Pemenuhan Gizi Saat Hamil Sama Dengan Mencetak Generasi Emas Bangsa, Kok Bisa?

Pemenuhan Gizi Saat Hamil Sama Dengan Mencetak Generasi Emas Bangsa, Kok Bisa?

Bagikan

Memperhatikan gizi saat hamil itu penting banget loh moms untuk bayi dan juga ibunya sendiri. Sampai saat ini masih banyak informasi yang tidak benar seputar kehamilan, yang seharusnya baik untuk dilakukan malah terkadang dianggap hal yang buruk apalagi yang berkaitan dengan makanan dan gizi. Padahal kecukupan gizi ibu dimasa kehamilan akan berpengaruh terhadap tumbuh-kembang anak. Yuk moms, coba kita simak lebih lanjut bagaimana pemenuhan gizi saat hamil.

Membicarakan perihal makanan dan gizi ibu hamil tentu akan berkaitan pula dengan nafsu makan. Tidak sedikit dari ibu yang mengalami mual muntah diawal kehamilan, bahkan ada yang sampai 20 minggu usia kehamilan. Tentunya hal tersebut membuat ibu tidak nafsu makan atau menurunnya minat ibu untuk makan. Akibatnya tubuh akan lemas, wajah pucat dan berkurangnya frekuensi buang air kecil. Hiperemesis gravidarum yang merupakan mual muntah berlebihan dengan asupan makan sedikit yang bisa membahayakan ibu dan janin. Jika tidak segera diatasi maka asupan makan ibu akan terus berkurang dan bisa menjadi penyebab tidak terpenuhinya gizi anak. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari makanan berlemak dan berbumbu tajam, makan dengan porsi kecil namun sering, dan makan makanan kering seperti biskuit. Selain itu bisa dengan membiasakan untuk tidak langsung duduk atau berdiri saat bangun tidur, lebih baik lakukan perlahan-lahan, serta hindari stres dan ketegangan.(1)

Prinsip gizi seimbang masih menjadi hal terpenting, ditambah dengan pengetahuan dan penerapan terkait pemilihan makanan yang tepat untuk ibu hamil. Lalu bagaimana gizi seimbang yang tepat untuk ibu hamil?

Berikut merupakan panduan pemenuhan zat gizi untuk ibu hamil :

1. Energi

Diperoleh dari semua makanan yang dikonsumsi, baik yang mengandung karbohidrat, protein, maupun lemak. Berfungsi untuk mempertahankan fungsi tubuh seperti metabolisme dan aktivitas fisik. Kebutuhan ibu hamil berbeda dengan sebelum hamil, pada trimester 1 penambahan sebesar 180 kkal dan 300 kkal pada trimester 2 dan 3.(2) Jika selama kehamilan membatasi kalori maka ibu akan mengalami kekurangan kenaikan berat badan hamil yang akan berdampak pada kelahiran bayi dengan berat badan kurang atau berat badan lahir rendah (BBLR) yang akan berdampak juga pada kelainan dan penyakit tertentu dimasa depan.(3) Selain itu jika penambahan berat badan selama hamil terlalu berlebih juga akan menimbulkan diabetes mellitus gestasional (diabetes saat hamil) dan preeklamsia.(4) Anjuran penambahan berat badan hamil berdasarkan IMT pra hamil menurut IOM dalam Ariyani, 2012 adalah: IMT <18,5 kg/m2 dengan penambahan berat badan 12,6-18 kg, IMT 18,5-24,9 kg/m2 dengan penambahan berat 11,25-15,75 kg, IMT 25-29,9 kg/m2 dengan penambahan berat badan 6,75-11,25 kg dan IMT 30 kg/m2 dengan penambahan berat 4,95- 9kg.(5) Maka dari itu moms perlu banget nih untuk rajin cek berat badan ya untuk memantau kenaikan berat badan saat hamil.

2. Karbohidrat

Sumber karbohidrat bisa berasal dari konsumsi gula, pati, serat.(1) Namun konsumsi gula berlebih dapat dikaitkan dengan usia lahir prematur yang berdampak pada BBLR.(3) Karbohidrat ini nantinya akan berperan untuk sel- sel darah merah, janin, dan plasenta. Pemenuhannya dianjurkan sebesar 50-60% dari total energi, dan dapat dikonsumsi dari nasi, sereal, roti, pasta, jagung, singkong, sagu, dan ubi jalar.(1)

3. Protein

Protein diperlukan untuk proses pertumbuhan janin dan proses embriogenesis agar bayi yang dilahirkan normal.(3) Protein yang lebih diutamakan untuk dikonsumsi adalah protein hewani, karena protein hewani berhubungan erat dengan kandungan zat besi yang mudah diserap oleh tubuh dan berperan dalam pencegahan anemia pada ibu saat hamil dan bayi ketika lahir. Protein hewani bisa diperoleh dari ikan, daging sapi, ayam, telur, susu, yogurt dan selebihnya bisa dari protein nabati seperti tahu, tempe, kacang-kacangan dan sebagainya.(1)

4. Lemak

Asam lemak omega 3, omega 6, DHA dan ALA sebaiknya dapat diutamakan atau dalam kata lain perbandingan porsinya lebih banyak dibandingkan dari lemak jenuhnya (lemak hewani).(1) Lemak tersebut memiliki fungsi untuk perkembangan dan fungsi saraf janin selama kehamilan. Banyak terdapat pada ikan bandeng, sarden, salmon, dan tuna. Selain ikan juga banyak terdapat pada minyak jagung, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, kacang dan biji-bijian.(6)

5. Vitamin dan Mineral

Vitamin membantu berbagai proses dalam tubuh seperti pembelahan dan pembentukan sel baru.

  1. vitamin A untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan sel serta jaringan janin. Contoh sumber makanan antara lain hati ayam, telur, mentega, keju, bayam, wortel, kentang dan lain-lain.(7)
  2. vitamin B seperti tiamin, riboflavin, dan niasin untuk membantu metabolisme energi, vitamin B6 untuk membantu protein membentuk sel-sel baru. Contoh sumber makanan antara lain bayam, kacang, pisang, kentang dan hati sapi.(8)
  3. vitamin C untuk membantu penyerapan zat besi yang berasal dari bahan makanan nabati. Contoh sumber makanan antara lain pepaya, brokoli, kembang kol, jeruk, stroberi, dan  jambu biji.(7)
  4. vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium. Contoh sumber makanan antara lain telur, hati sapi, ikan tuna, keju dan butter.(7)
  5. Mineral berperan dalam berbagai tahap proses metabolisme dalam tubuh, termasuk dalam pertumbuhan janin yaitu zat yodium terdapat pada udang, kerang, tuna, dan zat seng seperti pada oatmeal, hati sapi, kacang hijau, roti gandum, telur dan sebagainya.(7) Serta peran mineral dalam pertumbuhan tulang dan gigi yaitu kalsium yang banyak terdapat pada ikan, udang, daging sapi, susu dan produk olahannya, tempe, tahu, kacang merah dan sebagainya.(9) Tidak hanya ibu saja yang perlu mengetahui gizi atau pola makan saat hamil, tetapi juga ayah bahkan orang tua atau mertua juga perlu mengerti. Sehingga ibu merasa mendapat motivasi atau dukungan dari orang sekitar. Pemenuhan gizi yang tepat pada saat hamil akan mendukung kelahiran bayi yang sehat, normal dengan pertumbuhan dan perkembangan yang baik, yang nantinya akan menjadi penerus keturunan di masa mendatang.

Editor : Erni, S.Tr.Gz

Refrensi

  1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Bahan Ajar Gizi. Jakarta; 2017.
  2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. No. 28 Tahun 2019
  3. Syari, M , Joserizal, S, dan Ulvi, M. Peran asupan Zat Gizi Mikronutrien Ibu Hamil Terhadap Berat Badan Lahir Bayi di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015;4(3):729-736.
  4. Siti, dkk. Nutrisi Janin dan Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010
  5. Ariyani, Diny Eva, Endang Laksmining Achadi, and Anies Irawati. Validitas Lingkar Lengan Atas Mendeteksi Risiko Kekurangan Energi Kronis pada Wanita Indonesia. Kesmas: National Public Health Journal.2o12;7(2);83-90.
  6. Persatuan Ahli Gizi Indonesia dan Asosiasi Dietisien Indonesia. Penuntun Diet dan Terapi Gizi. 4th ed. Suharyati, dkk. Jakarta: EGC, 2019. 264-265 p.
  7. Fajar S. Handbook CAGI AZURA:”Buku Catatan Ahli Gizi Indonesia”. 3rd.2019. 165-199 p.
  8. Yuniati H dan Almasyhuri. Kandungan Vitamin B6, B9, B12 Dan E Beberapa Jenis Daging, Telur, Ikan Dan Udang Laut Di Bogor Dan Sekitarnya. Panel Gizi Makan. 2012:35(1);78-89.
  9. Shita ADP, dan Sulistiyani. Pengaruh Kalsium Terhadap Tumbuh Kembang Gigi Geligi Anak. Stomatognatic (J.K.G Unej).2010;7(3):40-44.
No Comments

Post A Comment