1. Makan makanan dengan gizi seimbang dengan pedoman Piring Model T​

Kementerian Kesehatan telah menggiatkan GENTAS (Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas) dengan peraturan pola makan sebagai berikut :

  1. Menggunakan piring makan model T yaitu jumlah sayur 2 kali lipat dari bahan makanan sumber karbohidrat (nasi, mie, roti, pasta, dll)
  2. Jumlah makanan sumber protein setara dengan jumlah makanan sumber karbohidrat. Makanan yang kaya akan protein dapat diperoleh dari sumber hewani seperti daging sapi, ayam, telur, atau ikan. Sedangkan ada sumber nabati dapat diperoleh dari tahu, tempe, dan kacang-kacangan.
  3. Buah minimal harus sama dengan jumlah kebohidrat atau protein. Pilihlah makanan yang disenangi namun tetap memperhatikan jumlah, jenis, dan jadwal.

2. Anjuran untuk mengurangi asupan makanan berlemak dan snack.

Jumlah yang dianjurkan untuk asupan minyak perhari adalah 3-4 porsi atau setara dengan 3-4 sendok teh. Konsumsi snack dapat membuat anak menerima asupan energi lebih tinggi dari kebutuhan yang seharusnya karena snack kurang mengenyangkan. Dalam sekali jajan, sebagia besar anak mengonsumsi snack yang tinggi energi, rendah kandungan gizi, dan tinggi gula serta garam. Batas konsumsi gula adalah 4 sdm dan garam 1 sdm per hari.

3. Tetap lakukan aktifitas fisik 150 menit/minggu

FOTO ARTIKEL WEBSITE (80)

Pada dasarnya, status gizi adalah suatu keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat gizi. Penggunaan zat gizi tersebut dapat  dipengaruhi akibat aktifitas fisik yang telah dilakukan dan kondisi fisiologis. Sementara pada anak yang sering melakukan gaya hidup sedentari, aktifitas fisik menjadi sangat rendah sehingga penggunaan zat gizi juga semakin sedikit. Bergerak aktif setiap hari dapat mengurangi resiko obesitas. Pembagian 150 menit/minggu dapat dimulai dengan jalan atau jalan cepat selama 10 menit/hari dan dinaikkan secara bertahap. Setelah mencapai durasi 30 menit dapat diganti dengan aktivitas lain seperti bersepeda, renang, atau senam aerobik.

4. Usahakan screen time anak maksimal 2 jam/hari

Gadget merupakan salah satu wujud perkembangan teknologi yang sedang digemari. Durasi waktu harian yang dihabiskan untuk menatap layar disebut juga screen-time. Total screen time yang tinggi sering dikaitkan dengan tingkat aktifitas fisik yang rendah. Sehingga, pola makan menjadi kurang susai dan dalam jangka panjang, dapat mempengaruhi status gizi pada anak. Keterbatasan untuk tatap muka ketika pandemi covid-19 menyebabkan peningkatan durasi screen-time mencapai 9 jam/hari. Sementara rekomendasi screen time oleh WHO untuk anak usia 11-13 tahun adalah 2 jam/hari. Tetap latih dan pantau penggunaan gadget anak. Gunakan seperlunya sehingga waktu screen time anak tidak melebihi dari angka norma

5. Lakukan istirahat cukup minimal 10 jam/hari

Kurangnya waku tidur berpengaruh pada tingkat obesitas dan kegemukan. Ketika terjaga di malam hari, maka akan terjadi penigkatan rasa lapar dan hasrat atau nafsu makan bertambah. Sehingga, kegiatan begadang dapat memicu kegemukan dengan berat badan yang berlebih dari ukuran ideal. Anak usia 6-12 tahun membutuhkan waktu tidur 10 jam. Selain beresiko obesitas, anak yang kurang tidur dapat menyebabkan mereka menjadi hiperaktif, tidak konsentrasi belajar, dan memiliki masalah pada perilaku di sekolah.

Editor : Aldera, S.Tr.Gz

Refrensi

  1. Kementerian Kesehatan RI. 2017. Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (GENTAS). Jakarta: Kemenkes RI Kementerian Kesehatan RI. 2018. Kebutuhan Tidur Sesuai Usia. Online: http://p2ptm.kemkes.go.id/infograpic-p2ptm/obesitas/kebutuhan-tidursesuai-usia (diakses pada tanggal 18 Januari 2022)
  2. American Academy of Pediatrics & WHO. 2019. American Academy of Pediatrics Announces New Recommendations for Children's Media Use. AAP.org, www.aap.org/en-us/about-the-aap/aap-pressroom/pages/american-academy-of-pediatrics-announces-newrecommendations-for-childrens-media-use.aspx.
  3. Andriani, F., & Indrawati, V. (2021). Gaya Hidup Sedentari, Screen Time, dan Pola Makan Terhadap Status Gizi Remaja SMAN 1 Bojonegoro. GIZI UNESA, 1(1), 14-22.
  4. de Pinho, M. G. M., Adami, F., Benedet, J., & de Vasconcelos, F. de A. G. (2017). Association between screen time and dietary patterns and overweight/obesity among adolescents. Revista de Nutricao, 30(3).
  5. Zhu, W. & Owen, N., 2017. Sedentary Behavior and Health: concepts, assessments, and interventions. United States of America: Human Kinetics
No Comments

Post A Comment

16617 16621