04 Okt Alasan Ilmiah Mengapa Buah Dapat Meningkatkan Imunitas Tubuh, Cek Disini Faktanya
Kondisi PPKM saat ini membuat masyarakat sigap menerapkan protokol kesehatan. Namun, masih sedikit masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga daya tahan tubuh. Cara menjaga kesehatan tubuh dapat dilakukan dengan olahraga rutin dan mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan. Nah, Teman Giziku, dalam artikel kali ini akan dibahas alasan mengapa buah menjadi salah satu jenis pangan yang mampu menjaga sistem kekebalan tubuh kamu. Simak dibawah ini, yuk!
Pangan Fungsional : Buah?
Rekomendasi cara menjaga kekebalan tubuh adalah dengan konsumsi pangan fungsional. Pangan fungsional merupakan pangan yang memberikan manfaat bagi kesehatan dikarenakan kandungan komponen aktifnya yang berpotensi untuk pencegahan atau pengobatan suatu penyakit dan meningkatkan derajat kesehatan tubuh kita [1], lho! Jenis pangan fungsional pun beragam, salah satunya adalah buah-buahan. Buah secara alami kaya akan zat gizi yang optimal dalam meningkatkan daya tahan tubuh, seperti vitamin A dan C.
Baca juga : Peranan Berbagai Vitamin terhadap Sistem Imun
Fungsi Vitamin A dan Kekebalan Tubuh
Selama ini Teman Giziku mengenal fungsi vitamin A yang baik pada sistem penglihatan kita, kan? Ternyata, vitamin A juga punya fungsi penting lainnya!
Vitamin A berperan secara esensial dalam perkembangan sistem limfoid, aspek dan fungsi imunitas, termasuk komponen sistem kekebalan tubuh non spesifik seperti fagositosis dan spesifik seperti respon antibodi.
Hubungan vitamin A dalam fungsi sistem imunitas tubuh terlihat dari korelasi antara vitamin A dengan penyakit infeksi. Sebuah studi menunjukkan, bahwa kekurangan vitamin A pada manusia menyebabkan produksi dan maturasi limfosit menurun. Selain itu, anak penderita xerophtalmia memiliki rasio sel T dengan antigen CD4+ dan CD8+ cukup rendah dalam limfosit darah perifer. Setelah diberikan suplementasi vitamin A, tingkat konsentrasi CD4+ dan CD8+ meningkat. Peranan CD4+ dan CD8+ ini sebagai antibodi yang memerangi benda asing yang masuk dalam tubuh kita, Teman Giziku!
Beta karoten bekerja secara langsung dalam melindungi sel dari oksidasi dan meningkatkan proliferasi limfosit, perbaikan fungsi sel T, produksi sitokin dan sel termediasi seperti sel Natural Killer (NK). Bentuk lain dari vitamin A, yaitu pro-vitamin A, Karotenoid, berperan sebagai antioksidan [3] yang mampu menangkal radikal bebas yang mampu merusak sel dalam tubuh kita, lho!
Nah, beberapa fungsi yang telah dipaparkan di atas mengenai vitamin A, sudah terbukti bahwa peranan vitamin A begitu signifikan dalam peningkatan imunitas tubuh kita. Korelasi vitamin A dan penyakit infeksi memang belum jelas mekanismenya, tetapi konsumsi secara optimal dari buah-buahan mampu membantu sistem pertahanan tubuh kita. Salah satu sumber alami vitamin A adalah buah blewah. Buah dengan genus Cucumis ini banyak dikenal di masyarakat akan rasanya yang segar.
Dibalik itu, ada kandungan vitamin A yang sangat tinggi, yaitu 3.382 IU/100 gram hingga dapat mencukupi kebutuhan harian vitamin A seseorang sebanyak 68%. Selain itu, kandungan vitamin C dalam buah blewah juga cukup tinggi, yaitu 36,7 mg/100 gram buah. Buah blewah memiliki kandungan gula yang lebih rendah sekitar 10-16% [6] sehingga baik untuk penderita diabetes untuk meningkatkan imunitas. Tidak diragukan lagi kan bagaimana khasiatnya untuk daya tahan tubuh?
Si Cerdas, Vitamin C, Bantu Usir Radikal Bebas
Siapa yang tidak mengenal jambu biji merah? Buah ini mengandung vitamin C dalam jumlah paling tinggi dibanding buah lain, yaitu sebesar 87 mg/100 gram. Jika ingin mendapatkan kandungan vitamin C dalam buah jambu biji yang tinggi ini, Teman Giziku dapat memakannya saat kondisi menjelang matang. Hal ini disebutkan dalam penelitian oleh staf peneliti Badan Peneliti Pasar Minggu tahun 1991 mengenai analisis mutu kimia diperoleh data bahwa kandungan vitamin C dalam jambu biji menjelang matang adalah 150,50 mg dibandingkan dengan buah jambu biji lewat matang sebanyak 132,24 mg [5].
Sudah tidak asing bagi kita ketika mendengar vitamin C sebagai sumber antioksidan yang memerangi radikal bebas untuk mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan terjadinya beberapa penyakit seperti diabetes melitus, kanker, aterosklerosis, maupun jantung koroner [2]. Defisiensi vitamin C melemahkan pertahanan tubuh terhadap serangan infeksi. Konsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C mampu menurunkan kejadian penyakit infeksi maupun penyakit degeneratif lho, Teman Giziku! Asupan harian vitamin C yang direkomendasikan untuk wanita adalah 75 miligram dan pria adalah 90 miligram [8]. Jika ditargetkan untuk meningkatkan daya tahan tubuh, vitamin C dapat ditingkatkan sekitar 200-500 miligram/hari yang diperoleh dari buah dan sayur [9].
Vitamin C air memiliki mekanisme meningkatkan level interferon dan aktivitas sel imun dalam tubuh, kemampuan aktivitas limfosit dan makrofag, dan memperbaiki migrasi dan mobilitas leukosit dari serangan infeksi virus, seperti COVID-19 [4]. Selain itu, vitamin C berperan penting dalam memelihara integritas dan melindungi sel dari ROS (reactive oxygen species) saat tubuh kita mengalami inflamasi. Berikut merupakan mekanisme vitamin C dalam fungsi fagositosis:
Berdasarkan gambar diatas, vitamin C meningkatkan migrasi neutrofil, kemudian mengaktifkan fagositosis pada mikroba. Vitamin C menstimulasi kematian ROS dan mikroba serta memicu apoptosis sehingga menekan kerusakan sel akibat ROS [7]. Sehingga, stres oksidatif ditekan dan mengakibatkan sistem imunitas kita semakin meningkat.
Editor : Erni, S.Tr.Gz
Refrensi
- Hardinsyah, dkk. Ilmu Gizi Teori dan Aplikasi. 2014. Jakarta: EGC.
- Berawi, K. N., & Agverianti, T. (2017). Efek Aktivitas Fisik pada Proses Pembentukan Radikal Bebas sebagai Faktor Risiko Aterosklerosis. Jurnal Majority, 6(2), 86–91. http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/1019
- Azrimaidaliza. Vitamin A, Imunitas dan Kaitannya dengan Penyakit Infeksi. Jurnal Kesehatan Masyarakat 2007;1(2): 90-96.
- Angraini, DI. 2014. Immunonutritions (Vitamin A, C, dan E) Associated with Lymphocyte Numbers. JUKE 2014;4(7): 39-44.
- Padang, SA dan Maliku, RM. Penetapan Kadar Vitamin C pada Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.) dengan Metode Titrasi Na-2,6 Dicholorphenol Indophenol (DCIP). Media Farmasi 2017;13(2): 1-6.
- Zawani K, Suheri H, Kusmarwiyah R, dan Parwata I. G. M. A. Perbaikan Mutu Kompos Bio-Slurry dengan Pupuk Hijau dan Suplemen Silikat dan Pengaruhnya terhadap Hasil Buah Tanaman Blewah (Cucumis melo var cantaloupensis). Jurnal Ilmiah Ilmu Pertanian 2016;26(1): 144-209.
- Carr, AC dan Maggini S. Vitamin C and Immune Function. Nutrients 2017;9(1211): 1-25.
- Yimcharoen, M., Kittikunnathum, S., Suknikorn, C., Nak-On, W., Yeethong, P., Anthony, T. G., & Bunpo, P. (2019). Effects of ascorbic acid supplementation on oxidative stress markers in healthy women following a single bout of exercise. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 16(1), 1–9. https://doi.org/10.1186/s12970-019-0269-8
- Sumarmi, S. 2020. Kerja Harmoni Zat Gizi dalam Meningkatkan Imunitas Tubuh terhadap COVID-19: Mini Review. Amerta Nutr 2020: 250-256.
No Comments